Oleh: Syamsudin Kadir
“Jika
secara perhitungan manusiwai, Anda sudah berusaha semaksimal mungkin dengan
seluruh potensi atau apapun yang Anda miliki, maka selanjutnya serahkanlah pada
Sang Pemilik Takdir.”
MERAIH kesuksesan atau prestasi yang
gemilang tentu saja membutuhkan kekuatan yang menunjang. Kekuatan—yang dalam
konteks ini saya sebut sebagai modal—bukan berasal dari luar diri Anda, justru
berasal dari diri Anda. Semakin kuat Anda menjaga modal dalam diri Anda maka
akan semakin mudah bagi Anda untuk meraih kesuksesan Anda.
Bahkan
jika benar-benar ingin menikmati kesuksesan, maka lebih baik Anda memiliki
modal tersebut daripada mengharap banyak dari siapapun orang-orang di sekitar
Anda. Tentu hal ini bukan berarti Anda tidak melibatkan orang lain dalam meraih
apa yang menjadi impian atau cita-cita Anda. Hanya saja alangkah naifnya jika
Anda mengharap banyak dari orang lain, sementara Anda tidak memiliki atau tidak
menghargai modal dasar dalam diri Anda sendiri.
Mungkin
Anda lebih tahu apa yang mesti Anda miliki agar kesuksesan segera bersama dengan
Anda, atau cita-cita Anda terwujud dalam kehidupan Anda. Karena itu, apa yang
saya tawarkan atau sebutkan pada penjelasan berikut hanyalah tambahan bagi
Anda, atau sebagai pemicu sekunder yang memotivasi Anda untuk selalu semangat
dalam menggapai keuksesan. Mudah-mudahan bermanfaat. Beberapa modal yang mesti
Anda miliki adalah sebagai berikut:
Niatan
Niat
adalah tekad atau keinginan yang kuat untuk meraih sesuatu. Atau dalam redaksi
yang berbeda bisa didefenisikan sebagai kemauan yang kuat untuk melaksanakan
sesuatu pekerjaan atau aktivitas yang sudah direncanakan.
“Dalam niat terdapat unsur tekad, kemauan, keseriusan dan
kesungguhan untuk melakukan atau mendapatkannya. Dalam konteks ini, katakanlah
Anda ingin menjadi pengusaha sukses, maka Anda mesti menamakan niat dalam hati
Anda bahwa Anda memang benar-benar ingin menjadi pengusaha sukses. Atau Anda
ingin menjadi penulis sukses, maka Anda perlu memperteguh niat dalam hati Anda
bahwa Anda memang punya keinginan yang kuat menjadi penulis sukses. Demikian
juga pada jenis impian atau rencana kesuksesan lainnya.”
Dengan
niat yang terbungkus kuat dalam hati, Anda akan terbantukan. Niat akan membantu
akal dan fisik Anda dalam melaksanakan rencana strategis dan teknis yang Anda
susun dalam mencapai impian Anda. Dengan niat yang kuat, Anda benar-benar
terdorong untuk melakukannya dan menggapainya. Dan dengan niat, Anda
benar-benar tak terpengaruh oleh apapun yang berasal dari luar diri Anda.
Karena Anda sudah terikat kuat dengan niat suci Anda.
Keikhlasan
Niat
dan ikhlas adalah modal yang mesti ada dalam setiap cita-cita. Jika niat adalah
kehendak yang kuat untuk melakukan atau meraih sesuatu, sedangkan ikhlas
kemenyerahan secara total akan pekerjaan yang ditempuh atau impian yang sedang
diraih. Ya, keikhlasan adalah sikap kemenyerahan jiwa kepada Sang Kuasa atas
apa sedang dilakukan atau atas apa yang diimpikan.
Allah
berfirman, “Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku, yang Aku tempatkan
pada hati-hati hamba-Ku yang Kucintai, maka jadilah hamba yang dicintai dengan
keikhlasan.” (Hadits Qudsi)
“Keikhlasan adalah jantung dari seluruh pekerjaan juga
aktivitas dalam menggapai cita-cita. Imam Syafi’i memberi gambaran mengenai
keikhlasan seperti orang yang sedang mengeluarkan kotoran besar atau hajat.”
Ya,
keikhlasan itu berarti tanpa pamrih, benar-benar totalitas dengan pekerjaan dan
impian. Ketika sudah menentukan pekerjaan atau sudah mulai melangkah menggapai
cita-cita, si pemilik keikhlasan sudah tidak butuh lagi dengan penilaian dan
penghargaan yang melebihi kewajaran atas dirinya.
Orang
yang ikhlas akan mudah melakukan sesuatu, apalagi jika pekerjaan tersebut
adalah bagian dari rentetan strategi atau cara dalam menggapi cita-cita atau
impiannya. Langkahnya terus terpacu, tidak lelet untuk memulai langkah. Kelelahan
dan keletihan yang dialaminya dijadikan sebagai obor penyemangat untuk terus
melangkah menggapai impian atau cita-citanya.
Anda
tentu mau menjadi manusia yang ikhlas. Bagaimana cara menggapainya? Ini hanya
contoh sederhana, silahkan dicoba :
“Camkan dalam diri bahwa Anda dan apapun yang Anda miliki
adalah titipan Allah. Allah mengamanahkan agar Anda memberi yang terbaik kepada
mereka yang berhak seperti yang Allah tegaskan dalam risalah-Nya. Karena itu
Anda mesti menyediakan hitungan bagi makhluk-Nya yang butuh dengan Anda dan
dengan apa yang Anda miliki saat ini. Berilah mereka, sebab mereka adalah
titipan Allah yang berhak mendapatkan titipan-Nya yang kini ada di tangan
Anda.”
Keuletan
Anda
tentu kenal Bangsa Jepang. Sekarang Jepang adalah salah satu Asia yang mampu
menyaingi kemajuan Negara-negara maju lainnya di dunia. Amerika dan China yang
konon menjadi Negara maju, baik dalam bidang usaha maupun teknologi informasi,
kini mendapat persaingan yang ketat dari Jepang. Bahkan pada hal-hal tertentu,
Jepang sudah menjadi pemimpin.
Tahu
kah Anda apa yang menjadi modal dasar orang-orang Jepang, baik pemimpin maupun
rakyatnya, sehingga menjadi salah satu Negara level atas dunia? Apa yang
menyebabkan Jepang mampu mengambil alih berbagai produksi lokomotif dunia?
Setelah Hirosima dan Nagasaki dibombardir, orang-orang Jepang langsung bangkit
melahirkan berbagai kemajuan dalam berbagai bidang. Salah satu modal bangsa
Jepang yang sulit ditemukan di Negara-negara Asia lainnya adalah keuletan.
Keuletan
bisa dipahami sebagai ketekunan dalam menuntaskan berbagai pekerjaan. Konon diceritakan bahwa orang Jepang
tidak akan berhenti dari satu pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut selesai
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bahkan seringkali satu pekerjaan bisa diselesaikan
sebelum waktu yang disediakan tiba. Sebuah kenyataan luar biasa yang sulit
ditemukan di Negara-negara Dunia Ketiga.
Orang Jepang jika menyelesaikan satu pekerjaan
bukan sekadar selesai, tetapi benar-benar berkualitas. Sehingga jika
dibandingkan dengan kualitas pekerjaan non Jepang, maka hasilnya tentu saja
sangat jauh. Bukan saja dalam bidang jasa, keuletan bangsa Jepang terpampang
lebar dalam berbagai segi kehidupan.
Dalam
konteks tertentu, keuletan juga bisa disebut sebagai kedisiplinan. Kedisiplinan
bukan sekadar hitungan waktu seperti ketepatan dalam menuntaskan pekerjaan,
tapi juga ketekunan dan kesungguhan dalam menuntaskan pekerjaan itu sendiri.
Bagaimana Anda memulai dan melalui pekerjaan Anda sesuai ritme yang sudah
disusun. Lagi-lagi, masyarakat Jepang sudah terkenal dengan keuletannya,
bagaimana dengan Anda?
Kejujuran
Jujur
sering didefeniskan sebagai keseuaian antara apa yang dikatakan oleh lisan
dengan apa yang ada dalam hati. Jujur dalam bekerja berarti tidak plin-plan
dalam menuntaskannya. Dalam konteks cita-cita begitu. Anda mesti jujur dengan
cita-cita Anda. Jangan sampai Anda bercita-cita karena ingin mendapatkan
anggapan bahwa Anda orang hebat. Akhirnya apa yang menjadi cita-cita Anda hanya
hiasan bibir.
Jika
Anda tidak jujur dengan cita-cita atau impian Anda, maka Anda berbohong kepada
diri Anda, orang lain di sekitar, alam ini bahkan Allah yang menciptakan Anda.
Tapi jika Anda jujur
dengan cita-cita atau impian Anda, maka Anda telah jujur kepada diri Anda,
orang di sekitar dan tentu saja Allah yang menentukan segala kesuksesan.
Semakin
Anda jujur, maka peluang tercapainya cita-cita Anda akan terbuka lebar.
Mengapa? Karena orang-orang di sekitar akan mendukung Anda, tentu sesuai dengan
kemampuan dan kesiapan mereka. Mungkin bukan materi yang mereka berikan kepada
Anda, tapi do’a mereka akan selalu untuk kesuksesan atau cita-cita Anda.
Percayalah, kejujuran adalah pintu masuk bagi kepercayaan orang lain kepada
diri Anda.
Kesabaran
Hal
lain yang tak kalah pentingnya adalah kesabaran. Sabar bukan berarti menerima
apa adanya sesuatu, bukan juga diam begitu saja dengan apa yang menjadi impian
Anda. Anda mesti bekerja keras agar menggapai impian atau cita-cita Anda. Tapi
Anda tidak perlu tergesa-gesa meraih hasil, sebab ketergesa-gesaan adalah
penyakit yang menghalangi Anda untuk sabar menanti kesuksesan yang Anda raih.
Kesabaran
dalam meraih cita-cita bisa diwujudkan dalam bentuk :
Menanti hasil dengan hitungan yang terukur. Jangan
sampai mengharap “segera” terhadap kesuksesan Anda jika Anda tidak bekerja
keras. Justru Anda mesti bekerja keras, dan sabarlah menanti hasil dari usaha
Anda. Bahkan kesabaran itu sendiri adalah kesuksesan.
Kesyukuran
Apapun
hasil yang Anda peroleh dari kesungguhan Anda dalam melakukan sesuatu atau
dalam menggapai cita-cita, bersyukurlah bahwa Anda sedang atau telah
mendapatkannya. Bisa jadi apa yang Anda peroleh belum sesuai dengan yang Anda
harapkan, percayalah bahwa itu lebih baik daripada Anda tidak mendapatkan
apa-apa. Masih banyak orang di luar sana yang bisa jadi sampai saat ini masih
menanti sesuatu seperti yang Anda dapatkan saat ini.
“Adapun jika yang Anda peroleh sudah sesuai dengan apa
yang menjadi impian atau cita-cita Anda, maka bersyukurlah. Anda tidak perlu
sombong atas apa yang peroleh saat ini. Bisa jadi apa yang Anda peroleh bukan
karena kesungguhan Anda, tapi karena do’a mereka-mereka yang selama ini mungkin
tidak begitu Anda kenal. Atau bisa jadi karena do’a mereka-mereka yang Anda kenal.
Alangkah eloknya jika Anda berbagai kebahagiaan dengan mereka semua, dengan
sesuatu yang sederhana sekalipun.”
Bersyukur
tentu bukan saja ketika mendapatkan hasil, tapi juga dalam proses
mendapatkannya. Anda perlu berdo’a setiap waktu dimana Anda menunaikan
teknis-aplikasi dari rencana bagi cita-cita Anda. Sebab hasil akhir dan yang
memberikan kesuksesan sesungguhnya adalah Allah Swt. bukan diri Anda atau
orang-orang di sekitar Anda.
Ketawakalan
Tawakal
bukan berarti menyimpan kambing di hutan belantara yang dihuni binatang buas.
Tawakal juga bukan berarti menyimpan daging sapi di kandang dimana ratusan
anjing sudah siap menyantap. Tawakal adalah kemenyerahan secara total kepada
Allah secara bersamaan dengan usaha manusiawi Anda.
“Jika secara perhitungan manusiwai, Anda sudah berusaha
semaksimal mungkin dengan seluruh potensi atau apapun yang Anda miliki, maka
selanjutnya serahkanlah pada Sang Pemilik Takdir. Anda hanya boleh berencana,
tentu sesuai dengan kalkulasi kemanusiaan Anda, namun tetap saja hasil hasil
akhir dan pemberi kesuksesan yang sesungguhnya adalah Allah Swt. Itulah di
antara sumber kekuatan yang tidak ada bandingannya.”
Saya
tidak perlu berbicara lebih jauh, karena saya yakin Anda juga memiliki stok
penjelasan untuk memahami lebih dalam penjelasan ini. Mudah-mudahan apa yang
saya ungkap dalam penjelasan ini membantu Anda untuk menjalani proses
tercapainya kesuksesan Anda dalam bidang apapun yang sedang Anda geluti, atau
apapun yang menjadi impian Anda. Akhirnya, semoga Anda selalu memiliki dan
menjaga kekuatan atau modal Anda, agar kelak Anda bisa menikmati kesuksesan
atau cita-cita Anda dengan senang hati. Mari! []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar