Ramadhan
tahun ini (1434 H) ada yang berbeda, Allah memberiku sebuah kado istimewa dan
teramat berharga, yaitu seorang pendamping hidup. Yang harus kulingkari
jemarinya dengan segudang kewajiban sebagai seorang istri, yang harus kuhiasi
jemarinya dengan kemaafan, yang harus kutaburi pipinya dengan bedak kemesraan
dan harus kusanggupi diri ini menjadikannya salahsatu amanah terbesar dalam
hidupku.
Sudah
lama saya tak menulis atau posting lewat blog ini, bukan karena sibuk tapi
memang tak menyempatkan diri untuk menulis. Padahal menulis adalah pekerjaannya
orang-orang besar, setidaknya itu yang saya tahu dari catatan kawan-kawan
bloger.
Ramadhan
kali ini, saya tak lagi sahur dan berbuka seorang diri. Karena disela aktivitas
shaumku ada seorang istri yang menemani. Ya, Allah menentukan takdir lain dalam
hidupku. Sebenarnya diri ini telah ber’azam untuk menikah pada usia 25, namun
Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk diri ini yang bergelimang kelemahan
dan kealfaan, Dia pending hajat itu dan menakdirkannya di usiaku yang ke-26.
Inilah yang dinamakan takdir, Allah tidak memperlambat apa yang kita inginkan,
hanya saja Dia menanti waktu yang tepat untuk kita setelah kita benar-benar
memantaskan diri untuk sesuatu yang akan kita raih.
Mahasuci
Allah yang telah menganugerahkanku seorang pendamping hidup, yang bersamanya
akan ku arungi samudera kehidupan ini berdua, baik suka maupun duka, dalam
pedih maupun tersenyum, baik tawa ataupun tetesan air mata, berdua.
Adapun
perihal salahsatu keutamaan shaum pada bulan Ramadhan ini, Rasulullah Saw.
Pernah bersabda, bahwa Allah Swt. memperuntukan 2 kebahagiaan bagi orang-orang
yang berpuasa; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu
dengan Allah Swt. Maka, wahai para pemuda yang masih melajang, Rasulullah pun
memerintahkanmu untuk berpuasa jika kamu belum mampu untuk menikah, karena
puasa adalah perisai dari perbudakan hawa nafsu, yakni nafsu syahwat yang
dahsyat.
Bercermin dari sabda Nabi Saw.
Diatas, salahsatu kebahagiaan orang berpuasa ialah saat kita berbuka. Maka bagi
para pemuda yang masih melajang, semoga kalian bias memetik pelajaran bahwa
masa lajangmu adalah masa-masanya berpuasa, artinya apapun yang yang menyenangkan
tentang godaan-godaan dari lawan jenismu semasa kamu belum menikah itu adalah
diharamkan sehingga kamu halal dengannya, sama seperti makanan dan minuman yang
lezat itu diharamkan sehingga kamu berbuka dari puasa. Jangan sampai kamu tak
berbahagia ketika kamu berbuka puasa atau artinya jangan sampai kamu kecewa
saat semuanya telah halal untukmu dari lawan jenismu.
Sungguh, dalam setiap sabda Nabi
mengandung berjuta hikmah. Maka, semoga Ramadhan ini kita dilimpahi keberkahan
yang berlipat ganda. Semoga shaum kita bukanlah shaum yang hanya menahan lapar
dan dahaga saja, tetapi shaum yang benar-benar shaum. Kita mempuasakan seluruh
anggota tubuh kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat, mempuasakan kita dari
sifat iri, dengki, dan dendam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar