Aku hanya ingin tetap menyayangimu, tak
lebih. Jika memang aku menjadi beban untukmu, tak bias membuatmu merasa nyaman
bahkan membuat hidupmu semakin berat, maafkan.
Saat ini, saat kau hendak menyendiri dan
‘tak ingin’ menerima pesan dariku, taka pa. semoga aku bias tetap memahamimu.
Memahami segala apa yang kau rasa dan berusaha menguatkan diri agar kau bias
menjalani seperti biasa, melewati setiap detail waktu seperti apa yang kau
ingini. Dan jika saja aku mengganggumu, mohon tegurlah aku. Kaena saat semua
terbawa emosi dan curiga, aku tak ingin semua berantakan dan berakibat fatal
pada hubungan kita berdua.
Seperti yang kau katakana, bahwa aku
selalu menjadi orang yang kedua atau bahkan terakhir dan sering terlambat saat
kau butuhkan. Dan saat ini, aku terus berusaha untuk tahu seperti apa yang kau
mau, dan apa yang sebenarnya yang kau inginkan dariku. Aku hanya mencemaskanmu
dari diriku sendiri, dan aku selalu begitu jika terjadi hal tidak baik darimu,
aku sangat bisa merasakannya.
Saat kau berkata baik-baik saja, aku
tahu kau tak baik-baik saja. Jika tak bertanya kepadamu aku semakin cemas, dan
jika aku bertanya kepadamu mungkin ada yang kau sembunyikan, namun aku tetap
berterimakasih bahwa kau masih mau menjawabnya, meski kau jawab ‘baik-baik
saja’ yang tak ku anggap baik-baik saja.
Baiklah, semoga beban dan tuntutan yang
harus kau jalani dan kau hadapi saat ini, masa-masa ini bisa kau biasakan dan
teratasi. Tuhan menyayangimu jika kau mendapat tuntutan dan beban ini, Allah
sangat mencintaimu dan ingin terus mendengar keluh kesahmu pada Nya, dan
setelah ini akau yakin Dia telah menyiapkan sesuatu yang istimewa buatmu.
Hanya ini saja yang ingin kusampaikan.
Izinkan aku terus menyayangimu dan terus
bisa menikmati senyum teduhmu.
Aku hanya mencemaskanmu, saa ini.
Tak lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar