Tampilkan postingan dengan label Metode Penelitian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metode Penelitian. Tampilkan semua postingan

29 Mei 2012

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Proposal Penelitian Tindakan Kelas
UPAYA MENGATASI KESULITAN MEMBACA DENGAN METODE PERMAINAN KARTU UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis)

Oleh :
NPM. 08.07.0128

A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat interaksi edukatif antara siswa dan guru merupakan interaksi unsur-unsur kemanusiaan, yang bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan yaitu kemampuan siswa membaca lancar dan fasih. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka guru harus mampu mengatur lingkungan belajar agar siswa bergairah dan aktif dalam proses pembelajaran.

Proposal Penelitian: Etika Pendidikan Islam Hasyim Asy'ari


PROPOSAL PENELITIAN
ETIKA PENDIDIKAN ISLAM
DALAM PERSFEKTIF K.H. M. HASYIM ASY’ARI
( Dalam Kitab Adabul Al ‘Alim Wal Muta’alim Karya K.H. Hasyim Asy’ari)
Oleh :
NPM. 08.09.1815

A.  Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah kehidupan masyarakat, pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang paling hakiki bagi kelangsungan hidup umat manusia. Karena dengan pendidikanlah manusia mampu mengantarkan hidupnya secara ideal. Pendidikan juga merupakan penolong utama bagi manusia untuk menjalani hidup ini. Karena tanpa pendidikan, manusia sekarang ini tidak akan berbeda dengan keadaan masa-masa purbakala dahulu. Sehingga asumsi ini menimbulkan teori ekstrim bahwa maju mundur atau baik buruknya suatu bangsa akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. Kalau kita kaitkan teori tersebut dengan keaadaan pendidikan yang ada di Negara kita ini memang benar adanya, negara kita belum dikatakan negara maju salah satu faktornya adalah keadaan pendidikan di negara kita yang kacau balau, salah satu contohnya adalah belum meratanya pendidikan bagi rakyat Indonesia, padahal mendapat pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

8 Mei 2012

MAKALAH: Batasan Penelitian (Limitation of Research)


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.

20 November 2011

Makalah: Sejarah dan Perkembangan Komputer


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Sejak dahulu, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejak dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik.
Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanja, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang menghubungkan berbagai tempat di dunia.

9 Juni 2011

Studi Agama-Agama dalam Studi Islam dan Barat

Oleh : Syamsudin Kadir

Pada 19 Februari 2009, sebuah pusat studi lintas agama di Yogyakarta menggelar satu acara bedah buku berjudul  When Mystic Masters Meet: Paradigma Baru dalam Relasi Umat Kristiani-Muslim.  Penulisnya, seorang dosen perbandingan agama. Buku itu merupakan disertasi doktornya di Chicago University. Bedah buku sejenis digelar di sejumlah kota.

Penulis buku ini mencoba mencari titik temu antara Islam dan Kristen, melalui kajian terhadap dua pemikir besar dalam Islam dan Katolik, yaitu Ibn Arabi dan Meister Eckhart. Penulis menggunakan konsep filsafat perenial dan Kesatuan Transendensi Agama-agama (Trancendent Unity of Religion)  sebagai framework kajiannya.

Ditulis dalam bukunya:  ”Kebanyakan pemahaman Muslim kontemporer mengenai keanekaragaman agama  berdasar pada ayat-ayat  Al-Quran yang menjelaskan tradisi agama-agama  selain Islam. Berbeda dengan kebanyakan Muslim lain yang percaya bahwa ayat-ayat eksklusif tertentu dalam Al-Quran menghapus (naskh) ayat-ayat       inklusif tertentu di dalamnya – sehingga mempunyai kesimpulan yang  menegaskan bahwa Islam menghapus agama-agama yang ada sebelumnya – Ibn Arabi tidak mempunyai kesimpulan yang demikian.”

15 April 2011

Observasi DTA Manarul Huda Benteng-Ciamis

Observator : Tanto Al-Jauhari Tanthowie

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah Islam di Indonesia memperlihatkan bahwa pendidikan keagamaan di sini tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat Muslim. Selama kurun waktu yang panjang, pendidikan keagamaan Islam berjalan secara tradisi, berupa pengajian al-Qur’an dan pengajian kitab, dengan metode yang dikenalkan (terutama di Jawa) dengan nama sorogan, bandongan dan halaqah. Tempat belajar yang digunakan umumnya adalah ruang-ruang masjid atau tempat-tempat shalat “umum” yang dalam istilah setempat disebut: surau, dayah, meunasah, langgar, rangkang, atau mungkin nama lainnya. Meskipun sulit untuk memastikan kapan madrasah didirikan dan madrasah mana yang pertama kali berdiri, namun Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) mengakui bahwa setelah Indonesia merdeka sebagian besar sekolah agama berpola madrasah diniyahlah yang berkembang menjadi madrasah-madrasah formal (Asrohah 1999:193). Meskipun demikian tercatat masih banyak pula madrasah diniyah yang mempertahankan ciri khasnya yang semula, meskipun dengan status sebagai pendidikan keagamaan luar sekolah. Pada masa selanjutnya, mengacu pada

Observasi DTA Al-Ikhlas Nagarajaya, Panawangan-Ciamis

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, yang menghendaki kedamaian dan kemuliaan yang tercermin dalam ajarannya. Sebagai bentuk ajaran tersebut Islam senantiasa memberikan ajaran untuk menjadikan generasi-generasi pelanjutnya senantiasa memegang teguh dua pusaka yang diwasiatkan Nabi Saw. Kepada ummatnya, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai jalan dan pedoman untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
Nasihat agama tidak hanya sebatas mengemukakan tuntunan syari’at agama (fiqhiyyah) melalui pendidikan agama yang notabene terpusat di pondok pesantren/lembaga pengajian. Namun bisa pula ditempuh dengan cara memberi nasihat melalui pendidikan formal berbentuk sekolah. Bahkan da’wah melalui pendidikan formal lebih dapat mengendap dan terkesan dalam hati. Biasanya materi tersebut langsung dikonsumsi dan diteladani. Terlebih bagi anak-anak usia dini (DTA) format pendidikan berbentuk permainan sekaligus pendidikan akan dirasakan lebih mengesankan dan dapat mudah dicerna.

29 November 2010

Proposal Penelitian Kuantitatif (Skripsi)

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
 
Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
    Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (lihat pendahuluan )
 

Proposal Penelitian Kualitatif (Skripsi)

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan cirri-ciri naturalistic yang penuh keotentikan.
  
Format Proposal Penelitian Kualitatif

1.   Konteks Penelitian atau Latar Belakang
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian. (Lihat juga membuat pendahuluan skripsi )

2.   Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.

Definisi Penelitian

Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.
penyedilidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

Dari kelima definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/ menguji kebenaran).
  2. Dengan cara/kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan)
  3. Dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.
 Sedangkan sifat atau ciri dari penelitian itu sendiri: (1) pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, (2) aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan: (1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan (4) metode ilmiah.

Sumber : http://www.infoskripsi.com/Resource/Definisi-Penelitian-Ilmiah.html

Prinsip Metode Penelitian Ilmiah

Mengingatkan saya sewaktu pertama kali mendapat tugas untuk mengerjakan proposal pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Karena banyak hal (misal bolos kuliah), akhirnya sewaktu bertemu bagian metodologi, saya hanya bisa bingung, “Apa yang harus saya isi pada bagian ini? Apa bisa ‘mengarang indah’?”
Akhirnya saya sedikit mengerti tentang metodologi: (mudahnya kurang lebih begini)
 
Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana dalam menentukan plot di lapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat). Diteruskan dengan memberikan perlakuan pada masing-masing blok tersebut, dan seterusnya. Maka yang dibicarakan di sini adalah Prosedur Penelitian. Jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah Metode Penelitian.
 
Berikut ini saya kutipkan beberapa prinsip metodologi dari Titin Supenti dalam Sukses Membuat Proposal .
(http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Proposal_Penelitian).

Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah

Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-masing pembagiannya.
Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:
  1. Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
  2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.

DESAIN DAN CONTOH PROSES PENELITIAN KUALITATIF

A. DESAIN PENELITIAN KAULITATIF

Karena paradigma, proses, metode, dan tujuannya berbeda, penelitian kualitatif memiliki model desain yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Tidak ada pola baku tentang format desain penelitian kualitatif, sebab; (1) instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sendiri sesuai seleranya, (2) proses penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga sulit untuk dirumuskan format yang baku, dan (3) umumnya penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu, sehingga sulit untuk dirumuskan format desain yang baku.

Namun demikian, dari pengalaman beberapa kali melakukan penelitian kualitatif format berikut, penulis menggunakan format berikut untuk dipakai sebagai contoh yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Metode Penelitian Kualitatif: Grounded Theory Approach

PENDAHULUAN

ImagePendekatan grounded teori (Grounded Theory Approach) adalah metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan teori dari kancah. Pendekatan ini pertama kali disusun oleh dua orang sosiolog; Barney Glaser dan Anselm Strauss. Untuk maksud ini keduanya telah menulis 4 (empat) buah buku, yaitu; "The Discovery of Grounded Theory" (1967), Theoritical Sensitivity (1978), Qualitative Analysis for Social Scientists (1987), dan Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques (1990). Menurut kedua ilmuwan ini, pendekatan Grounded Theory merupakan metode ilmiah, karena prosedur kerjanya yang dirancang secara cermat sehingga memenuhi keriteria metode ilmiah. Keriteria dimaksud adalah adanya signikansi, kesesuaian antara teori dan observasi, dapat digeneralisasikan, dapat diteliti ulang, adanya ketepatan dan ketelitian, serta bisa dibuktikan.
Sesuai dengan nama yang disandangnya, tujuan dari Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data. Teoritisasi adalah sebuah metode penyusunan teori yang berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok digunakan untuk penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian kuantitatif), melainkan bertolak dari data menuju suatu teori. Untuk maksud itu, yang diperlukan dalam proses menuju teori itu adalah prosedur yang terencana dan teratur (sistematis). Selanjutnya, metode analisis yang ditawarkan Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data (Grounded Theory).

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN


Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Di samping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan empirik harus  berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk matakuliah tertentu, disebabkan  guru belum memahami pelaksanaan kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas.
Hakekat pendidikan untuk mencerdaskan dan mencetak nilai-nilai luhur mengalami reduksi besar-besaran yang cenderung bertumpu pada kepentingan pragmatis liberal semata. Dunia dalam percepatan bukan diisi oleh generasi yang mampu menghadapi perubahan, melainkan lebih pada generasi yang mengabdi pada kekuasaan.

Metode Penelitian Kualitatif

A. Pengantar
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.