BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan seseorang pada umumnya penuh
dorongan dan minat untuk mencapai / memuliki sesuatu. Seberapa banyak
dorongan-dorongan dan minat-minat seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari
pengalaman emosionalnya.
Kehidupannya berlngsung mulus, di mana
dorongan-dorongan dan keinginan / minatnya dapat terpenuhi / dapat berhasil
dicapai, ia cenderung memiliki perkembangan emosi yang stabil dan dengan
demikian dapat berhsil terpenuhi, baik hal itu di sebbkan kurangnya kemempuan
untuk memenuhinya / karena kondisi lingkungan yang kurang menunjang, sangat
dimungkinkan perkembangan emosionalnya mengalami gangguan.
Pada awal pertumbuhannya yang
dibutuhkan seorang bayi adalah kebutuhan primer. Kebutuhan bayi masih amat
sederhana, makan dan minum yang dibutuhkannya dapat dipenuhi dengan air susu
ibu. Begitu pula kekebutuhan lainnya.
Kemampuan bereaksi secara emosional
sudah ada sejak anak dilahirkan, namun perkembangan emosional berikutnya tidak
berjalan dengan sendirinya, tetapi banyak dipengaruhi oleh peran pematangan dan
proses belajar yang dilakukan.
BAB II
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN EMOSI
A. Pengertian Emosi
Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan
berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda. Tetapi
perbedaan antara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas.
Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang
secara kualitatif akan berkelanjutan.
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali terjadi
perubahan-perubahan pada fisik, antara
lain berupa:
-
Reaksi elektris pada kulit,
meningkat bila terpesona.
-
Peredaran darah, bertambah
cepat bila marah.
-
Denyut jantung, bertambah cepat
bila terkejut.
-
Bernapaas, bernapas panjang
bila kecewa.
-
Pupil mata, membesar bila
marah.
-
Liur, mongering kalau takut
atau tegang.
-
Bulu roma, berdiri bila takut.
-
Pencernaan, mencret-mencret
kalau tegang.
-
Otot, ketegangan dan ketakutan
menyebabkan otot menegang.
-
Komposisi darah, komposisi
darah akan akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan
kelenjar-kelenjar lebih aktif.
B. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang
mempunyai intensitas relative tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana
batin. Sepertinya perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum atau garis yang
bergerak dari emosi positif sampai negative.
Minimal ada 4 ciri emosi, yaitu:
-
pengalaman emosional bersifat
pribadi/subjektif, ada perbedaan pengalaman antara individu yang satu dengan
lainnya.
-
Ada perubahan secar
fisik (kalau marah jantung berdetak lebih cepat).
-
Diekspresikan dalam perilaku
seperti takut, marah, sedih dan bahagia.
-
Sebagai motif, yaitu tenaga
yang mendorong seseorang melakukan kegiatan, misalnya orang yang sedang marah
mempunyai tenaga dan dorongan untuk memukul atau merusak barang.
Emosi anak seringkali berbeda dengan emosi remaja dan
orang dewasa. Orang dewasa yang tidak memahami hal ini cenderung menganggap anak
belum matang secar emosional.
Ciri khas penampilan atau ekspresi emosi anak antara
lain berupa:
-
Reaksi emosinya kuat terhadap
situasi yang sederhana / remeh maupun yang serius, namun dapat berubah dengan
bertambahnya usia anak.
-
Seringkali tampak dalam bentuk
ekspresi fisik dan gejala, misalnya perubahan roman muka, dan gerakan tubuh,
dan ada juga anak yang menjadi gelisah, melamun, dan menggigit kuku.
-
Bersifat sementara, kalau sedih
anak menangis tapi setelah itu cepat berhenti bila perhatiannya dialihkan.
-
Reaksi emosi mencerminkan
individualitas anak, misalnya jika anak ketakutan ada yang menangis, menjerit,
lari, dan bersembunyi di balik seseorang.
C. Karakteristik Perkembangan
Emosi
Secara tadisional masa remaja dianggap sebagai priode
“badai dan tekanan”, suatu masa yang ditandai oleh ketegangan emosi meninggi
sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Meningginya emosi terutama karena anak (laki-laki maupun
perempuan) berada di bawah tekanan social dan mereka menghadapi kondisi baru,
sedangkan selama masa kanak-kanak ia
kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja menghadapi badai dan tekanan, namun
benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak setabilan dari waktu ke
waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru
dan harapan social yang baru.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi
masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah sebagai
berikut:
- Cinta / kasih sayang
Factor penting dalm kehidupan masa kanak-kanak dan
remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk
mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama
pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi
sangat penting, walaupun kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan
secara rapi. Para remaja yang berontak secara
terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan
disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
- Gembira
Perasaan gembira dari masa kanak-kanak dan remaja belum
banyak diteliti. Perasaan gembira sedikit mendapat perhatian dari petugas
peneliti dari pada perasaan marah dan takut atau tingkah laku problema lain
yang memantulkan kesedihan.
Rasa gembira akan dialami apabila segala segala
sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan
jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya
itu mendapat sambutan (diterima) oleh yang dicintai.
- Marah dan permusuhan
Sejak masa kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan
dengan usaha untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai seorang pribadi yang
mandiri. Rasa marah merupakan gejala yang penting di antara emosi-emosi yang
memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian.
Rasa marah juga penting dalam kehidupan, karena melalui
rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan
minat-minatnya sendiri.
Kondisi-kondisi dasar yang menyebabkan timbulnya rasa marah
kurang lebih sama, tetapi ada beberapa perubahan sehubungan dengan pertambahan
umumnya dan kondisi-kondisi tertentu yang menimbulkan rasa marak atau
meningkatnyapenguasaan kendali emosional.
Dalam upaya memahami anak dan remaja, ada 4 faktor yang
sangat penting sehubungan dengan rasa marah, yaitu:
-
Adanya kenyataan bahwa perasaan
marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi
dirinya sendiri.
-
Pertimbangan penting lainnya
ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak hanya merupakan subjek
kemarahan yang berkembangan dan kemudian menjadi surat, tetapi juga mempunyai sikap-sikap
kemarahan yang tersisa dalam bebtuk permusuhan yang terjadi di masa lalu.
-
Seringkali perasaan marah
sengaja disembunyikan dan seringkali tampak dalam bentuk yang samar-samar.
Bahkan seni dan cinta mungkin dipakai sebagai alat kemarahan.
-
Kemarahan mungkin berbalik pada
dirinya sendiri.
- Ketakutan dan kecemasan
Banyak ketakutan-ketakutan baru muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan
rasa berani yang bersamaan dengan pekembangan remaja itu sendiri.
Cirri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun, yaitu:
- Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
- Kadang bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
- Kondisi biologis yang tidak setabil mengakibatkan timbulnya kemarahan.
- cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Emosi merupakan penggambaran
suasana batin yang dinamis dan terbuka karena melibatkan ekspresi fisik.
2.
Perasaan menunjukan suasana
batinyang lebih tenang dan tertutup karena tidak banyak melibatkan aspek fisik.
3.
Pola emosi masa remaja adalah
sama dengan pola emosi masa kanak-kanak.
4.
Emosi yang secara normal
dialami oleh setiap manusia khususnya para remaja adalah: cinta kasih saying,
gembira, kemarahan dan permusuhan, serta ketakutan dan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, 1991. Perkembangan anak. Erlangga, jakarta.
Ali,
Mohammad dan Mohammad Asrori, 2004, Psikologi Remaja (Perkembangan
Peseta didik), Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Inggridwati kurnia (2007) perkembangan pserta didik, jakarta:
Depdiknas
Chaer, Abdul, 2004, Psikolingustik Kajian Teoretik, Jakarta.
Henry Guntur Tarigan, 1986, Psikolingustik, Bandung; Angkasa.
Rineka Cipta.Davidof, Linda L, 1988, Psikologi
Suatu Pengantar, Jakarta;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar