Hingar
bingar perpolitikan di Indonesia setidaknya hingga hari ini tengah hangat dan
meledak, hal ini tak lain dan tak bukan adalah dengan ditangkapnya Presiden
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yaitu Ustadz Lutfi Hasan Ishaq (LHI) oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap daging sapi impor.
Adapun
media seperti biasa, pasti mereka sangat antusias memperbincangkan kejadian ini
sebagai bahan berita yang cenderung provokatif dan menjadikan berita ini
semakin liar dan tidak tercover, ya namanya media, kalau tidak seperti itu
bukan media. Banyak sekali ragam kejadian yang meluas dan dikonfrontir dan hampir
kehilangan substansi dari kejadian yang sesungguhnya.
Apalagi
jika media itu ditunggangi oleh lawan politik PKS tentu kabar yang diungkap
akan semakin diperjelas dan dipertegas betapa PKS sangat bersalah dan
tersudutkan, dan banyak sekali berita yang tak terekspos jika terjadi borok
yang terjadi di partainya. Hal inilah yang menjadikan saya kurang begitu sedap
dengan beberapa media yang ditunggangi oleh tokoh partai politik yang
menghadirkan berita tidak berimbang dan bahkan potensial menjatuhkan lawan
politiknya melalui berita-berita, diskusi-diskusi atau apapun nama program di
media yang mereka miliki sebagai bahan pendiskreditan sesorang atau lembaga
tertentu, dan menurut saya ini sangat tidak fair. Meski begitu, saya tidak
menahu tentang etika pers dan pemberitaan, tapi ketika mendengar dan menyimak
setiap redaksi yang dipaparkan yang bersifat provokatif maka pasti publik akan
terprovokasi terutama yang menyimak sekilas dan tidak konprehensif.
Maaf,
tidak bermaksud menjelekan media tapi ini sekedar kekhawatiran kepada
penggiringan opini pada yang tidak tepat. Ada keresahan dalam diri saya jika
ini terus berlanjut, maka publik akan terus dicekoki oleh berita-berita yang
tak pasti kebenarannya, oleh opini yang tidak jelas substansinya dan jika ini
terjadi maka jangan heran ketika di negeri ini banyak aksi yang anarkis akibat
pemberitaan yang provokatif dan memanaskan keadaan, bukannya memperbaiki.
Kejanggalan
Penangkapan Presiden PKS
Kembali
pada tragedy penangkapan LHI di Kantor DPP PKS mengundang beberapa tokoh untuk
berbicara, seperti Pak Jimli As-Shidiqi (mantan ketua MK) dan Pak Ahmad Yani
(Anggota DPR RI Fraksi PPP), mereka hampir senada mengatakan bahwa ada kejanggalan
dalam penangkapan tersebut. Diantaranya adalah terdapat beberapa tokoh dari
partai tertentu yang tidak langsung ditangkap padahal dia sudah ditetapkan
sebagai tersangka. Sebagai contoh Pak Andi Mallarangen (Mantan Menpora), beliau
masih bisa menyampaikan pidato pengunduran dirinya secara formal, tapi LHI
mengumumkan dirinya mundur dari kursi Presiden PKS dalam keadaan telah
mengenakan seragam Tahanan KPK.
Kejanggalan
lainnya adalah mengapa hingga saat ini Pak Abraham Samad selaku Ketua KPK belum
muncul sejak penangkapan LHI, dan anehnya lagi setalah saya menyimak
berita-berita tak ada satupun media besar dan nasional yang mempertanyakan hal
ini. Tentu ini menjadi pertanyaan besar bagi saya dan bagi yang lainnya yang
peka pada kasus ini untuk mempertanyakan keberaan ketua KPK dan apa sikap atau
pandangannya atau pernyatannya terkait penangkapan LHI ini. Jadi, dimanakah Pak
Abraham Samad berada saat ini ?
Pengangkatan
Ustadz Anis Matta sebagai Presiden PKS
Saya
tidak kaget atas diangkatnya Ustadz Anis Matta sebagai Presiden PKS
menggantikan Ustadz Luthfi Hasan Ishaq yang sebelumnya menjabat sebagai
Sekretaris Jenderal. Karena ketika LHI mengumumkan dirinya mengundurkan diri
dan rencanya Dewan Syura esok harinya akan mengumumkan Presiden Baru, saya
mengatakan kepada kawan-kawan bahwa Ustadz Anis Matta yang naik, padahal saya
belum menerima atau mendengar kabar dari siapapun dan dari manapaun terkait
pengangkatan ini. Hal ini saya ungkapkan berdasarkan track record yang memiliki oleh beliau sebagai Sekjend dan juga
sebagai Wakil ketua DPR RI yang ditinggalkannya.
Secara
pribadi saya salahsatu pengagum Ustadz Anis Matta, dari kepribadiannya,
ide-idenya yang luar biasa, tulisannya yang menyemangati dan setiap orasinya
yang senantuiasa menyulut semangat. Bahkan, ketika saya membaca beberapa taujih
yang disampaikan olehnya, saya seperti melihat beliau kepada saya, beliau
menyampaikannya langusng kepada saya.
Adapun
pidato politik perdananya sebagai Presiden PKS yang mengundang polemic dan
kontroversi diberbagai kalangan, ini sangat menyentuh sisi emosi dan menyulut
semangat untuk tetap teguh pada jalan kebenaran, untuk tetap solid dan lebih
merapatkan shaff demi kemenangan dakwah, bukan hanya kemenangan Partai tapi
kemenangan dakwah di Indonesia. Terkait isu konspirasi yang disampaikan, itu
hanyalah untuk kader internal partai, bukan untuk dikonsumsi publik. Jikapun publik
menerjemahkan dengan berbagai pendapat mereka, maka yang memperkeruh “isu
konspirasi” tersebut adalah mereka yang menerjemahkannya. So, kenapa mesti riweuh dengan pendapat orang lain dan
itu bukan untuk dirinya.
Yang
tak kalah unik dari PKS ini dan sangat berbeda dari partai lainnya adalah
terkait begitu cepatnya pemilihan seorang Ketua atau Presiden Partai. Jika saja
ini terjadi pada partai lain, maka entah apa yang terjadi untuk memperebutkan
kursi pimpinan tertinggi di partainya tersebut. PKS terbukti dan teruji
soliditasnya, siapapun qiyadah (pemimpin) partai itu maka saat itupun mereka sami’na wa atha’na, kami akan mendengar,
menyimak, meresapi dan menaati pemimpinnya, sekali lagi, siapapun pemimpin itu.
Silakan
anda bandingkan dengan partai lain dalam pemilihan Ketua Umum partainya, mereka
harus mengadakan kongres, harus koordinasi dan konsolidasi ke berbagai daerah,
dan tentu hal ini membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi, jikapun sudah ada
ketua umum yang terpilih masih menyisakan ketidak puasan dibeberapa pihak fsn
msdih menyisakan masalah. Coba bayangkan, jika partai lain memutuskan dalam
satu hari seorang ketua umum, apa yang akan terjadi ? silakan anda prediksi
sebdiri.
Karena
PKS adalah partai kader, maka PKS tak pernah khawatir dengan berbagai gwlombang
prahara yang melanda kapalnya. Ketika ada badai, mereka merapatkan shaf, memperdekat
diri kepada Allah dan memperbanyak ibadah. Maka tak heran ketika Ustadz Anis Matta
diangkat sebagai Presiden PKS yang dinstruksikannya pertamakali adalah tobat
nasional. Adapun yang beranggapan bahwa adakah implikasinya terhadap efektifitas
dan citra partai ? ini pertanyaan orang awam dan saya piker pertanyaan yang
tidak faham substansi dari taubat itu. Taubat diperuntukan bagi semua kader
untuk bermuhasabah atas amalan pribadi, taubat berfungsi untuk mempertegas
kesejatian manusia yang tak pernah lekang dari khilaf dan taubat menjadikan
kita agar selalu melakukan lebih baik lagi dan menjadi yang terbaik. Adapun jika
PKS nantinya menang sesuai target, maka itu hanyalah bonus dari Allah Swt. Karena
taubat bukan untuk kemenangan partai tapi untuk lebih merekatkan tali antara
diri dan Rabbnya.
Epilog
Saya
bukan kader PKS, tapi hingga saat ini saya adalah salahsatu diantara ribuan
atau bahkan jutaan orang di bumi Indonesia ini yang masih menaruh harapan
kepada PKS. Saya pernah bersama-sama dengan para kader PKS, dan dari seluruh
kader PKS yang saya kenal merak adalah orang-orang shaleh, orang-orang yang
amanah dan orang-orang yang selalu menjaga dirinya dari perbuatan tercela.
Saya
sering menyimak perkembangan berbagai partai di negeri ini, dan hanya PKS yang
dapat meyakinkan saya untuk kemaslahatan negeri ini. Saya banyak dan sering
membaca tentang ide serta gagasan para tokoh PKS, dan selalu menarik hati saya.
Sayapun pernah mengikuti halaqah bersama kader-kader PKS, dan ternyata ampuh
untuk pembngunan kepribadian diri saya, baik spiritual, wawasan, aksi dan misi
keagungan Islam.
Apapun
yang terjadi pada diri PKS, maka saya hanya berhusnudzon ria. Semuanya kita
kembalikan kepada Allah saja, karena Dia yang menghendaki PKS ini hadir, tumbuh
dan berkembang di Indonesia, maka Dia pula lah yang menentukan takdir PKS di
masa yang akan datang. Dan semoga kita ditakdirkan oleh-Nya untuk menjemput
kejayaan kelak untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera, dan selalu
tanamkan tekad membaja bahwa harapan itu masih ada. Wallahu A’lam …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar