Seberapapun
hebatnya seseorang bila ia lupa pada dirinya (fitrahnya) dia tidak akan menjadi
siapa-siapa. Ibarat ketika ujian sekolah, walaupun isinya benar semua dan yakin
100% benar semua jika tidak dituliskan identitas diri seperti nomor identitas
dan nama karena lupa atau disengaja oleh peserta ujian maka tetap panitia
menganggapnya tidak ada dan tidak pernah mengikuti ujian.
Identitas kita adalah seorang manusia, hamba Allah, mentaati-Nya,
mengikuti sunnah Rasulullah, dan gemar beramal shalih. Identitas kita adalah
seorang muslim. Kita tak perlu ragu menunjukkan identitas diri. Kita seorang
muslim harus berani menyatakan diri dengan menunjukan dan menerapkan
perbuatan-perbuatan orang muslim, seperti berakhlak mulia, menjaga kata-kata,
berbusana muslim, menebar salam shalat berjamaah di masjid, dan pekerjaan atau
perilaku lainnya yang bernilai islami sehingga orang lain mengetahui dengan
jelas identitas diri kita tanpa harus menunjukkan kartu identitas atau Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
Ironisnya,
ada seseorang laki-laki berjenggot dan bercelana isbal (di atas mata kaki),
berkerumun berdiskusi tentang Islam langsung dicap teroris. Sampai yang lainnya
pun tidak melakukannya karena takut dianggap teroris. Begitu juga perempuannya
berjilbab lebar apalagi yang berhijab (cadar), tak sedikit lidah yang
menebarkan fitnah dan mengurungkan niat perempuan lainnya untuk menutup aurat
sesuai syariat. Membuat mereka memilih pakaian ketat karena yang berpakaian
ketat katanya tidak bakalan dikatain sebagai teroris. Justru yang menjaga
kehormatan (aurat) yang diklaim demikian. Malah lebih bangga menggunakan simbol
atau perbuatan di luar Islam.
Identitas diri tidak cukup sekedar selembar KTP, tapi identitas
diri adalah amal perbuatan kita. Identitas diri kita adalah seorang muslim maka
wajib bagi kita menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai islam di sepanjang hidup
kita. Jadi jangan bimbang, jangan takut menyatakan diri “gue muslim tulen”.
Identitas itu penting, seperti pernyataan di awal. Kita tidak bisa
ikut jika tidak memiliki kartu ujian dan dianggap tidak ikut ujian jika tidak
menyertakan nama dan nomor peserta. Kita tidak dianggap WNI jika tidak memiliki
KTP/KK/AKTA. Mengaku hamba Allah, mengaku umat Nabi Muhammad tapi belum tentu
diaku maka agar diakui mari kita tunjukkan identitas kita sebagai hamba Allah
yang beriman dan bertakwa dengan berpedoman hidup pada Al Quran dan As Sunnah,
melaksanakan perintah Allah dan menjadikan Rasulullah sebagai teladan.
1 komentar:
yap setuju, sejujurnya kita harus lebih arif melihat manusia yah sebai manusia tapi bukan sededar melihat simbol2 yang mereka gunakan.
Kayta orang bijak perlakukan orang lain sebagaiman dirimu sendiri ingin diperlakukan. :)
seep share yang indah bro, salam kenal nih, mampir juga ke gubug ku yap! salam :)
Posting Komentar