29 Agustus 2010

ALHAMDULILLAH


Dian Sastro:
disaat waktu berhenti ... kosong
dimensi membutakan mata,memekakkan telinga
lalu diri menjadi hampa
saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka*
sadarku akan hadirmu,mematahkan sendi-sendi yang biasanya tegak berdiri

Yassin:
ult li albi bissaraha (I'm opening up my heart with honesty)
hayya nab'idil karaha (Let's avoid the hated and hatred)
syakkireena a' kulli ni'ma (Let's remain thankful with what we have)
ba' ideena anil fattana (Let's avoid all lies and sins)

19 Agustus 2010

Rabb Ku ...


Rabb ku..
Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu
Sebuah hati yang sungguh mencintai Engkau

Generasi Yag Hilang


Di saat ia mulai tumbuh menjadi tunas yang kokoh,
di saat itu pula gejolak mengalahkan segalanya.
Terperosok, terjerembab, dikepung
oleh perdaban-peradaban Barat yang mengoyak
dan mencabik kemurnian nuraninya.

Bukanlah PEMUDA, yang mengatakan inilah Bapakku,
tetapi PEMUDA adalah yang mengatakan inilah AKU.

Ooo.. Generasi yang hilang
Korban perang peradaban
Apa arti ilmu pengetahuan
Tanpa takwa dan iman

Di meja makan dan mangkok supmu
Kuhidangkan kisah negeri terluka
Orang - orang berjamaah di plasa-plasa
Diskotik dan bar jadi rumah suci
Tuk tumpahkan duka dan sakit hati

Ooo.. Generasi yang hilang
Korban perang peradaban
Apa arti ilmu pengetahuan
Tanpa takwa dan iman

Di sini aku berdiri
Di meja makan dan mangkok supmu
Menahan garpu - garpu keserakahanmu
Yang terus menghujam melahap hutan
Mengibarkan berjuta film kebinalan

Ooo.. Generasi yang hilang
Korban perang peradaban
Apa arti ilmu pengetahuan
Tanpa takwa dan iman

Anak anak sekolah berangkat untuk tawuran
Berbekal poster Madona dan mimpi kura - kura ninja
Mereka susuri jalan - jalan masa depan
Penuh ancaman dan topeng - topeng kemunafikan

Sarjana - sarjana dengan toga dikepalanya
Berbaris bagai robot
Meninggalkan masyarakatnya
Mengejar mimpi televisi seolah tak akan mati

Ooo.. Generasi yang hilang
Korban perang peradaban
Apa arti ilmu pengetahuan
Tanpa takwa dan iman

Di meja makan dan mangkok supmu
Kuhidangkan kisah negeri terluka
Kisah generasi yang hilang
Korban perang peradaban

Tak kalah luka dari Bosnia
Tak kalah perih dari Palestina
Tak kalah luka dari Bosnia
Tak kalah perih dari Palestina

Karena yang kau temui hanya zombi-zombi
Makhluk - makhluk hidup tanpa pribadi
Tanpa izzah
Tanpa harga diri

Ooo.. Generasi yang hilang
Korban perang peradaban
Apa arti ilmu pengetahuan
Tanpa takwa dan iman

By : Kharisma
Taken from : Hudzaifah.org

25 Pesan Luqman Al-Hakim

  1. Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.
  2. Orang - orang yg sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insyaf dan sadar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.
  3. Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.
  4. Hai anakku; seandainya ibu bapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibu bapamu adalah bagaikan baja bagi tanam.
  5. Jauhkan dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
  6. Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.
  7. Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.
  8. Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.
  9. Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yg bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
  10. Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.
  11. Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkarwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan menghadiri pesta perkarwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.
  12. Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.
  13. Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
  14. Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.
  15. Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yg mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mau menambahkannya.
  16. Hai anakku; bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsyafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
  17. Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.
  18. Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.
  19. Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya' yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
  20. Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia saja karena engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
  21. Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
  22. Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia-siakan hartamu.
  23. Barang siapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.
  24. Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.
  25. Hai anakku; ambillah harta dunia sekedar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.

17 Agustus 2010

Berargumen dengan Hadits Dha'if


Salah satu fenomena yang marak dilakukan adalah pengamalan hadits Dla’if secara serampangan tanpa pilah dan pilih terlebih dahulu, padahal implikasinya amat berbahaya sekali.

Oleh karena itu, perlu kiranya diketahui kapan berhujjah dan mengamalkan hadits Dla’if itu dibenarkan dan apa pula persyaratannya?.

Untuk itu, disini kita akan membahas sedikit tentang hukum berhujjah dengannya dan persyaratannya.
Berhujjah dengan hadits Dla’if dan mengamalkannya perlu ada perinciannya:
  1. Pengamalannya di dalam masalah-masalah ‘aqidah tidak boleh secara ijma’.
  2. Pengamalannya di dalam masalah-masalah hukum (al-Ahkâm) tidak diperbolehkan juga menurut mayoritas Ulama.
  3. Sedangkan pengamalannya di dalam Fadlâ`il al-A’mâl (amalan-amalan yang memiliki keutamaan), Tafsir, al-Maghâziy (berita-berita seputar peperangan-peperangan) dan Sirah, mayoritas para ulama membolehkannya dengan syarat-syarat sebagai berikut:
  • Hadits yang dijadikan hujjah/diamalkan tersebut tidak Dla’if (Lemah) sekali.
  • Permasalahan yang dibicarakan di dalam hadits yang Dla’if tersebut masih berada di dalam kawasan prinsip dasar umum. Alias bukan terpisah dan sudah menjadi cabang tersendiri.
  • Ketika mengamalkan hadits Dla’if tersebut, tidak meyakini kevalidannya (bahwa ia adalah hadits yang shahih) bahkan harus meyakininya sebagai sikap preventif.

Imam an-Nawawy telah menukil ijma’ para ulama mengenai hukum mengamalkan hadits Dla’if dalam masalah Fadlâ`il al-A’mâl padahal sebenarnya ada banyak ulama terkenal yang tidak sependapat dengan hal itu, diantaranya Abu Hâtim, Abu Zur’ah, Ibn al-‘Araby, asy-Syawkany dan ulama kontemporer, Syaikh al-Albany. Demikian pula pendapat yang tersirat dari ucapan Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah dan Ibn al-Qayyim serta petunjuk yang didapat di dalam dua kitab Shahih; Shahîh al-Bukhary dan Shahîh Muslim.

Maka berdasarkan hal ini, hadits Dla’if tidak boleh diamalkan secara mutlak dalam bab apapun di dalam dien ini, dan ketika diucapkan/dibicarakan semata hal itu untuk sekedar pendekatan (bersifat preventif).

Ibn al-Qayyim mengisyaratkan dimungkinkannya untuk menggunakan Hadits Dla’if tersebut ketika dalam kondisi akan menguatkan dua diantara ucapan yang seimbang. Namun pendapat yang tepat adalah bahwa hadits Dla’if tidak boleh diamalkan secara mutlak selama dugaan terhadap validitasnya masih lemah dan selama ia tidak mencapai derajat Hasan Li Ghairihi (Menjadi Hasan karena ada penguat/pendukungnya dari sisi sanad dan matan yang lain). 

(Disarikan dari Jawaban Syaikh DR.’Abdul Karim bin ‘Abdullah al-Khudlair [Dosen pada Fakultas Ushuluddin di Jâmi’ah al-Imam Muhammad bin Su’ûd], Majallah ‘ad-Da’wah’, Vol.1890, Tgl. 29-02-1424 H ).

CATATAN:
Ada ulama yang menambahkan satu syarat lagi, yaitu, ketika berhujjah dengan hadits Dla’if dan menyampaikannya di dalam suatu majlis, maka harus disebutkan ke-dla’if-an haditst tersebut. Wallahu a’lam.


Dakwah Sepanjang Hayat

Jalan dakwah itu cukup panjang hingga tak terlihat pangkalnya…
Dakwah tak mengenal istirahat karena istirahatnya seorang aktifis dakwah adalah di surga
Kereta dakwah akan terus melaju dengan atau tanpa kita…
Akankah kita rela jika tertinggal…?

Di lain sisi…
Banyak aktifis dakwah yang undur diri secara perlahan ataupun ‘minta cuti’
“Akh, ana mau ijin dulu untuk tidak terlibat dalam kegiatan dakwah, ana mau konsen kuliah dulu”
“Ukhti, ana sudah lelah dengan dakwah ini, tidak ada saudara yang membantu, ana kecewa, lebih baik ana undur diri saja”
Di bumi yang lain, banyak aktifis dakwah yang futur setelah lulus kuliah, bekerja atau setelah kembali ke kampung halamannya, tak jarang didapati mereka yang dulunya gentol di dakwah kampus kini penampilannya jauh dari yang dulu, tidak mau peduli dengan dakwah bahkan tidak bertegur sapa dengan teman lamanya. Hingga akhirnya orang-orang itu semakin memperpanjang barisan orang-orang future, barisan “mantan dai”, naudzubillah…

Dakwah sepanjang hayat…
Dakwah tak hanya di pesantren, kampus dan sekolah
Dakwah harus terus kita serukan kapan saja dan dimana saja
Selama hayat masih dikandung badan

Dakwah tak mengenal usia
tak hanya untuk kaum muda atau mahasiswa
tidak irikah kita kepada kisah bapak dan anak yang berebutan untuk pergi berperang
sang bapak yang usianya sudah tua merasa tidak ada kesempatan lain lagi
tapi sang anak menjawab “jika bukan karena surga ayahanda,tentu aku lebih mendahulukanmu..”

Istiqomah…. Itulah kuncinya
Sebuah kata yang maknanya cukup berat hingga Rasulullah beruban ketika mendengar ayat tentangnya.

Bagaimana agar kita bisa tetap istiqomah dalam dakwah?
Dan sebenarnya apa saja keutamaan dakwah?
Semoga tausiyah di bawah ini bisa memotivasi kita untuk istiqomah dalam dakwah

Dakwah Sepanjang Hayat

(dapet dari sebuah majelis ilmu, 5 November 2006, oleh Ust.Irwan Budiono)

Kenapa Dakwah?
- Dakwah adalah amal yang “WAH”
3 ciri amal unggulan:
  1. tidak banyak yang melakukan
  2. wilayah penerima manfaatnya banyak
  3. berat untuk dilaksanakan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.Al Fushilat:33)

- Dengan dakwah kita memperoleh “IZZAH”
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.Ali Imron:110)

- Dengan dakwah hidup kita jadi “BERKAH”
Barokah=ziyadatul khoir
4 kunci kebahagiaan hidup:
  1.  istri yang sholihah
  2. rumah yang nyaman
  3. kendaraan
  4. tetangga yang baik
- Dengan dakwah kita bisa memperoleh “JANNAH”
Gambaran surga berdasarkan Al Qur’an dan hadist diantaranya:
o Menu surgawi: “Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Az-Zukhruf 71-72)
  • Cuaca taman surgawi: “Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.” (QS. Al Insan: 13-14)
  • Bidadari di taman surgawi: “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar-Rahman:56)

Ternyata untuk terus berdakwah tidak mudah…
Ternyata untuk terus berdakwah perlu mujahadah…
Maka Istiqomah-lah…

Ada wasiat dari Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk istiqomah
“…….aamantu billah tsummastaqim…” yakni dari surat Al Ahqaf:13 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, Kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
Bukti keistiqomahan…
- cambuk dan tombak merobek kulit keluarga Yasir
- peluh bercampur darah membasuhi bilal saat ditimpa batu di bawah terik matahari, dll

Istiqomah berupakan buah keimanan.

Ust.Rahmat Abdullah pernah mengajarkan sebuah do’a: “Ya Allah, jadikan kami penerus mata rantai dakwah untuk generasi sesudah kami. Jangan jadikan kami pemutusnya dengan keengganan dan kemalasan kami.”

Lets Be an ‘Istiqomah Man’
Bekalnya:
- berpuasa di hari yang panas untuk menghadapi hari kebangkitan
- sholat 2 rakaat di tengah malam gelap gulita
- melaksanakan ibadah haji untuk menghadapi cobaan besar
- bersedekah kepada orang miskin
- ucapkan kalimat yang baik dan hindari tutur kata yang tercela
(nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar)

Kiat be an ‘Istiqomah Man’:
  1. Instal (kerjakan dengan kontinue dan ikhlas): program tahajud, puasa sunnah, sholat jamaah, amal kebaikan, ziswaf, tilawag dan hafalan.
  2. Kuatkan amal jama’i
  3. Jaga liqo’at tarbawi kita
  4. Kuatkan ukhuwah
  5. Gandakan kesabaran

Dikutip dari: http://ukhtirohmah.wordpress.com/2006/11/07/dakwah-sepanjang-hayat/

Beda Antara Suka dan Cinta

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta...
ada perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang....
rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta.
Rasa yang tidak mudah berubah.
Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki.
Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."

IKHWAN SEJATI


Seorang remaja pria bertanya pada ibunya:
 "Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati ..."

Sang Ibu tersenyum dan menjawab ...

"Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya ....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran .....

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...
� Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya ...

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan ...

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...


....setelah itu, ia kembali bertanya ...
" Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?"

Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tenteng dia..." ia pun mengambil buku itu
"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu

AKHWAT SEJATI


Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun,
tetapi dilihat dari kedewasaannya dalambersikap.

Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi,
tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi,
tetapi sebesar apa tanggungjawabnya alam menjalankan amanah.

Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro',
tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al - Qur'an,
tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al - Qur'an tersebut.

Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek,
tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.

Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude,
tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi,
tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.

Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan,
tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.

Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama,
tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.

Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman,
tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar - Rahman Ar - Rahiim.

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya,
tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,
tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona,
tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan,
tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya,
tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,
tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian,
tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan,
tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani,
tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul,
tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

وَدَاعًا

وَدَاعًا دُنْيَا اْ لأَ حْزَانِ
وَأَهِلِّيْ دُنْيَا اْلإِ يْـمَا نِ
وَالطَّيْرُ اْلمَكْسُوْرُجَنَاحًا
مَاعَادَفَقِيْدَ الجَرْحَانِ

يَاقَلْبِي اْلمَهْمُوْمُ طِنَاعًا
قَدْرَحَلَتْ عَنِّي أَحْزَانِي
سَأَ طِيْرُ إِلىَ دُنْيَا أَهْوَاء
أَنَامُسْلِمُ أَغلُوبِإِيْمَانِى

عُنْوَانِي اْلمُسْلِمُ وَكَفَانِي
أَ نِّيَ مِنْ جُنْدِ اْلإِيْمَانِى
قُرْآنُيْ نُوْرٌوَضِيَاءٌ
إِسْلاَمِيْ حُبِّي وَحَنَابِي

وَاحْوِيْنِي يَادُنْيَا الطُّهْرِ
فَهَوَاكِ عَيْلاَٴوُجْدَانِي
إِخْوَانِي طُهْرٌوَعَفَافٌ
أَبْطَالٌ جُنْدُالرَّحْمٰنِ

فِي ظِلِّ الدِّ يْنِ أَنَاأَحْيَا
أَفْدِ يْ إِسْلاَمِي مُتَفَانِي
حَتَّى أُسْتَخْلَفَ فِي الدُّنْيَا
وَلِتَعْلُورَابَةُقُرْآنِي


=====
WADAAN (SELAMAT TINGGAL)


Selamat tinggal wahai dunia duka
Dan selamat datang wahai dunia iman
burung yang patah sayapnya
Takkan mati karena lukanya

Wahai hatiku yang sedih perangainya
Sungguh kesedian itu telah meninggalkan diriku
'Kan terbang aku kedunia cinta
Karena aku seorang muslim
yang membumbung dengan iman

Gelarku adalah muslim dan itu cukup bagiku
Aku termasuk kedalam tentara keimanan
Al Qur'an adalah cahaya dan sinar
Islam adalah kecintaan dan kerinduanku

Dekaplah wahai dunia kesucian
Sehingga sentuhan kasihmu menemui perasaanku
Temanku adalah kebersiahan dan kesucian
Pahlawan tentara ar Rahman

Dibawah naungan agama aku hidup
Untuk menebus keislamanku yang nyaris sirna
Sehingga aku menjadi khalifah di dunia
Dan mengibarkan tinggi - tinggi panji Al Qur'an

Arr. : Izzatul Islam
Lead : Ahmad Sahal

8 Agustus 2010

Khutbah Rasul SAW Menjelang Ramadhan

Dari Salman al-Farisi ra. ia berkata bahwa Rasulullah SAW di akhir bulan Sya`ban berkhutbah kepada kami, beliau bersabda, "Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1. 000 bulan.
Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu`).
Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan,
ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain.
Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70
kebaikan di bulan yang lain.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah).