Bismillaahirrahmaanirrahiem..
Alhamdulillaahil ladzii jama’anaa haadzaa, wamaa kunnaa
linajtami’a laulaa an jama’anallaah. (Segala puji bagi Allah atas pertemuan kita ini, dan tidaklah kita
dapat bertemu kecuali Allahlah yang mempertemukan kita)
Uhayyikum ma’aasyiral ikhwaanii jamii’an, bitahiyyatil Islaam,
assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. (Saya sampaikan salam pada Anda sekalian
saudara-saudaraku, dengan salam sesuai ajaran Islam, assalaamu ’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh)
dakwatuna.com - Ikhwan dan akhwat sekalian, hadirin dan secara khusus ibu Dubes
yang menemani kita dalam acara ini. Sebelum saya lanjut saya ingin mengucapkan
terima kasih dulu kepada ibu Dubes atas makan siang yang luar biasa tadi.
Sayangnya kita tidak bisa mengundang Antum (hadirin – red) semua dalam acara
makan siang itu.
Saudara-saudara sekalian, sebelum lanjut
sekali lagi saya ingin tahu orang-orangnya masing-masing.
Yang dari Rusia dulu, mana Rusia? Berdiri.. Berdiri..
Dari Amerika? (Jawaban hadirin: masih di
bandara). Belum
sampai dia.
Dari Inggris? Tangannya gini (sambil
mencontohkan salam 3 jari PKS ala Anis Matta).
Dari Jerman?
Dari Perancis?
Dari Itali? Dari mana lagi?
Belanda? Kalau ini bukan kader PKS. Ini
warga negara Belanda. Ibu Dubes, dia sudah jadi warga negara Belanda bu. Jadi
sudah keluar dari PKS. Kalau nggak salah dia anggota partai buruh di Belanda.
Buat ikhwah di DPP ini bukan joke ya, ini benar beliau warga negara Belanda.
Kemudian dari Jepang? Berdiri, lihat ke
kamera.
Kemudian kita ke Timur
Tengah. Yang
dari Mesir mana Mesir? Lihat ke kamera.
Dari Yordan?
Kemudian dari Saudi? Mana tadi yang
tilawah (membaca Al Qur’an saat pembukaan acara – red) tadi, dari Riyadh?
Kemudian dari Syria tadi ada? Ini kalau ke
sini berarti libur perang dulu ya..
Kemudian, Qatar? Lihat kamera dulu.
Kemudian, Sudan? Berdiri.. Berdiri..
Dari Kuwait?
Austria? Ini tetangga negara saya nih..
Dari Turki?
Kemudian dari mana lagi, sudah? Pakistan.
Oh iya, tadi sama-sama main futsal soalnya.
Ikhwah sekalian, saya sengaja ingin
menyebut ini satu per satu, dan dari DPP mudah-mudahan Antum sudah kenal
semuanya ya?
Ini adalah sekjen PKS. Ini habis suaranya,
jadi kalau saya jalan, mesti beliau ikut. Ini penting buat ibu Dubes. Saya
ceramah, beliau yang nyanyi.
Nah, ini ada bendahara PKS, ini yang
bayar.
Kemudian bersama kita ini ada dari Dewan
Syariah. Ini alumni Riyadh.
Kalau sekjen ini alumni Jerman bu.
Kemudian ini ada tokoh kita dari NTB, ini
para senior.
Ust. Arifinto, jadi
kalau bicara AD/ART PKS, nah ini orangnya. Ini kamus berjalannya AD/ART PKS.
Kemudian ini ada ust. Sumandjaya, kemudian ada kang Aus, sisanya ini adalah
ketua-ketua bidang di DPP ada di GMPro, nanti insya Allah masing-masing Antum
akan ketemu. Satu persatu, ada ketua bidang Seni Budaya, ada juga ekonomi dan
pengembangan kewirausahaan, ada juga bidang pembangunan Umat, ini pemenangan
pemilu, dan tim di belakang ini adalah staf dari masing-masing.
Saya sengaja ingin
menyebut ini semuanya, supaya kita semua memiliki perasaan yang sama, bahwa
dunia ini bukan hanya kecil karena dia sekarang digambarkan sebagai sebuah
kampung kecil, tetapi terutama karena kita semuanya sekarang bisa merasakannya.
Bahwa dunia tidak sebesar yang kita duga. Acara ini saya minta diselenggarakan
kepada BHLN (Badan Hubungan Luar Negeri PKS – red) hanya dalam waktu satu
pekan. Karena saya ingin tahu, kecepatan kita dalam mengorganisasi acara dalam
skala dunia, itu seperti apa. Dan ikhwah sekalian, dengan merasakan bahwa dunia
itu menjadi kecil karena kita tidak lagi punya kendala operasional, tidak punya
kendala untuk bergerak, tidak ada lagi sesuatu yang kita sebut jauh, maka cita-cita
yang besar itu juga seharusnya bisa menjadi kecil dalam pikiran kita. Dan apa
yang kita anggap besar atau dianggap besar oleh orang, seharusnya juga itu bisa
menjadi kecil dalam pikiran kita. Karena yang besar dan yang kecil itu,
ukurannya bukan pada realitas, tetapi ukurannya pada cara kita mempersepsi
apakah itu hal besar atau kecil. Acara ini memang pertama kali diselenggarakan
oleh PKS, walaupun acara di masing-masing region itu selalu ada biasanya. Di
Eropa sendiri, di Timur Tengah sendiri, dan seterusnya. Tetapi saya sengaja
mengadakan acara ini dengan tiga tujuan.
Tujuan yang pertama
adalah menyempurnakan semua langkah-langkah konsolidasi yang sudah kita lakukan
sejak prahara yang lalu, sampai puncaknya kemarin di acara Milad PKS dan juga
Rapimnas. Dan sekarang kita bikin closing yang manis di sini, dengan mengundang
seluruh kader PKS di seluruh dunia yang ada insya Allah, untuk hadir di
Istanbul ini. Dan langkah konsolidasi ini saudara-saudara sekalian, tujuan
utamanya saya kira bukan lagi mencegah demoralisasi dalam hati kita semuanya
seperti yang dikira banyak orang, tetapi terutama adalah sekarang ini, dalam
situasi sekarang ini, terutama bertujuan untuk mempertahankan kegembiraan di
dalam diri kita semuanya. Mempertahankan keceriaan di dalam diri kita semuanya.
Karena kita tidak bisa melakukan hal-hal besar di dalam hidup kita kecuali
kalau mood yang bersumber dari kegembiraan itu ada di dalam diri kita semuanya.
Dan sengaja kita adakan
ini di bulan empat, ini musim semi, musim bunga. Segala hal tumbuh di musim
semi ini. Dan sekarang di Istanbul ada festival Tulip juga, supaya kita tahu
bahwa insya Allah tahun 2013 ini, datang 2014, itu akan menjadi musim semi bagi
PKS insya Allah.
Kegembiraan ini
saudara-saudara sekalian, saya perlu menggarisbawahi. Sumber energi kita,
kekuatan kita, dalam mencapai hal-hal besar di dalam hidup kita itu ditentukan
oleh kemampuan kita mempertahankan sumber kegembiraan itu. Karena itu tidak
boleh ada peristiwa di dalam hidup ini yang bisa mencabut kegembiraan dari hati
kita semuanya. Tidak boleh ada. Jangan biarkan ada peristiwa dalam hidup ini
yang bisa mencabut kegembiraan dari hati kita. Kalau kita punya kegembiraan di
dalam hati kita, yang akan muncul kemudian itu adalah perasaan berdaya.
Keberdayaan ini ikhwah sekalian, saudara sekalian, ini juga yang menentukan
seberapa jauh kaki kita bisa melangkah. Banyak hal-hal besar yang bisa kita
lakukan, tapi seringkali kita tidak melakukannya karena kita punya perasaan
tidak berdaya. Yang dalam bahasa kita disebut dengan al-‘ajz. Karena itu
Rasulullah SAW menganjurkan kita membaca doa dua kali dalam satu hari untuk
dijauhkan dari al-‘ajz. Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan, wa
a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasal. Al-hammu wal hazn, gundah gulana, kegalauan,
kesedihan, itu adalah virus yang mematikan sumber kegembiraan kita. Dan itu
tidak boleh ada. Itu ada di dalam dasar jiwa kita dan itu harus dikeluarkan.
Karena itu di dalam
Qur’an, emosi yang merupakan antitesa dari iman, itu ada dua yang paling banyak
diulang dalam Qur’an. Yang pertama adalah al-huzn atau kesedihan, dan yang
kedua adalah al-khauf atau rasa takut. Itu sangat mendasar dalam Qur’an. Kalau
kita punya perasaan itu di dalam diri kita, yaitu kesedihan dan ketakutan, maka
yang akan muncul selanjutnya adalah perasaan tidak berdaya, al ‘ajz. Dan kalau
kita tidak berdaya, merasa tidak berdaya, walaupun sebenarnya berdaya, yang
muncul kemudian itu adalah al-kasal, kemalasan. Dan kalau kita malas, yang
muncul kemudian itu adalah, tidak berdaya dan malas ini adalah karakter yang
berhubungan dengan diri kita ke dalam. Tapi akan muncul karakter selanjutnya
yang berhubungan dengan hubungan sosial politik kita, wa a’uudzubika minal
jubni wal bukhl. Dan kita akan menjadi pengecut, tidak berani mengambil resiko,
tidak berani melakukan langkah-langkah besar, karena selalu dihantui oleh
ketakutan. Wa a’uudzubika minal jubni wal bukhl. Karena itu tidak mau
berkorban. Itu satu paket sifat-sifat ini, tapi dua sifat ini yaitu pengecut
dan pelit, itu berhubungan dengan hubungan sosial kita. Dan karena itu, kalau
ini ada, yang akan muncul selanjutnya adalah realitas sosial, wa a’uudzubika
min ghalabatid daini wa qahrir rijaal. Dililit hutang, dan
ditindas orang lain. Artinya apa? Secara ekonomi marginal, secara politik juga
marginal. Dan saudara-saudara sekalian perhatikan, akarnya adalah al-hammu wal
hazan, itu akar psikologisnya.
Karena itu saudara-saudara sekalian, kita
adakan acara ini di sini, supaya kita mempertahankan sumber kegembiraan kita
bahwa dunia ini ternyata kecil-kecil saja, tidak sebesar yang kita duga. Bahwa
masalah yang kita hadapi ini ternyata tidak sebesar yang kita duga. Dan bahwa
sebenarnya cita-cita yang ingin kita capai ini insya Allah, ada dalam jangkauan
kaki kita dan ada dalam jangkauan tangan kita, insya Allah. Dan karena kita
berjalan, doa musafir ini makbul, tadi ust. Ahzar sudah membacakan doa dengan
sangat baik, waman yuhaajir fii sabiilillaah, yajida fil ardhi muraaghaman
katsiiran wa sa’ah. Banyak faidah yang akan dia dapat, dan terutama itu adalah
kelapangan. Saudara-saudara sekalian, itu tujuan pertama kita semuanya
berkumpul di sini. Dan karena itu saya ingin Antum semua merasakan bahwa suatu
waktu Antum bukan lagi sekadar perwakilan-perwakilan PKS di situ.
Nah ini terkait dengan tujuan yang kedua.
Setelah tujuan konsolidasi ini saya juga ingin menegaskan dalam momentum ini
bahwa saat ini kita juga akan mengembangkan seluruh target kerja dan juga
fungsi-fungsi dari BHLN. Saya tahu selama ini kerja-kerja BHLN itu lebih banyak
bersifat tarbawi. Pembinaan kader-kader yang ada di sana, karena umumnya adalah
pelajar dan pekerja. Masyarakat Indonesia yang ada di satu negara itu. Itu yang
kita garap, dan terutama yang kita lakukan itu hanya kerja-kerja pengkaderan
bu. Dan karena fokus kita pada kerja-kerja pengkaderan, biasanya saya melihat
keberadaan kader-kader kita di luar negeri ini tidak dimaksimalkan. Termasuk di
dalam orientasi pribadi masing-masing. Yang saya maksud orientasi pribadi itu
begini. Ada kader yang misalnya belajar di luar negeri. Dia hanya fokus di
bidangnya itu, tetapi apa yang merupakan fungsi-fungsi dasar yang sebenarnya
bisa dia lakukan waktu dia ada di luar, itu tidak dilakukannya, karena itu di
luar dari concern-nya. Di luar dari perhatiannya.
Dan mulai dari sekarang, kita juga ingin
memberikan beban baru kepada BHLN, yaitu menambah bebannya kepada kerja-kerja
tarbawi pengkaderan itu, juga dengan kerja-kerja diplomasi. Dan karena itu
nanti, BHLN bukan hanya bekerja mengkonsolidasi kader-kader PKS yang ada di
luar negeri, tetapi juga menjadi ujung tombak yang menghubungkan PKS
pertama-tama dengan semua partai-partai yang ada di luar negeri. Sebab seperti
yang saya sampaikan di Milad kemarin, bahwa misi kita ini adalah misi yang
beyond politics. Lebih dari sekadar tujuan politik, misi kita adalah misi
peradaban, misi kita adalah misi kemanusiaan.
Dan Antum semuanya, saudara-saudara semua
yang ada di luar negeri sekarang, akan kita berikan beban untuk mulai melakukan
juga kerja-kerja diplomasi. Dan salah satu hal yang akan kita lakukan nanti
adalah memperkuat hubungan Partai Keadilan Sejahtera dengan seluruh partai
politik yang ada di dunia. Dan saudara-saudara yang ada di luar negeri semuanya
itu, akan menjadi ujung tombak dari penguatan hubungan internasional itu. Oleh karena
itu saudara-saudara sekalian, terutama di BHLN, saya sudah menyampaikan
beberapa kali kepada ketuanya, bahwa persiapkan infrastrukturnya, persiapkan
SDM-nya untuk melakukan fungsi-fungsi yang lebih besar daripada yang selama ini
sudah dilakukan BHLN. Yaitu fungsi-fungsi diplomasi itu tadi. Karena itu saya
juga meminta BHLN supaya nanti semua kapasitas SDM yang kita perlukan dalam
sebuah hubungan internasional yang kuat itu harus ada. Termasuk di dalamnya
adalah spesialisasi yang kita perlukan.
Dan salah satu jenis spesialisasi yang
perlukan itu adalah ahli-ahli dalam studi kawasan. Saya ingin menegaskan ini
dari sekarang, karena saya sudah menyampaikannya kepada pak Taufiq (sekjen PKS
– red) supaya ini disiapkan. Kita perlu banyak kader sebagai ahli dalam studi
kawasan Amerika misalnya, studi tentang Eropa, studi tentang Timur Tengah,
tentang Afrika, Rusia, Asia Tengah, dan seterusnya. Kenapa ini perlu saya
tegaskan sekarang? Karena kita ini ditakdirkan oleh Allah SWT, berada dalam
sebuah negara Islam terbesar di dunia. Dan berada dalam negara keempat terbesar
di dunia. Jadi kalau kita mengatakan bahwa PKS sekarang ini adalah partai Islam
terbesar di Indonesia, itu artinya partai ini adalah partai Islam terbesar di
semua negara Islam, terbesar di dunia. Jadi jangan under estimate dalam hal
kita mempersepsi diri sendiri.
Turki ini penduduknya berapa? Sekitar 70an
(juta) kalau tidak salah, kan? Satu di antara yang terbesar di kawasan ini,
karena Mesir kalau tidak salah sekitar 80-85 (juta), Iran mungkin 60-70an
(juta) juga sekarang kalau dipetakan. Ini adalah negara-negara besar di kawasan
ini semuanya. 22 negara Arab semuanya kalau dikumpulkan baru sama jumlahnya
dengan seluruh populasi Indonesia. Karena itu ada seorang politisi di Kuwait,
suatu waktu konsultasi dengan NDI (National Democratic Institute – red).
Bagaimana cara saya kampanye di dapil saya? Ini NDI bertanya kepada si
calon/caleg ini, berapa jumlah pemilih di dapil Anda itu? Dia bilang 3.000. NDI
bilang Anda tidak perlu kampanye. Ketuk pintu tiap rumah, Anda menang. Tapi
berapa jumlah pemilih di dapilnya pak Syahfan (salah satu kader PKS yang hadir)
misalnya, ketua BP3. Itu satu provinsi totalnya bu, seluruh
provinsi Bengkulu itu adalah dapilnya. Jadi bisa kita bayangkan perbedaan ada
skala. Tapi kita ini saudara-saudara sekalian, terbiasa mempersepsi diri kita
itu kecil. Dan karena itu tidak membayangkan bahwa kita juga bisa melakukan
kerja-kerja besar. Padahal orang lain
memandang kita dengan cara yang sangat berbeda.
Dan salah satu kelemahan
Indonesia sekarang ini, mumpung ada ketua komisinya di sini, dan juga mungkin
mumpung ada ibu dubes. Saya juga dulu di komisi satu pak. Salah satu kelemahan
besar Indonesia yang dicatat oleh seluruh negara-negara Islam itu salah satunya
adalah peran Indonesia dalam masalah-masalah internasional tidak terlalu kuat,
posisinya itu tidak terlalu kuat. Kita tidak punya standing yang kuat dalam
banyak sekali masalah-masalah internasional, padahal orang berharap bahwa
sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya kita terlibat dalam
masalah-masalah besar itu. Dan sebagai negara keempat terbesar di dunia,
seharusnya kita mengambil peran yang sama besarnya dengan ukuran kita sendiri
sebagai negara besar. Coba Antum bayangkan Qatar misalnya dengan penduduk asli
cuma sekitar 200 ribu orang, dan sekarang jadi 1,4 (juta) karena eks-patriat
yang datang ke sana, itu bisa melakukan kerja-kerja besar dengan hanya penduduk
yang kecil seperti itu. Misalnya fungsi-fungsi mediasi, dan itu sebenarnya yang
seharusnya dilakukan oleh Indonesia sebagai the big brother bagi seluruh
negara-negara Islam di dunia. Dan karena itu saudara sekalian, kita ingin
menyiapkan infrastruktur ini dari sekarang, supaya kita tidak lagi berfikir
bekerja dalam skala Indonesia, tetapi mulai berfikir dalam skala global.
Untuk tujuan yang kedua
ini maka perlu ada tujuan yang ketiga dari acara ini. Yaitu kita perlu mencari
sumber inspirasi sejarah. Itu juga itu sebabnya kita mengadakannya di sini.
Yang kita inginkan, yang saya inginkan dari saudara-saudara sekalian yang
datang di sini, bukan sekadar membaca sejarah Istanbul ini, dan bukan sekadar
mengenang pembebasan Konstantinopel dulu pada abad ke-15. Tetapi yang lebih
penting dari itu semuanya adalah menyadari bahwa semua peristiwa besar di dalam
sejarah itu disebut besar karena peristiwa itu beyond imagination. Di luar dari
imajinasi orang. Dulu Muhammad Al-Fatih itu diangkat menjadi khalifah waktu
umurnya 16 tahun. Karena itu diledek oleh semua senior-senior yang ada di
kerajaan. Apa yang bisa dilakukan anak muda kecil ini? Lalu dia berfikir, apa
yang tidak dipikirkan oleh para senior itu semua. Dan yang tidak bisa
dipikirkan oleh mereka adalah membebaskan Konstantinopel. Dan itu yang dia
jadikan sebagai tujuannya. Dan beliau membebaskan Konstantinopel ini dalam umur
23 tahun. Saya menggarisbawahi umur 23 tahun ini supaya kita jangan merasa
terlalu muda. Kita ini sudah tua untuk ukuran pencapaian orang-orang itu semua.
Iya kan? Tetapi yang dilakukan itu adalah sesuatu yang di luar imajinasi orang.
Dan segala sesuatu yang besar di dalam sejarah itu disebut besar karena dia ada
di luar imajinasi kita semuanya, setidaknya di luar imajinasi orang-orang yang
hidup di zamannya.
Dan karena itu jika kita
ingin mencapai misi-misi besar di dalam hidup kita, persiapkanlah diri kita
melakukan sesuatu di luar imajinasi orang lain. Dan jika saya mengatakan bahwa
misi PKS itu beyond politics, itu berarti bahwa kita juga harus melakukan
langkah-langkah beyond imajination. Saya ingin menggarisbawahi masalah
imajinasi ini. Karena semua penciptaan realitas itu pada mulanya diciptakan
dalam imajinasi. Segala sesuatu yang menjadi kenyataan di bumi ini, jauh
sebelum dia menjadi kenyataan, pertama-tama dia menjadi kenyataan dalam
imajinasi. Itu dulu. Dan karena itu kita perlu memberi ruang bagi imajinasi
kita ini semuanya, supaya cita-cita yang besar itu disertai dengan
langkah-langkah yang besar di luar dari imajinasi orang. Tetapi sebelumnya
seperti apa yang saya katakan tadi, kita perlu membebaskan diri kita dari semua
kendala-kendala psikologis itu tadi. Galau, khawatir, sedih, takut, dan
seterusnya, kita lepas diri kita semua dari perasaan itu, setelah itu kita buka
pintu imajinasi kita seluas-luasnya.
Dan saya katakan kepada
seluruh kader PKS waktu di Semarang, hari ini kita akan membuat rencana
pemenangan pemilu, tetapi rencana ini tidak ada detailnya. Yang ada targetnya.
Yang ada milestone-nya. Isinya seperti apa? Kita serahkan pada seluruh
orang-orang lapangan untuk berijtihad sebebas-bebasnya. Karena boleh jadi, kita
pikir kita yang ada di DPP ini sudah berfikir keras, tapi ada anak muda yang
kerjanya cuma mengkhayal setiap hari, boleh jadi dia mempunyai ide yang jauh
lebih bagus dari kita yang setiap hari telah merasa berfikir keras. Dan karena
itu saya menginginkan seluruh kader kita, beri ruang bagi imajinasi kita untuk
bekerja. Supaya seluruh kekuatan produktivitas kita itu mempunyai akar di dalam
diri kita semuanya, yaitu ada pada kekuatan imajinasi kita semuanya.
Saudara-saudara
sekalian, ini tiga tujuan dari pertemuan acara yang kita selenggarakan di
Istanbul ini. Dan sekali lagi karena yang ingin kita capai ini adalah misi
besar, yang saya sebutkan sebagai misi peradaban, dan bukan sekadar
target-target politik, termasuk di dalamnya adalah pemenangan pemilu 2014 itu. Dan
saya menganggap bahwa pemenangan pemilu 2014 ini hanyalah jembatan menuju
cita-cita yang jauh lebih besar daripada cita-cita politik yang sederhana itu.
Ada cita-cita kemanusiaan, cita-cita peradaban, yang jauh lebih besar dari itu.
Dan saya kira, waktu kita memimpin Indonesia nanti insya Allah, janganlah
membayangkan bahwa kita hanya akan memimpin Indonesia. Tetapi kita juga akan
membawa Indonesia menjadi salah satu kekuatan yang menentukan masa depan dunia.
Dan itu sebabnya nanti saudara-saudara sekalian, ini nanti ada pertemuan dengan
AKP (Justice and Development Party of Turkey – Turkish: Adalet ve Kalkinma
Partisi) pada hari Selasa. Ada GMPro nanti, dan juga dari fraksi, saya ingin
mereka semua menyampaikan satu ide kepada AKP. Ini kita usulkan, kita propose
kepada mereka, bahwa sekarang waktunya seluruh partai Islam di dunia membuat
satu forum internasional. Untuk partai-partai Islam sedunia itu tempat kita
membicarakan isu-isu global, dan bagaimana Islam bisa memberi kontribusi bagi
penyelesaian masalah-masalah global tersebut. Sekarang ada banyak forum global,
dan seharusnya kita juga bisa menciptakan forum yang sama dengan itu.
Saya mau cerita sedikit
ke ibu dubes, beberapa bulan yang lalu saya diundang secara pribadi ke sini,
tadi kita lewati istananya di situ, di Kempinski itu ada Ciragan Palace, yang
jadi host-nya itu Menlu Turki Ahmet Davutoglu waktu itu. Itu adalah satu forum,
namanya Oriental Forum. Forum timur yang salah satu cita-citanya adalah
menghadirkan seluruh strategic civil dari berbagai negara, dan pada pertemuan
terakhir bulan Februari, cuma saya tidak datang yang Februari ini karena baru
jadi Presiden di PKS. Yang sebelumnya saya datang pada pertemuan sebelumnya.
Temanya tentang The New Map After Arab Spring. Tentang masalah strategis
seperti itu. Saya kira kita sudah waktunya nanti mengusulkan kepada
partai-partai Islam yang ada di dunia sekarang ini untuk membentuk satu forum
internasional, dimana kita ikut mempromosikan tiga hal, bukan hanya bagi dunia
Islam tetapi bagi dunia seluruhnya. Dan saya kira ini adalah misi global PKS.
Yang pertama, ikut
mempromosikan demokrasi, yang kedua global prosperity, dan yang ketiga adalah
global peace. Jadi kita harus ikut mendukung tiga isu besar ini. Ikut
mempromosikan demokrasi, kesejahteraan global, dan juga perdamaian global.
Dan saudara-saudara
sekalian, karena tiga misi ini, misi global yang kita emban ini, dan ini akan
menjadi pesan bagi PKS insya Allah, untuk mempromosikan ini. Kita menginginkan
kesejahteraan bukan hanya bagi diri kita, tetapi juga bagi seluruh penduduk
bumi ini. Kita menginginkan perdamaian bukan hanya bagi negeri kita, tapi juga
bagi seluruh penduduk bumi ini. Kita menginginkan demokrasi juga menjadi sistem
politik bukan hanya bagi negeri kita, tapi juga demokrasi menjadi sistem
politik bagi seluruh dunia. Kita ikut mempromosikan itu semua, karena salah
satu kandungan inti dari nanti demokrasi itu adalah menciptakan global justice.
Keadilan global. Dan saya kira dengan ide-ide dasar seperti ini, kita bisa
masuk, berbagi dengan semua kekuatan yang ada di dunia, untuk ikut serta
memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dialami oleh dunia.
Apalagi kalau kita
melihat sekarang ini, masalah besar yang dihadapi oleh dunia sekarang ini,
salah satunya adalah masalah energy security, kemudian juga masalah food
security. Ini masalah pangan, masalah energi yang dihadapi oleh seluruh dunia
sekarang ini sebagai salah satu masalah masa depan yang paling krusial. Dan
kalau kita bicara energi, hampir-hampir bisa kita katakan kita bicara tentang
dunia Islam seluruhnya. Iya kan? Hampir-hampir bisa kita katakan seperti itu.
Dan juga kalau kita bicara pangan walaupun ini mungkin kita share dengan yang
lainnya tetapi kita perlu juga mengetahui bahwa kita bisa ikut memberikan share
yang besar dalam proses penyelesaian masalah-masalah global seperti ini. Dan
karena itu saya berharap nanti GMPro dengan fraksi waktu menyampaikan, waktu
bertemu dengan AKP nanti ini tolong disampaikan kepada mereka ide ini, karena
sebenarnya ini sudah berkali-kali kita bicarakan dalam berbagai forum. Tapi ini
disampaikan lagi, mudah-mudahan insya Allah ide ini bisa kita wujudkan dalam
waktu yang tidak terlalu jauh, supaya kita mulai juga ikut terlibat dalam
penyelesaian masalah-masalah global.
Saudara-saudara
sekalian, kalau kita ikut menyelesaikan masalah-masalah global seperti ini, itu
secara de facto artinya, kita ingin ikut menghapuskan semua kekhawatiran orang
tentang kehadiran partai Islam di pentas nasional dan juga kehadiran partai
Islam di pentas global. Yang selama ini masih sering dianggap ancaman, atau ada
sikap under estimate dari orang-orang, karena mereka mereka menganggap bahwa
para aktivis partai Islam ini, lebih banyak mendekati masalah ideologis, dan
tidak punya kapasitas yang memadai untuk mengimplementasikan ideologi itu
menjadi agenda kerja. Dan karena itu jika mereka memimpin, mereka tidak akan
berhasil. Dan saya kira dengan memberikan jawaban dalam bentuk implementasi,
jawaban dalam bentuk performance seperti itu, mudah-mudahan kita bisa menghapus
kekhawatiran semua orang tentang kehadiran partai Islam di pentas global.
Termasuk di antaranya adalah kekhawatiran orang, termasuk di negeri kita, jika
partai Islam memimpin, apa yang bisa mereka lakukan? Nah, menjawab kekhawatiran
seperti ini dalam bentuk performance, dalam bentuk kerja, itu jauh lebih
efektif daripada memberikan penjelasan ideologi kepada mereka itu. Dan dengan
menjawab masalah secara de facto seperti itu insya Allah, saya kira
kekhawatiran itu akan berbalik menjadi rasa ingin tahu yang besar kepada agenda
kemanusiaan yang kita bawa ini. Dan saya membayangkan bahwa insya Allah itu
akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu jauh.
Saudara-saudara
sekalian, mudah-mudahan insya Allah dengan urutan sistematika kerja seperti
ini, kita bisa menciptakan hidup yang lebih produktif dari apa yang ada
sekarang. Dan misi-misi besar seperti itu saudara-saudara sekalian, hanya bisa
kita capai kalau kita punya tiga semangat yang sudah kita putuskan di Rapimnas
kemarin.
Yang pertama adalah kita
datang dalam dunia politik ini membawa cinta. Yang kedua kita juga datang
dengan semangat bekerja. Dan yang ketiga adalah, kita datang dengan semangat
untuk menciptakan harmoni.
Cinta itu menyatukan
segala hal yang berserakan, menyambung segala hal yang terputus. Dan jika kita
menerapkan hukum dengan pendekatan cinta, kita insya Allah juga bisa
menciptakan keadilan. Karena hukum itu tidak ditegakkan untuk menyiksa orang
dengan hukuman, tidak. Hukum itu adalah tools of change. Itu adalah alat
perubahan. Dan karena itu dia harus mempunyai fungsi itu. Dan jika kita ingin
memfungsikan hukum sebagai alat perubahan, sebagai tools of chage, dia harus
dikelola dengan cinta.
Dan yang kedua, kita
juga ingin semua orang yang punya semangat bekerja itu punya tempat di negeri
kita. Dan kita juga ingin tumbuh menjadi bangsa yang sejahtera dari kekuatan
kita sendiri, karena kita bekerja dengan tenaga yang kita miliki, dengan etos
kerja keras yang kita miliki. Sebab siapa pun yang bekerja keras, insya Allah
pasti akan menciptakan hasil.
Dan yang ketiga, kita
juga ingin menciptakan harmoni, supaya kehidupan sosial kita itu damai. Karena
tidak ada arti bagi semua pencapaian kita ini, kecuali kalau kita bisa
mengelola perbedaan-perbedaan kita itu dan menciptakan harmoni.
Saudara-saudara
sekalian, dengan tiga nilai-nilai inti ini, saya berharap insya Allah PKS bukan
hanya menang dalam pemilu, tetapi terutama bisa menghidupkan kembali
nilai-nilai inti masyarakat Indonesia. Dan dengan nilai-nilai inti masyarakat
Indonesia ini, kita juga bisa membawa sesuatu perubahan besar bukan hanya bagi
Indonesia, tapi juga bagi kehidupan kemanusiaan di seluruh dunia ini insya
Allah. Inilah kerja-kerja yang saya maksud, bukan beyond politics bagi kita di
Indonesia, tapi saya kira bagi kebanyakan orang di Indonesia ini juga adalah
beyond imagination. Di luar dari imajinasi yang ada pada mereka itu.
Saudara-saudara
sekalian, mudah-mudahan dengan keberadaan kita semua di sini, kita bisa
menyerap aura dari Muhammad Al-Fatih itu, yaitu aura untuk melakukan hal-hal
besar di luar dari imajinasi semua orang. Dan karena itu, mudah-mudahan semua
yang hadir di sini, dari berbagai negara di sini punya perasaan yang sama. Saya
tahu jika menghitung suara, suara di mana Antum tinggal itu tidak besar. Iya
kan? Tidak banyak. Yang di Rusia mungkin tidak banyak. Iya kan? Yang di Emirat
Arab tidak banyak suara yang ada di situ. Tapi tujuannya bukan suara. Sekali
lagi, tujuannya bukan suara. Suara itu akan kita ambil dengan sendirinya, tapi
tujuannya bukan itu. Saya ingin idenya lah yang masuk ke dalam pikiran
saudara-saudara semuanya, auranyalah yang kita serap insya Allah. Dan karena
itu suatu waktu kita bisa melakukan kerja-kerja lebih besar daripada apa yang
diimajinasikan orang selama ini insya Allah.
Saya mau tanya Antum
semua, terutama yang sebelah kanan ini. Ini kira-kira kita siap tidak melakukan
kerja-kerja besar seperti ini? Kurang mantap suaranya. Siap? Siap?
Kita tanya dulu Rusia
siap nggak ini? Waah, mantap, Rusia mantap.
Belanda siap? Luar
biasa.
Mesir siap?
Yordan? Mantap.
Inggris siap?
Saya kira insya Allah
dengan kesiapan seperti ini mudah-mudahan sekali lagi, saya sekarang menjadi
sangat yakin bahwa apa yang kita cita-citakan masuk tiga besar insya Allah
dapat jadi kenyataan. Dan saya juga semakin yakin bahwa kita bukan hanya akan
masuk tiga besar, tetapi insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita
akan memimpin republik yang kita cintai ini.
Was salaamu ’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar