Khutbah nikah pernikahan putri Ust. Tate Qomaruddin, oleh Ust. M Anis Matta :
Semoga dapat diambil
manfaatnya untuk yang sudah menikah, maupun yang belum …
Kita seringkali
menganggap pernikahan itu adalah peristiwa hati. Padahal sesungguhnya
pernikahan adalah peristiwa peradaban.
Ini bukan cuma tentang 2 manusia yg saling mencinta lalu mengucap akad. Tetapi bahkan ini merupakan peristiwa peradaban yg mengubah demografi manusia.
Pernikahan adalah
sayap kehidupan. Rumah adalah benteng jiwa. Jika di rumah kita mendapat energi
memadai, di luar rumah kita akan produktif
'Sakinah' bukan cuma
'tenang'. Ia berasal dari kata 'sakan' yang artinya 'diam/tetap/stabil'. Maka
ia menjadikan tenang karena stabil, bukan tenang yang melalaikan
Sakinah adalah
perasaan tenang yang lahir dari kemantapan hati. Manusia menjadi tenang saat
kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara komprehensif
Al-Qur’an menjelaskan:
'Kami jadikan air sebagai sumber kehidupannya'. Air (mani) merupakan: sumber
(simbol) stabilitas (psikis saat diatur volumenya dalam tubuh) dan
produktifitas (kualitas semangat & kuantitas keturunan)
Hakikat pernikahan
tidak bisa dipelajari dari manapun. Learning by doing. Islam mengarahkan
menikah muda agar rasa penasaran itu cepat terjawab.
Agar setelah 'rasa
penasaran' itu terjawab, perhatian seseorang bisa lebih banyak tercurah dari
urusan biologis ke intelektualitas-spiritualitas.
Tidak perlu takut
terhadap beban hidup, yang perlu dilakukan hanya mengelolanya. Sebab pelaut
ulung pun lahir setelah melewati gelombang-gelombang samudera
Yang bisa membuat kita
melewati gelombang itu adalah persepsi awal yang benar tentang cinta. Yaitu
cinta sebagai dorongan untuk terus memberi pada yang kita cintai.
Hubungan yang terbina
dari sini bukan hanya hubungan emosional, tapi juga spiritual-rasional. Karna
keluarga ini adalah basis sosial terkecil untuk membangun peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar