Ada yang melaluinya dalam keteduhan jiwa
bersama kekasih hati, memadu kemesraan dan berdua menyemaikan benih~benih indah
masa depan tanpa penghalang, karena tak ada penghalang bagi mereka berdua yang
saling menguatkan, meneguhkan dan meyakinkan.
Ada yang
menjalaninya dalam hirup pikuk pencarian rizki di belantara ramainya dunia yang
semakin mencencangkan asa untuk menjemput sebongkah karuni dari Nya. Ada yang berlelah-lelah menuntaskan sebuah agenda, bukan untuk dirinya tapi untuk orang-orang yang disayanginya bahkan ia mengikhlaskan dirinya untuk tak bersama dalam kehangatan keluarga demi menunaikan kewajiban atas nama pengabdian bahkan untuk orang-orang yang tak ia kenal.
Ada yang menghabiskannya dalam keresahan
yang panjang, menunggu kepastian, menatap pada arah yang samar lagi suram.
Baginya malam ini tak ubah penderitaan yang membingungkan karena kegalauan
melanda malamnya dan ia sungguh tak menginginkannya.
Ada yang terlelap dibawah selimut tebal, diatas kasur empuk dalam dekapan dipan yang nyaman serta dalam pelukan kasur yang mengantarkan pada mimpi panjang dan enggan terbangun.
Ada yang terlelap dibawah selimut tebal, diatas kasur empuk dalam dekapan dipan yang nyaman serta dalam pelukan kasur yang mengantarkan pada mimpi panjang dan enggan terbangun.
Apapun malam ahad yang kau lalui. Seperti apapun
malam ahad yang kau jalani. Kau bias menjadikannya bermakna untuk hidupmu. Kau bias
menjadikannya berarti bagi orang lain. Atau kau bias saja melewatinya dalam
kesendirian, senyap, gelisah, kegalauan atau bahkan menerita dan menderitakan
orang lain.
Kita punya pilihan. dan apapun pilihan
yang kita genapi mengandung resiko yang harus secara “sukarela” kita tanggung.
Wallahu A’lam …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar