dakwatuna.com
– Kairo. Pemilihan umum anggota parlemen Mesir
tahap pertama yang berakhir Selasa (6/12) menunjukkan partai-partai aliansi
Islam meroket, sementara aliansi liberal berguguran.
Meskipun
hasil resmi pemilu tahap pertama dijadwalkan akan diumumkan, Kamis besok, namun
media massa setempat yang menghimpun penghitungan suara pemilu tahap pertama
dari seluruh distrik pemilihan itu menyebutkan Islam meraih 81 persen kursi.
Aliansi Partai Hurriyah Wal ’Adalah -partainya Ikhwanul Muslimin- dan Patai An
Nur dari Salafi serta Jamaah Islamiyah menguasai hampir semua distrik pemilu di
sembilan dari 27 provinsi dalam pemilu tahap pertama.
Adapun
aliansi liberal dari partai-partai Al Wafd, Al Adl, Al Islah, Ats Saurah
Mustamirrah dan Kutlah Masriyah hanya meraih sebagian kecil dari 168 kursi yang
diperebutkan dalam pemilu tahap pertama tersebut.
Komisi
Pemilihan Umum (KPU) membagi pemilu dalam tiga tahap, setiap tahap
masing-masing berlangsung di sembilan provinsi dari total 27 provinsi di negara
Piramida itu. Tahap pertama ini berlangsung di ibu kota Kairo, Iskandariyah,
Fayoum, Port Said, Dimyate, Asyut, Luxor, Kafrus Syaikh dan provinsi Bahrul
Ahmar. Pemilu tahap kedua dijadwalkan digelar di sembilan provinsi lain pada 14
dan 15 Desember ini dan tahap ketiga di sembilan provinsi sisanya pada 6-7
Januari tahun depan. Setiap tahap pemilu diadakan dua hari pemilu ditambah dua
hari lagi untuk pemilihan ulang bila di distrik tertentu terdapat jumlah suara
sama oleh dua calon.
Pemilihan
ini memperebutkan 497 kursi dari total 508 kursi Majelis Syaab (DPR) -10 kursi
di antaranya ditunjuk oleh penguasa bagi kalangan perempuan, profesional dan
minoritas Koptik. Ketua KPU Abdel Moiz Ibrahim menegaskan bahwa pemilu tahap
pertama ini sangat bersih dan jujur dalam sejarah Mesir modern.
Kendati
demikian, tercatat 53 pengaduan dari para calon kepada Mahkamah Tata Negara,
beberapa tempat pemungutan suara di antaranya dinyatakan batal oleh mahkamah
dan pemilihan akan digelar pada akhir tahap ketiga nanti. Abdel Moiz
menyampaikan terima kasih kepada pihak keamanan dari tentara dan polisi serta
pengawas dari para hakim dinilainya masing-masing menjalankan tugas dengan
sempurna.
Aman dan
lancarnya pemilu Mesir pertama pasca revolusi yang menumbangkan 30 tahun rezim
Presiden Hosni Mubarak ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sepekan
menjelang pemilu itu sempat terjadi kerusuhan berdarah di Kairo dan
Iskandariyah yang menewaskan sedikitnya 41 orang akibat bentrok antara pemrotes
anti-pemerintah dan aparat keamanan.
Tingkat partisipasi
pemilik hak suara dalam pemilu tahap pertama ini tercatat berkisar delapan juta
orang atau sekitar 52 persen suara -awalnya KPU menyebut 62 persen, tetapi
kemudian direvisi menjadi 52 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar