Sudah lama tak menjejakan kaki di
kampus, tak banyak perubahan hanya aromanya sedikit berbeda. Berbeda dari
keadaan sebelumnya, dimana saya biasanya saya setiap minggu pasti berada
disana, namun sudah beberapa bulan tak bersua dengan kampus tercinta. Ya,
karena sesuatu yang membuatku tak mau kesana dan saya tak berani
mengungkapkannya. Hanya seberkas kekecewaan.
Cemburu. Ya, saya cemburu dan sangat
cemburu saat bertemu kawan-kawan seangkatan. Mereka menyap dan bertanya kabar,
hanya menjawab singkat dan semua terlihat seolah baik-baik saja. Sedikit
pencitraan tak apa kan ?? meski hati tak bisa dibohongi, kecewa masih mendarah
daging. Malu, tapi harus dihadapi dengan senyuman.
Cemburu pada kawan-kawan yang sangat
sibuk dengan aktivitas masing-masing, ada yang menyerahan laporan PPL, ada yang
sibuk ngurus administrasi perkuliahan, ada yang serius menggarap proposal
skripsi, ada yang sumringah karena telah memperoleh SK Pembimbing dari
fakultas, ada yang sudah sampai pada BAB III, sudah rampung BAB II dan mereka
begitu antusias. Menyakitkan, cemburu memang selalu menyiksa.
KKN diujung mata, namun kondisi
keuangan belum juga membaik. Sedang mereka, sudah mulai berkemas menyiapkan
bahan pesta untuk mendapat gelar Sarjana, Skirpsi. Skripsi bagiku mudah, namun
karena PPL yang tidak dapat kuikuti, mengalihkan perhatianku pada dunia lain,
introspeksi diri, menampilkan diri agar lebih layak dan selalu berfikir positif
bahwa Allah berkehendak yang terbaik untuk saya. Dan saya tepatnya belum pantas
lulus tahun ini.
Tapi, tetap saja cemburu memburu.
Lebih baik tidak bertemu dengan kawan-kawan seangkatan daripada ditanya tentang
kabar akhir perkuliahan. Lebih baik menghindar dan membangun rumah sendiri
daripada berjumpa dengan mereka yang tengah serius menggarap tugas akhir. Hah,
cemburu tetap saja menyakitkan. Apapun alasannya, cemburu tetap menyembunyikan
timbunan kekecewaan dan kehampaan. Sekali lagi, cemburu selalu menyakitkan.
Hanya lewat tulisan ini karuahkan
segala perasaanku, perasaan cemburu ini. Hanya pada tulisan aku bebas
berekspresi dan mencincang habis semua resah di diri dan membasmi setiap
keadaan yang menghantui. Tulisan, meski tak dapat diajak diskusi namun kawan
efektif penghalau galau.
Dan di akhir tulisan ini, aku tetap
cemburu. Pada kalian kawan-kawanku, atas wajah serius, atas wajah sumbringah
atas buku-buku yang ditenteng, pada simpang siur di perpustakaan dan pada
setiap pertanyaan-pertanyaan yang penuh harapan dan menguatkan. Aku cemburu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar