Ribuan jarum yang menusuk
tak akan terasa sakit ketika jiwa kita tenggelam dalam kekhusyuan puja puji
cinta pada-Nya, bahkan sedahsyat gelombangpun tak akan mampu menggoyahkan kaki
yang tengah berdiri saat terlarut munajat kepada-Nya.
Allah …
Mengapa setiap hari selalu
saja diri ini dihantui kegelisahan, dibuntuti keraguan, selalu saja
dibayang-bayangi takut kehilangan. Padahal aku tahu bahwa semua yang aku miliki
hanyalah titipan dari MU, padahal aku telah faham bahwa ketika kau memberi sesuatu
aku harus rela untuk kehilangannya. Tetapi kerap kali kegalauan ini timbul,
baik saat senyap atau ramai, baik dalam sunyi atau bersama kawan, meski aku tak
pernah mengeluh tentang kegalauan ini namun tetap kerapuhan itu terasa
menghimpit jiwaku.
Dunia ini begitu luas namun
hati tetap saja sempit ketika kegalauan ini menghimpit. Senyum dan tawa bahagia
disekitarku tak lagi menjadi hiburan yang menyenangkan akan tetapi seperti air
diatas keladi, tertawa sejenak dan kembali terpekur dalam kegalauan yang sama,
masih dalam perasaan semula, kegalauan yang melanda.
Rabbi …
Mungkin aku bersyukur dengan
keadaanku saat ini
Mungkin aku kurang
bersedekah
Mungkin aku tak lagi
istiqamah
Mungkin aku tak lagi
disiplin dalam tilawah
Mungkin aku terlelap dalam
senyum semu
Dan mungkin aku terlena
dengan nilkmat sesaat
Allah …
Aku hanya ingin jatuh dalam
peluk Mu
Menikmati indah kasih Mu
Menyulam rindu dalam sajadah
indah Mu
Merangkai cerita bahagia
bersama Mu
Berteduh dalam pancaran
damai Mu
Membersihkan kekeruhan hati
dan jiwaku di telaga agung Mu
Allah …
Aku hanya ingin bersama Mu
Dan tetap bersama Mu
Meski apapun yang terjadi
Izinkanlah aku tetap bersama
Mu
Hingga nafas terakhir ini
Engkau tarik
Terbang menuju singgasana
cinta Mu
Dan terakhir,
Biar kegalauanku menyendiri
di ruang sempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar