Islamedia -Ketua Fraksi PKS, Hidayat Nurwahid, yang
namanya kerap muncul sebagai calon presiden dalam sejumlah survey, tampil
membacakan puisi dalam acara Refleksi Akhir Tahun PKS. Acara yang digelar di
Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada Sabtu (29/12) malam itu,
dipadati pengunjung hingga meluber keluar auditorium.
Berikut
ini puisi karya Sekjen PKS, Anis Matta, yang dibacakan oleh Hidayat Nurwahid,
diiringi oleh alunan gitar dengan nada klasik dari Sidik Rubadi Pramudito.
Keluarlah
Saudaraku
Saudaraku
kau tahu bencana datang lagi
Porak lagi negeri ini
Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap
Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu
Sudah sedari lama berbaris-baris memanggil-manggil
Keluarlah keluarlah saudaraku
Dari kenyamanan mihrabmu
Dari kekhusyukan i’tikafmu
Dari keakraban sahabat-sahabatmu
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari keheningan masjidmu
Bawalah roh sajadahmu
Ke jalan-jalan
Ke pasar-pasar
Ke majelis dewan yang terhormat
Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan
Keluarlah keluarlah sadaraku
Dari nikmat kesendirianmu
Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini
Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa
Pimpinlah dengan cahayamu
Kafilah nurani yang terlatih
Di tengah badai gurun kehidupan
Keluarlah keluarlah saudaraku
Berdiri tegap di ujung jalan itu
Sebentar lagi sejarah kan lewat
Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya
Sambut saja dia
Engkaulah yang ia cari
2003
Saudaraku
kau tahu bencana datang lagi
Porak lagi negeri ini
Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap
Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu
Sudah sedari lama berbaris-baris memanggil-manggil
Keluarlah keluarlah saudaraku
Dari kenyamanan mihrabmu
Dari kekhusyukan i’tikafmu
Dari keakraban sahabat-sahabatmu
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari keheningan masjidmu
Bawalah roh sajadahmu
Ke jalan-jalan
Ke pasar-pasar
Ke majelis dewan yang terhormat
Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan
Keluarlah keluarlah sadaraku
Dari nikmat kesendirianmu
Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini
Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa
Pimpinlah dengan cahayamu
Kafilah nurani yang terlatih
Di tengah badai gurun kehidupan
Keluarlah keluarlah saudaraku
Berdiri tegap di ujung jalan itu
Sebentar lagi sejarah kan lewat
Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya
Sambut saja dia
Engkaulah yang ia cari
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar