Oleh: Ummu Salma
Pernah
punya pengalaman makan cacing ? aku pernah. Waktu itu aku mengikuti acara
pengambilan sayarat-syarat kemampuan umum untuk menjadi Penegak Bantara di SMA.
Seperti diplonco saja, kami membawa banyak syarat yang harus dipenuhi. Paling
aku ingat ketika disuruh membawa tas dari kantung terigu. Ibuku yang
menjahitkannya khusus untukku. Isinya banyak, terutama alat tulis dan baju
ganti. Walaupun pada kenyataannya, aku tidak sempat berganti baju setelah itu.
Aku
dan teman-teman mendapat tugas untuk mencari kakak-kakak Ambalan yang
bersembunyi di beberapa pos pada peta yang diberikan oleh Kakak Pembina. Kami
pun berjalan sendiri-sendiri mencari pos-pos yang dimaksudkan. Disepanjang
jalan aku berdo’a karena malam begitu mencekam. kulirik jam tanganku, waktu
menunjukan jam 10 malam.
Sampailah
aku di pos pertama. Kak Indra memberi perintah untuk menyanyikan Lagu Ambalan
dan menyebutkan Dasa Darma dan Tri Satya dengan suara yang lantang.
Alhamdulillah, aku lulus. Berikutnya pos ke-2, aku mendapat pertanyaan arti
lambang Pramuka, alhamdulillah ini juga lulus. Pos ke-3 dan seterusnya, alhamdulillah lulus semua, senangnya
hatiku.
Aku
meneruskan perjalananku dengan riang dan gembira, ternya menyenangkan juga
jalan malam-malam dan bisa menjawab semua pertanyaan. Aku tiba di pos yang
terakhir. os paling ujung dan sepi sekali, aku lihat dua kakak Ambalan yang
sedang menunggu tidak sabar melihatku datang. “ayo dik, cepat sedikit !”
serunya tidak sabar. Kak Tia dan Kak Dewi, dua orang yang kukenal kalem dan
baik hati kini berubah seperti orang lain. Akupun bergegas menghampiri mereka
dan mengucapkan salam.
“Sekarang kakak mau tanya, apa motivasi kamu
ikut acara ini ? jawab dengan jujur !” kak Tia bertanya kepadaku dengan
tegas. Aku tergagap.
“duh, apa ya ? aku kan ingin jadi anggota
Pramuka.” batinku.
“ayo jawab !” Kak Dewi mulai tidak sabar.
“Ingin menjadi Anggota Pramuka Penegak, Kak”
kataku menggigil.
Angin
dingin mulai merasuki tubuhku yang kurus. Waktu sudah menunjukan jam satu dini
hari.
“Tahu Dasa Darma yang ke-8 ?” tanya lagi.
“Tahu kak. Disiplin, Berani dan Setia !”
jawabku dengan tegas.
“Baik, kamu lihat ini kan …”
Kak
Tia memperlihatkan sebuah toples isi sekumpulan cacing.
“Nah, … Kakak ingin menguji keberanianmu.
Apakah kamu berani memakan cacing ini ?” katanya dengan sedikit
menyeringai. yaikk … binatang yang
paling menjijikan itu harus masuk kedalam kerongkonganku. Oh No ! Aku bergidik
geli.
“Tapi aku sudah diujung kemenangan, mas harus
menguloang lagi dari awal ?” batinku mulai berperang.
“Iya kak, saya berani.” Suaraku terdengar
aneh ditelingaku. Aku pasrah.
“Oke … Kakak tutup matanya ya ?” Kak Dewi
mulai menutup mataku dengan sehelai sapu tangan. Aku dengan pasrah membuka
mulutku lebar-lebar dan hup ada yang licin meluncur didalam mulutku. Baunya
anyir.
“Sudah terasa kan ? Gimana enak tidak ?”
Kata Kak Tia menimpali. Aku tidak kuat lagi. Perutku mulai protes. Siap mulai
memuntahkan segala isinya saat itu. akupun muntah dihadapan 2 kakak Ambalan.
Aku
menangis. Antara sedih dan menyesal karena tidak bisa mempertahankan
keberanianku menelan si cacing. Tetapi 2 kakak ku yang manis ternyata berbaik
hati. Mereka tetap memberikan tandatangannya sebagai bukti bahwa aku siap
menjadi seorang anggota Pramuka yang pemberani.
Dan
ternyata cacing yang mereka berikan di malam itu dalam Spagheti besar yang direndam dalam Scot Emulsion !
Cerita
diatas adalah 1 dari 60 cerita yang ada didalam buku I am Proud To Be Scout yang ditulis oleh Kak Nunu El Fasa dkk. Buku
ini yang saya tahu adalah buku Pertama
di Indonesia yang didalamnya menceritakan tentang berbagai pengalaman selama
mengikuti kegiatan kepramukaan. Ada yang mengharukan, menggelikan, semangat,
suka cita pokoknya mah nano-nano banget deh. Bagi para aktivis Pramuka mungkin
akan senyum-senyum sendiri ketika membaca buku ini, Pasti. Kenapa ? karena
sangat dimungkinkan dalam buku ini ada beberapa cerita yang sama atau kejadian
yang hampir sama dan tentunya mengundang kembali memori masa silam selama aktif
menjadi anggota Pramuka.
Ya,
buku ini membawa angin segar dalam perkembangan Gerakan Pramuka di Indonesia
yang sudah berusia 50 Tahun dan sebagai upaya menuju percepatan Revitalisasi
Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono lima tahun yang lalu pada event Jambore Nasional di Buper Mashudi
Kiarapayung-Sumedang tahun 2006.
I am Proud To Be Scout yang dijadikan judul buku
ini yang berarti Saya Bangga Menjadi
Pramuka secara tidak sengaja sama dengan Jargon kampanyenya Kak Dede Yusuf
yang menjabat sebagai Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat untuk mepromosikan
Pramuka, yaitu ‘BANGGA JADI PRAMUKA
INDONESIA’. Adapun judul buku ini diambil dari salahsatu judul cerita yang
ada dildalamnya dan kalimat I am Proud To
Be Scout adalah tulisan yang terdapat dalam sebuah stiker. Dan subhanallah, kalimat yang baik akan membawa
kebaikan pula, dan kalimat yang ada pada stiker itu menjadi inspirasi bagi
penulis cerita, bagi penulis buku, bagi saya dan bagi kita semua.
Jadi,
buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi kita, terutama para aktivis Pramuka
ataupun bagi orang-orang yang pernah aktif di Pramuka. Buku ini adalah penawar
rindu yang mengingatkan kembali betapa menyenangkan masa-masa yang telah
dilewati bersama Pramuka, buku ini menayangkan slide-slide kehidupan yang
mungkin tak akan ingin kita lupakan, buku ini menyegarkan ingatan dan berusaha
menemukan sudut pandang yang baru di dunia kepenulisan yang berlabelkan
Pramuka.
Buat
temen-temen yang ingin membaca berbagai cerita dan pengalaman yang ada dalam
buku ini gampang kok, Beli aja. Bukannya saya Promosi lho … Tapi satu hal, saya
ingin menularkan semangat kebaikan sama temen-temen semua, saya hanya ingin
mambawa temen-temen pada motivasi yang sama tentang kebangga menjadi Pramuka,
dan saya Cuma ingin berkontribusi untuk Pramuka Indonesia dengan
menginformasikan buku ini.
Saya tidak pernah rugi kehilangan berapapun
uang saya jika dibelikan untuk buku, karena buku bagi saya adalah sahabat
paling dekat, sahabat yang tidak pernah mencela saya dan teman yang memberi
saya pengetahuan dan pengalaman baru dan tak pernah menggerutu jika saya tak
menyapanya atau sering tak bersamanya.
Rugi
jika temen-temen masih mempertimbangkan harga buku ini yang relatif murah yaitu
Cuma Rp. 43.800,- dan jika dibandingkan dengan membeli pulsa. Pulsa yang nominalnya
50 ribu bisa habis dalam satu bulan atau bahkan kurang dari satu bulan. Tapi,
kalo temen-temen beli buku ini, Saya Janji dan berani jamin buku ini pasti awet
seumur hidup. Jikapun hilang ia akan ada ditangan orang lain, atau paling
parahnya ia akan hilang kalo tidak terbakar atau terbawa banjir.
So,
tunggu apalagi. Jangan menunda untuk melakukan berkontribusi dalam kebaikan,
ajak kawan-kawan yang lain untuk membacanya. Sungguh, sekecil apapun niat baik
kita tidak akan terbuang percuma dan pasti terbayarkan. Setetes keringat atau
bahkan segores luka dalam perjuangan telah dijanjikan balasan oleh-Nya.
Ayo
Jangan Ragu buat beli bukunya dan Selamat Menikmati eh Membaca.
Catatan :
ΓΌ Buku
ini bisa dipesan langsung kepada penulis yaitu Kak Nunu El Fasa ( ) atau bisa
juga melalui saya melalui nomor kontak 081 222 935 819.
Buku ini dibedah pertamakalinya di Kwarcab
Ciamis pada acara Bedah Buku dan Seminar Keputrian pada tanggal 18 Desember
2011 dengan tema BUKA MATA (Bagaimana pramUKA meMAhami waniTA) dalam rangka
memperingati hari Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar