Dzahaba shiba watawaatil ayyam, wa’alas Shiba wa’ala
zamaani salaam ...
Masa lampau telah berlalu, masa telah silih berganti.
Maka, selamat tinggal masa muda dan selamat tinggal kepada segala masa.
Bukankah pergantian siang dan malam adalah sesuai dengan titah-Nya, lalu
mengapa manusia masih saja jarang menyadari bahwa setiap perjalanan waktu dan
pergerakan masa dilewati begitu saja tanpa diresapi begitu dalam. Ada yang
melewatinya penuh suka cita dan tenggelam dalam euphoria kegembiraan, dan tak
sedikit pula yang melaluinya dalam kesedihan dan berkubang dengan kekalutan.
Inilah gambaran kehidupan dimasa depan, ya gambaran kehiduupan yang hakiki dan
abadi. Bahwa kampung akhirat adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang
berbahagia dan berkumpulnya orang-orang yang sengsara.
Sahabat sekalian, apapun yang terjadi hari kemarin, seperti apapun yang
telah terjadi minggu lalu, bagaimanapun yang telah terjalani bulan ke belakang
dan apapun yang telah terlakoni tahun yang lewat sesungguhnya tak akan mengubah
keadaan kita untuk masa depan. Kecuali hanya dijadikan cermin untuk melangkah
lebih hati-hati agar tidak terjebak pada lubang kegelapan yang kedua kalinya,
agar kita tak terperosok pada jurang murka untuk yang kesekian kalinya. Dan
disinilah kita akan mengawali kembali langkah gontai kita, mencoba bangkit dari
keadaan yang melelahkan dengan semangat baru dan motivasi yang dilapisi
semangat keikhlasan.
Sahabat sekalian, Tahun 1343 H
telah berada disekitar kita. Maka, sesungguhnya ia menanti untuk diisi dengan
segala kebaikan, menunggu ditulisi dengan kata-kata bijak yang akan
mengharumkan setiap lembarnya hingga menjadi sebuah buku yang menakjubkan, buku
yang akan menjadi Best Seller dan rebutan para Malaikat langit dan seluruh
penjuru bumi turut menyebut nama kita dengan do’a kebaikan.
‘Amun Jadiid Birruhil Jadiid …
Tahun baru dengan semangat
baru. Tahun yang lalu mungkin amat melelahkan, tapi bersiaplah kawan, karena
tahun ini akan lebih melelahkan dari tahun-tahun yang pernah kita jalani. Tahun
yang harus kita jalani dengan segudang target dan rencana, dimana pada start
ini kita membidikan panah menuju sasaran yang kita tuju, jangan sampai meleset
lagi jika tak ingin mengulang kegagalan di masa silam.
Delapan dasawarsa yang lalu khilafah islamiyah telah luluh lantak dibawah
rezim tirani, namun apakah kita akan terus meratapi kejadian tersebut tanpa
berbuat apa-apa. Berulangkali saya ingatkan, apakah kita para penganut
perubahan yang membenci diam itu?. Jika diam saja dikatakan emas,
maka berbuat adalah mutiara. Dan jika diam adalah bongkahan batu yang sanggup
menyangga gunung, maka berbuat adalah menyuburkan gunung itu.
Saatnya menuju kebangkitan
Islam, menuju perubahan peradaban, dan kitalah yang akan menentukan atmosfir
baru itu dimasa depan itu. kitalah yang akan mengawal perubahan itu hingga
tuntas, jikapun kita tak bias menuntaskannya dalam ruang ini, maka kita perlu
mencari kawan untuk menemani jalan ini yang akan melanjutkan estafeta menuju
cita, yang akan melanjutkan safari perjuangan hingga tercapai sebuha tujuan
agung itu.
Tahun baru. Ia membuka
cakrawala baru, harapan baru, semangat baru, memburu target-target baru, menyemaikan
suka cita baru dan melayaninya dengan jiwa baru, dan mungkin menemukan seseorang
yang baru untuk menemani perjalanan kita.
Saatnya Hijrah Diri dan Hati
Hijrah adalah keniscayaan bagi
penggenggam kesuksesan. Nabi Adam As. Dan ibunda Hawa harus hijrah dari surga-Nya
untuk menyemai benih kebahagiaan di muka bumi, Nabi Yusuf As. Harus hijrah ke
Tanah Mesir hingga ia menjadi penguasa yang Berjaya, Nabi Musa harus Hijrah
untuk menemukan kekuatan diri, dan Sang Nabi tercinta Muhammad Saw. Harus rela
meninggalkan tanah kelahirannya untuk kemenangan dakwah dan tersebarnya Islam
ke seluruh penjuru dunia.
Hijrah merupakan titik balik
sebuah kehidupan, dimana kita akan menemukan ruang baru yang harus kita
pelajari dan kita pula bertemu kultur baru yang akan menentukan langkah kita
selanjutnya. Semua hal baru yang akan menjadikan tantangan lebih menarik untuk
dihadapi, yang menjadikan setiap hambatan unik dan beraneka ragam patut
disiasati dengan kecerdasan, dan tanpa kita sadari menjadikan kita lebih dewasa
mengenal diri kita, dan ketika kita telah mengenal diri maka atas izin Nya kita
akan bersua dengan Nya.
Hijrah sungguh fenomenal,
karena dengannya mampu menyegarkan jiwa kita yang dahaga. Menunjukan cakrawala
yang dihiasai pernik kehidupan yang belum pernah kita temukan ditempat semula,
menyuguhkan keindahan yang berbeda serta semakin membuat kehidupan kita lebih
kaya warna.
Meski demikian, tetaplah
berhati-hati kawan. Jangan sampai lengah barang sedetikpun, hambatan terus
menguntit di setiap sisi kehidupan kita dan ia tak perna jera membuat kita
patah semangat dan terpuruk. Tantangan terus pula mengintai dan berusaha
menjungkirkan kita dan membuat kestabilan kita semakin diuji. Ketika kita
tersandung, maka tetap bangkitlah dengan senyuman, berjalanlah kemballi dengan
tegap, karena seberat apapun ujian masih ada Tangan Sang Maha Gagah yang akan
mengayomi keluh kesah kita.
Senantiasa bersyukur
kepada-Nya adalah bumbu termanis untuk mengarungi hari-hari baru yang akan kita
jalani, Istiqomah adalah media yang akan mempertegas jati diri, sabar akan
melatih jiwa juang kita agar tak cengeng ketika keadaan tersulit hinggap, tawakkal
membawa kita pada penyerahan diri dengan sempurna, dan ikhlas menjadikan kita
terbang ke angkasa cinta-Nya yang Maha Mempesona.
Allahu Akbar …
Semua ini adalah nasihat untuk
ku, untuk diriku yang tak ingin lelah dalam kenestapaan, untuk ku yang tak
ingin terus larut dalam kegundahan yang tak bertepi, untuk ku yang tak ingin
terus menerus goyah tanpa alasan dan untuk ku yang selalau dirundung kegelisahan.
Sebuah catatan yang ingin
selalu ku ingat ketika menapaki jalan baru, atau mungkin melewati jalan lama
dan aku melupakannya. Salahsatu memori yuang ingin kusimpan untuk aku wariskan
kepada jundi-jundi kecilku nanti, yang akan melanjutkan gairah kehidupanku.
So, Selamat tahun baru,
‘Amun jaded Birruhil Jadid,
Tahun Baru dengan Semangat
baru …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar