Ya, tahun 2013 telah berakhir dengan segala kejadian
yang terekam dalam memori kita. Beragam peristiwa, tragedi, prestasi dan warna
kehidupan menghiasi. Namun, ssesungguhnya pergantian tahun hakikatnya adalah
semakin mendekatkan diri kita pada akhir kehidupan.
Apapun namanya, ialah detik. Ialah menit. Ialah jam.
Ialah hari. Ialah minggu. Ialah bulan. Dan ialah tahun. Semuanya ‘hanya’lah
nama untuk mengganti kata waktu. Ya, waktu. Nama-nama itu diakumulasikan
sehingga menciptakan nama-nama yang berbeda dan beragam. Namun hakikatnya bukan
pada penamaan terhadap waktu, tapi sejauh mana kita telah memaknai waktu yang
telah kita habiskan, waktu yang telah berakhir, yang pastinya tak akan bisa
kita raih kembali meski dengan menggadaikan atau bahkan menjual seluruhnya apa
yang kita miliki.
“Demi masa,
sesungguhnya manusia ada dalam kerugian …” bukankah begitu yang difirmankan
Allah dalam Kitab Cinta-Nya. Semua manusia tak terkecuali berada dalam dalam
kerugian. Namun, Allah melanjutkan “Kecuali
yang beriman dan beramal shaleh, yang saling menasehati dalam kebenaran dan
kesabaran” pada ayat inilah yang menjadi pembeda, mana manusia yang dilanda
nestapa dan mana manusia yang dipastiakn beruntung. Ia terletak pada keimanan,
ia berada pada karya, terdapat pada aksi dan kontribusi. Semakin banyak kerja,
semakin banyak amal, semakin banyak karya makan semakin terjauh kita dari
predikat manusia rugi.
Mari bersama kita takar, renungkan kembali apa yang
telah kita habiskan dalam kurun setahun yang lalu, di tahun 2013. Jika memang
masih banyak kelalaian, maka bersama kita perbaharui azam untuk mengubahnya
menjadi kebaikan. Jika masih banyak harapan tak terwujud, mari pertajam usaha
agar segala cita dapat tersampaikan pada tujuan.
Sungguh sangat menggugah apa yang disampaikan oleh Pak
Mario Teguh …
Sekelam apapun masa lalumu, masa depanmu masih
suci
Hiduplah dengan sebaik-baik hari ini
Damailah didalam keikhlasan
Untuk hidup sepenuhnya dalam kebaikan
Selalu ingatlah …
Sekelam apapun masa lalumu, masa depanmu masih
suci
Subhanallah, Maha Suci Allah yang jika har ini kita
masih bisa menghirup udaranya di hari yang baru, di tahun yang baru dan semoga
makin menguatkan kita bahwa apapun yang terjadi masa lalu biarlah ia menjadi
cermin, sebagai pengingat bukan sebagai beban pemberat. Dan tataplah dengan
senyum semangat hari yang akan kita jelang di hadapan, dan hari-hari yang akan
kita jalani adalah terlalu menjanjikan dan sungguh menyimpan berbagai
kemungkinan untuk dapat mewujudkan segala cita yang belum teraih, segala asa yang
belum tertempuh dan segala mimpi yang belum terealitaskan.
Maka ingatlah, sesungguhnya “tak ada” Tahun Baru. Yang
ada hanyalah waktu yang terus berjalan yang menyajikan dua pilihan kepada kita,
apakah kita akan menjadi orang yang beruntung dengan bersahabat dengan sang
waktu ataukah akan menempuh waktu dengan menjadi manusia rugi yang masih
menjalani hari dengan harapan kosong dan tak punya mimpi besar.
Mari paku dan tanamkan dalam dada kita, bahwa kita
akan menjadi manusia-manusia baru di hari baru. Dengan semangat baru, untuk
menjangkau ruang dan waktu yang baru. Mari kita ubah masa lalu kita yang
mungkin masih banyak tinta merah, dan menjadikan diri kita sebagai takdir yang
akan mengubah sejarah masa depan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik,
rizki yang lebih baik dan mepersembahkan karya-karya terbaik.
Pilihan ada di tangan kita. Si pandir akan selalu
menunggu kesempatan. Si pandai akan senantiasa memanfaatkan kesempatan. Dan si
bijak akan menciptakan kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar