Jika
ditanyakan “Apakah cara yang harus ditempuh untuk menggapai bahagia?”, tentu
akan muncul banyak jawaban. Perbedaan jawaban berasal dari perbedaan sudut
pandang masing-masing, sesuai dengan kecenderungan dan gaya hidupnya.
Menurut Nabi ‘Isa
‘Alaihis Salam, seseorang dikatakan harus merasakan bahagia jika dia sudah
melakukan tiga hal ini.
LISAN SELALU BERDZIKIR
Bahagia adanya di
dalam hati. Ketenangan hati bisa digapai dengan memperbanyak dzikir kepada
Allah Ta’ala. Berdzikir yang merupakan ibadah unggulan harus dilakukan dengan
kalimat-kalimat pujian yang termaktub dalam Kitab Suci al-Qur’an, hadits Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, maupun ucapan para sahabat dan ulama’
shaleh yang takut kepada Allah Ta’ala sebagai generasi penerus Nabi dan Rasul.
Sedangkan sebaik-baik
dzikir adalah Kalam Allah Ta’ala. Ia bisa dibaca kapan saja, dari bagian mana
saja, sebanyak mungkin sesuai dengan kemampuan seorang hamba selama tidak
melanggar hak-hak bacaan.
Maka sebaik-baik
bacaan al-Qur’an adalah yang masuk ke dalam hati, dan memengaruhi pembacanya
untuk mengamalkan kandungan di dalamnya. Mereka itulah generasi sahabat nabi
yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala.
DIAMNYA BERFIKIR
Ada ungkapan yang amat
masyhur bahwa diam adalah emas. Dalam Islam, diam disyariatkan jika tidak ada
perkataan baik yang harus disampaikan. Diam ketika tak ada kebaikan yang
disampaikan juga menjadi salah satu tanda baiknya iman seseorang.
Maka dalam diamnya,
orang yang beriman akan senantiasa berp
Sebab, jika pikiran
tidak sibuk dengan memikirkan ayat-ayat Allah Ta’ala, maka ia akan sibuk
dengan memikirkan kesia-sian dan maksiat.
PENDAPATNYA BERIBRAH
Lisan yang senantiasa
berdzikir dan senantiasa memikirkan ayat-ayat Allah Ta’ala dalam diam, maka
perkataan yang disampaikan pun akan mengandung kebaikan semata. Setiap kalimat
yang meluncur darinya adalah motivasi, harapan, mengingatkan keutamaan akhirat,
peringatan agar tidak terlena dengan dunia, dan sebagainya.
Alhasil, selain mereka
yang mengucapkan mendapatkan kebaikan, orang yang mendengarkannya pun akan
mengalami rasa serupa. Kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian tersebut akan
menular sehingga semakin banyak orang yang merasakannya.
Sobat, mari bahagiakan
diri dengan berdzikir, berpikir, dan berpendapat yang memiliki pelajaran nan
berharga. [Pirman]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar