Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan

5 Februari 2021

Ketika uang jadi takaran ...

Ketika uang jadi takaran sebuah kebahagiaan
Ketika uang jadi ukuran kasih sayang dan perhatian
Ketika uang jadi patokan kemesraan dan romantisme
Ketika uang jadi panutan untuk sebuah kepatuhan dan keharmonisan

Maka, nilai hubungan hanya sebuah transaksional. Semakin banyak nol yang ditambahkan pada angka, maka semakin ia memuja dan menghamba.

Lalu, apa bedanya dengan wanita panggilan? Justru mungkin mereka lebih mulia, mereka hanya mampir untuk memelukmu, tanpa kepura-kepuraan dan memberi harapan panjang. Sementara dalam sebuah hubungan, apalagi kau telah mengikrarkan sumpah setia sehidup dan sependeritaan, dirimu hanya sedang membohongi diri, mengingkari janji yang telah dilambungkan dan tengah menghinakan diri dihadapan semesta.

Uang memang penting, tapi mementingkan uang dalam sebuah hubungan adalah neraca rapuh yang merontokan bangunan yang telah kaun tancapkan pondasinya.

Uang memang menjanjikan kebahagiaan, tapi jika uang menjadi sumber utama kebahagiaan dan mengabaikan petikan-petikan kecil yang dilakukan pasanganmu untuk membahagiakanmu, maka sebenarnya kau tengah memberi jarak yang semakin jauh dengan kebahagiaan yang kau inginkan.

Mari, sebelum semua terlanjur usang. Bercermin pada nurani, dan jernihkan pikir. Jikapun Pasanganmu memang jauh dari mimpi-mimpi kebahagiaanmu, mengapa dulu kau memantapkan diri untuk membina semua hubungan ini.

Semakin kita mencari yang terbaik, mencari kebahagiaan semu, mengejar yang lebih tinggi, maka semakin jauh pula kebahagiaan menghindar darimu.

Bukankah, seorang bijak pernah berkata, dunia hanya banyangan. Ketika kau mengejarnya, maka semakin cepat pula ia menghindar dan berlari. Tapi, jika kau memalingkan diri dari bayangan itu, tak ada pilihan lain baginya untuk mengikutimu.

Selamat bermuhasabah wahai diri
Semoga esok lebih baik
Dengan bahagia sebenar bahagia
Bukan bahagia semu dan fana
Yang dapat menjerumuskan kita pada jurang nestapa berkepanjangan


25 Mei 2020

7th Wedding Anniversay

7 tahun sudah membersamaimu ...
Usiaku memang puluhan tahun
Tapi urusan mencintaimu, aku masih butuh dituntun.

Terimakasih untuk segala keindahan yang telah diberikan.

Dari tanganmu tercipta aneka hidangan istimewa;
Dari rahimmu terlahir 2 anugerah nan memanjakan pandangan, sepasang buah hati yang menyemarakan siang dan malam kita;

Sungguh, bahagia itu sederhana saat kita tetap dan terus bersama.

Semakin tinggi pohon semakin kencang angin berhembus;
Begitupun biduk rumah tangga kita, tak lekang coba dan uji;
Hari ini kita tertawa, esok lusa kita bertemu luka;
Seminggu kita menenun kasih, seminggu selanjutnya kita menuai duka;
Namun roda keluarga kita tetap bertahan.

Cemburu dan rindu menyelingi setiap waktu,
Amarah dan cinta mengiringi dalam romantika masa,
Segala emosi yang menguras jiwa dan mengiris hati pernah dilalui,
Dan pasti akan kita temui, esok atau lusa yang terus menanti dan dinanti.

Saat berjauhan mari saling menguatkan, saat berdekatan mari saling menyatukan;
Biarlah curiga menjadi sedikit bumbu cinta, namun mari jauhkan syakwa sangka agar tak jadi petaka;
Perjalanan masih terlampau jauh dan masih harus kita tempuh;

Perjalanan masih teramat panjang dan masih harus kita terjang;
Hidup memang seperti roaller coaster, namun mari nikmati guncangannya, karena ia pasti berlalu;
Kita pernah menanjak pernah menurun, namun yakinlah, cinta kan memudahkan segalanya.

Terimakasih karena terus bersabar untuk setiap tingkah yang membuatmu sering gusar;
Terimakasih karena tetap tabah dalam setiap getir yang mewabah;
Dan aku, tak akan pernah bisa untuk menggenapkan kebahagiaan yang telah kau persembahkan.

Perjalanan waktu mengantarkan kita pada pendewasaan, dewasa menyikapi hirup pikuk kehidupan, dewasa menyiasati zaman yang melenakan;
Dalam utas do'a yang selalu kupanjatkan, semoga kita berujung di pusara bahagia tak bertepi.

Hanya kepada Alloh kita lambungkan setiap harap dan ratap;
Karena Dialah yang menautkan hati, genggaman tangan serta langkah kita;
Hanya kepada Alloh kita haturkan sembah syukur terluhur atas segala karunia yang telah terhulur; Alhamdulillah.

Alhamdulillah ...
Terimakasih ya Alloh untuk setiap nikmat yang hari-hari kami hirup;
Terimakasih ya Alloh atas segenap karunia yang kami teguk;
Terimakasih ya Alloh untuk seluruh anugerah yang selalu bersimbah;
Terimakasih ya Alloh untuk segalanya.

7 tahun mungkin singkat bagi perkembangan hidup manusia, tapi terasa lama jika menelisik segala perjuangan;
7 tahun memang hanya angka, tapi nilai yang diraih semoga mengabadi hingga jannahNya kelak;
7 tahun yang terlewati hanya tangga menuju etape selanjutnya.

Perum Graha Jatiwangi
13 Mei 2020

Semoga Alloh mengekalkan cinta dan kasih sayang kita;
Meneguhkan janji setia yang pernah terucap lidah dan tertanam didada;
Melimpahkan anugerah yang tak terduga dalam jalinan kita;
Mengalir indah cerita kita hingga ke Surga.

11 April 2020

Selamat Pagi

Selamat Pagi ...

Bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan selama dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah.

Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedadunan.

Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan.

Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi.

Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakan terlewati lagi; malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan nafas tertahan.

~{ Terelite; Sunset Bersama Rosie }~

10 April 2020

Ironi; Memeluk Raganya Tak Mencumbu Hatinya

Bumi dan langit tetap setia dengan menjaga jaraknya
Malam dan siang tetap setia dengan pergantiannya
Fajar dan senja tetap setia pada peraduannya

Lalu, bagaiamana pancaroba?
Ia tetap setia dengan ketidaktetapanya

Adalah sepotong hati
Yang mudah teriris dengan kekalutan bertubi
Pun mudah menggelembung indah dengan berjuta rasa

Adalah sebongkah raga
Yang mempu menyembunyikan pedih dengan tawa, luka dengan senyum manja

Ada manusia yang ditakdirkan memiliki keduanya, hati pun raganya
Tapi tak sedikit yang bernasib hanya dapat menggamit salahsatunya

Ada yang hanya mampu memeluk raganya, namun hatinya berpaling bahkan menikam tajam dengan ejekan 

Ada yang hanya bisa mendiami hatinya, raga tak berpapapasan, jauh dalam pandangan, namun hati tertaut erat bahkan mesra bertelingkah sepanjang masa

Untukmu ...
Yang telah diberkati memiliki hati dan raganya, jiwa dan tubuhnya,
Lambungkan syukurmu, lirihkan pinta pada-Nya agar berketetapan dalam memiliki keduanya

Adapun untukmu
Yang tak teranugerahi memiliki hati pula akalnya, jasad juga hatinya, bersabarlah ...
Jika itu cinta, bertahanlah, untuk bisa mengubah jalur menuju 2 puncak yang hendak kau taklukan itu
Atau, jika mungkin kau tak kuasa menahan beban dalam kepala dan rasamu, meski teramat berat, merelakan adalah jalan termulia untukmu dengannya

Ironi memang ...
Kita dalam pelukannya
Tapi hati bersama lain bidadari;
Kita dalam dekapannya
Tapi hati bersama lelaki pujaan lainnya.

Bertahan atau ikhlaskan
Bersabar atau relakan

Dua pilihan yang akan kau kenagg atau mungkin kau sesali
Tapi, diantara semua kisah yang pernah tercatat dengan tinta apapun
Penghianatan akan musnah dan kelacuran hati akan punah mengoyak diri.

Graha Jatiwangi
02.32

6 April 2020

Mengapa ?

Ada yang sakit tapi tak berdarah
Ada yang sesak tapi tak dibekap
Ada yang tersindir meski bulan satir
Ada yang hilang tapi bukan kenangan
Ada yang menganga tapi tak bernanah
Ada yang lebam tapi tak terpukul
Ada yang berdarah tapi tak tersayat
Ada yang lupa tapi entah apa

Coba dihapus tapi tak dapat dilupakan karena deritaenghunus
Coba dimaafkan tapi tetap membekas dengan mantap
Coba diikhlaskan tapi tetap berasa kebas
Coba dilenyapkan malah timbul tenggelam
Coba disingkirkan tapi tetap kembali membentuk bayangan
Coba dienyahkan tapi tetap bertahta tak bertuan

Meski dihujani ribuan tangisan, tetap tak teralirkan
Meski ditingkahi harapan tetap belum tertenangkan
Meski dihias mimpi tetap tak berperi
Meski dipupuk rindu tetap menumpuk kedengkian
Meski dihujam tekad membatu tetap tak tertahankan

Namun ...
Dimanapun ini berakhir semoga pantai harapan ditemukan
Dimanapun ini berujung, semoga pondok permai terteduhu
Dimanapun semua ini terhenti, semoga gelombang bahagia menghanyutkan
Dimanapun semua ini bermuara, semoga mentari pagi menyambut dengan senyum teduh nan lembut
Dimanapun semua ini terpatri, semoga langit emas hadir mengusir dengki pada diri

Hanya seutas rasa yang terpahat di jiwa, terpaut di ingatan, tertahan di pikiran, terpatri di hati, tertata di mata, kemudian menggumpal dalam kubang kepicikan.

Setidaknya, jika aku tak bisa membahagiakan, maka aku tak boleh menyusahkan.

Selamat menjelang shubuh
Pada hati yang rapuh
Pun pada jiwa yang tertuduh
Moga esok terbias dengan penuh

Self Reminder

03.45
06052020

Cinta Antar Generasi


Sebuah kebahagiaan jika anak kita begitu akrab dengan nenek dan kakeknya, ayah dan ibu kita.

Mereka (ayah & ibu kita) memperlakukan cucu-cucunya tak pernah bosan, padahal mereka telah mengurus kita sepanjang hayat mereka. Dan seringkali berkata bahwa prilaku anak-anak kita berbanding Lurus dengan kelakuan kita saat masih kecil, dan kita hanya membalas dengan senyum atau tawa penuh malu.

Ya, anak-anak kita lahir membawa sebagian besar perlakuan kita. So, saat kita merasa jengkel, ketika itulah yang dirasakanayah dan ibu kita kepada kita.

Maka benarlah, kita akan sangat merasakan betapa besar dan menakjubkannya perjuangan orang tua kita setelah kita menjadi seorang ayah, seorang ibu, menjadi orang tua.

Saat memandikan anak kita, terjaga dimalam hari karena tangisan, rumah yang selalu acak-acakan, lantai yang tak kunjung bersih, pipis di sembarang tempat, baju yang baru dikenakan sudah kotor, mainan yang baru dibeli cepat rusak dan beragam prilaku yang membuat kita mengelus dada, yang saya bayangkan adalah mungkin seperti itulah saya dulu saat bocah, atau bahkan lebih parah dari itu.

Kekuatan cinta itu begitu dahsyat, orang tua akan dengan ringan melupakan segala kepayahan yang dialaminya kal mengasihi dan menyayangi anak-anak kita, cucu dari ayah ibu kita.

Bahkan jika anak kita sakit, kitalah yang dimarahi. Dan seringkali kita rasakan bahwa orang tua kita lebih menyayangi cucunya ketimbang kita. Ya hanya perasaan saja.

Orang tua kita tak payah untuk menyuapi, memandikan, memberikan uang jajan, membawanya ke dokter saat sakit, dan lain sebagainya. Mereka sangat sangat ringan melakukannya. Dan justru, mereka berbahagia dengan kepayahan itu ...

Maka pantaslah, orang yang durhaka pada orang tuanya ditempatkan di tempat paling buruk. Dan Alloh tidak akan mengizinkan kesuksesan juga kebahagiaan menghampirinya selama orang tua tidak ridlo kepadanya.

Mari cintai orang tua kita selagi ada di dunia, jika pun jauh selalulah berikan kabar dengan menelponnya, hadirkan keceriaan anak-anak kita, cucu-cucu mereka saat menelpon dan mereka akan sangat bahagia.

Karena, kebahagiaan sejati sebagai orang tua adalah menjadi jembatan kebahagiaan anak-anaknya, meskipun ia rapuh, terpuruk dan tertunduk demi kita anak-anaknya.

1 April 2020

Tuntun Aku ...


umurku memang sudah sudah berlalu puluhan tahun | namun urusan mencintaimu aku masih perlu dituntun ...

8 Januari 2014

Long Tweet Fahri Hamzah; Kisah Cinta ke-2 "Sang Jenderal" (bag. 4 Akhir)

31 Desember 2013

382. Kasarnya, meski mereka bertiga sudah sepakat tetapi jika partai memutuskan tidak maka semua batal.
383. Mungkin tdk gampang bg szilvi utk mengerti situasi itu tp iya menerima jg sbg bagian dr proses. Dia sdh siap.
384. Terasa betul nuasa cinta dan kepasrahan dlm proses menuju pernikahan itu. Tak ada deskripsi lain yg layak.

Long Tweet Fahri Hamzah; Kisah Cinta ke-2 "Sang Jenderal" (bag. 3)

30 Desember 2013

341. Kepalaku panas..tak bisa aku berhenti memikirkan seorang sahabat sekaligus bos...@anismatta ..
342. Jen yang sekarang jadi Den tetap bos ku...aku panggil saja Jen...sebab kadang2 aku ingin menjadi prajurit.
343. Iya, aku prajurit dari imajinasinya yang melayang dan aku harus melayang terkadang. Siap Jenderal!

Long Tweet Fahri Hamzah; Kisah Cinta ke-2 "Sang Jenderal" (bag. 2)

29 Desember 2013

111. Ini bagian ketiga, tentang sesuatu yang kita sebut "jatuh cinta". Tentang sesuatu yang tak mungkin berpura2.
112. Tapi siapakah yang "Jatuh?" Siapakah yang memulai dan siapakah yang terjerumus mengagumi atau "merasa".

Long Tweet Fahri Hamzah; Kisah Cinta ke-2 "Sang Jenderal" (bag. 1)

Inilah kicauan panjang Ustadz Fahri Hamzah (@fahrihamzah) di Twitter terkait kisah cinta Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ustadz Anis Matta, LC (@anismatta) bersama istri keduanya yaitu Szilvia Fabula asal Budapest, Hungaria.

30 Januari 2013

Jika Cinta, Mengapa Menderita?


Ceria, Namun Gelisah
Orang yang tengah mengalami jatuh cinta mendapatkan hati yang ceria dan berbunga-bunga. Namun pada saat yang sama, sering merasakan kegelisahan. Gundah, galau. Khawatir ditinggalkan, tidak sabar ingin segera bertemu, gelisah jika lama tak berjumpa. Penampilannya tampak berbeda, lebih rapi, dan lebih memperhatikan pakaian atau dandanan, termasuk asesorisnya. Namun sangat mudah dilanda perasaan gelisah dan resah. Tampak seperti orang bingung.

12 Oktober 2012

Happy Birthday Oney



Kekasih hatiku
Kusapa hari bersamamu
Kumelangkah seiring cintamu
Dalam suka dan sedihku selalu bersamamu
Berpeluk mesra dengan kasih dan sayangmu

Kekasih hatiku
Tahukah engkau kebahagiaanku adalah saat bersamamu
Tahukah engkau setiap waktu bersamamu adalah keindahan bagiku
Tahukah engkau tidak  akan ada yang bisa mengalahkan cinta yang telah engkau berikan kepadaku

Semua itu sangat berarti untukku
Semua itu sangat berharga untukku
Semua itu adalah anugrah terindah untukku

Kekasihku
Engkaulah penjaga hatiku
Engkaulah penyejuk jiwaku
Engkaulah cintaku
Terimakasih selama ini sudah menerima segala kekuranganku

Ku hanya punya satu cinta
Ku hanya punya satu rasa
Ku hanya punya satu jiwa
Dan semuanya akan ku persembahkan untuk cinta kita
Diharimu yang bahagia

23 Juli 2012

Bermimpi Dengan Cinta


“Aku bukan pemimpi yang terjamah dalam lakon empuknya kasur di etalase malam atau pun nikmatnya hegemoni bantal berlatar siang. Aku bukan pula pemimpi yang bersenandung dengan kidung-kidung utopis. Aku, cukuplah bagi diriku, seorang pemimpi dengan kontemplasi sebagai perigi di tengah gersang dan menjadi mata air kehidupan.

Yap! Teman-teman semua pastinya sudah sering mendengarkan kata “MIMPI” kan? Apalagi sebagai seorang mahasiswa. Tentunya banyak sekali mimpi-mimpi yang selalu membayang-bayangi untuk segera direalisasikan. Misalnya saja, tamat kuliah dengan IP tertinggi, terus kerja dan punya penghasilan sendiri, nikah sama orang yang cakep dan shalih/ah, punya anak dan seterusnya yang ngga mungkin diselesaikan kelanjutannya.

Semua itu sangat diperbolehkan dan sangat penting untuk dimiliki. Kenapa? Karena kita bermimpi untuk hidup. Bukan hidup untuk bermimpi. Manusia yang bermimpi untuk hidup, selalu berupaya mensinergikan kemampuan yang ada untuk terus bergerak menghasilkan karya dengan apa pun yang ia punya. Ia gunakan akalnya untuk selalu aktif mencari solusi dan beragam inovasi. Ia gunakan tangannya untuk selalu sigap membuahkan prestasi dan melakukan aksi. Kakinya juga tak pernah letih melangkah ke forum-forum yang bermanfaat, mencari sebanyak-banyaknya ilmu dan wawasan. Sedangkan orang yang hidup untuk bermimpi, lebih senang melewatkan waktunya bersama bunga-bunga tidur nan melenakan. Hanya mampu mengkhayal, tak mampu melaksanakan.

Sungguh sebait kata hikmah telah menyorot begitu luar biasanya mimpi dan cita-cita itu. “Cita-cita merupakan rahmat dari Allah. Kalau bukan karena cita-cita, maka seorang ibu tidak akan menyusui anaknya dan seorang petani tidak akan menanam padi.”

Namun, sebenarnya yang kerap terlupakan oleh kita, “Apakah sesungguhnya orientasi dari mimpi-mimpi yang kita miliki?” Apakah mimpi kita hanya tertaut pada gunungan harta, kemilau prestise dan mengulik celah kursi untuk menduduki jabatan yang tinggi? Ataukah kita benar-benar seorang pemimpi sejati yang menggenapkan mimpi dengan orientasi kemanfaatan bagi orang-orang di sekitar kita?

Seringkali kini, atas nama karier, kita sering terjebak dalam keegoisan bermimpi. Kita hanya bermimpi dengan orientasi pribadi. Tujuan untuk diri sendiri. Jadilah akhirnya, jalan yang kita tempuh tanpa melihat kanan kiri. Atau istilahnya, “Asal mimpiku tuntas, semua jalan akan kulibas.” Padahal, akibatnya sangat merugikan kita sendiri.

Orang yang sangat egois dalam bermimpi, kurang bahkan tidak memiliki kepekaan nurani. Mereka tidak peduli dengan hak-hak dan mimpi-mimpi yang dipunyai orang lain. Biasanya, mereka berkata: “Nanti, kalau saya sudah sukses, saya akan melakukan ini, itu, ini, itu..” Dalam artian, mereka baru akan mengerjakan hal yang bermanfaat setelah mereka berhasil memenuhi obsesi-obsesinya. Mereka tidak mengerti, ketika kelak mereka menemui kemandekan dalam berbuat atau kejatuhan dalam pencapaian yang tinggi, mereka akan terduduk dalam posisi yang amat terpuruk. Karena hakikat kesuksesan yang ada dalam benak mereka hanya sebatas tercapainya mimpi dan kepentingan pribadi.

Lain halnya dengan orang yang bermimpi dengan menyertakan orientasi kemanfaatan untuk orang lain. Tercapai, tertunda, atau tidak tercapainya sama sekali mimpi-mimpinya, mereka tetap enggan berhenti untuk berbuat dan tidak ada kata istirahat. Seorang Umar yang perkasa berkata: “Kalau saya tidur di siang hari, berarti saya mengabaikan hak-hak rakyat.”

Subhanallah, adakah kita menemukan diri kita sekuat Umar? Atau mampukah kita seperti Imam Ghazali, Buya Hamka, Pramoedya Ananta Noer yang tak redup aliran ilmunya meski terkungkung dalam bui dan menjalani siksa yang bertubi-tubi?

Sejenak sobat, marilah kita mengenali seperti apakah figure pemimpi sejati itu. Mereka adalah panglima yang memenangkan pertempuran atas nafsu dan kemalasan dan kelalaian. Sikapnya selalu menjadi keteladanan. Seluruh hidupnya adalah pengabdian dan pengabdiannya tulus tanpa harapan. Mereka yang jiwa-jiwanya kukuh meski dirundung badai gagal. Mereka yang nuraninya peka terhadap kesulitan saudaranya, lantas menolong, mencurahkan perhatian, memberikan kepastian rencanaNya, menumbuhkan bibit semangat dan gemar mencarikan solusi terbaik. Mereka yang fisiknya bebal oleh deras hujan, terik panas, dank abut asap meski mengantarkannya pada kematian. Karena mereka meyakini tak akan adalagi kebajikan yang bisa dilakukan setelah kematian.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bertutur:
Jika manusia tahu bahwa kematian mengehentikannya dalam beraktivitas, maka ia pasti akan melakukan perbuatan dalam hidupnya yang pahalanya terus mengalir setelah mati.

Oleh karena itu saudaraku, jangan pernah lupa untuk bermimpi. Bermimpilah dengan cinta. Sematkanlah orientasi kepedulian kita kepada mereka. Seiring mimpi yang terurai, jangan lupa tautkan obsesi kemanfaatan. Karena “Sebaik-baik insan, adalah yang paling besar manfaatnya untuk orang lain.” (Muttafaq ‘alaih)

Sumber: Fimadani
Oleh: Mahdiah Maimunah, Bengkulu
Mahasiswi Ushuluddin Prodi TH
Facebook – Blog – Twitter


22 Juli 2012

Ketika Cinta Harus Memilih


Cinta..
Tumbuh merekah
Menggetarkan jiwa
Perih dan sakit segera musnah
Lelah akan terasa nikmat
Rintangan menjadi anugerah


Cinta ibarat dua sisi mata pisau yang saling berkebalikan. Di satu sisi, cinta bisa menggugah, mengubah, menghidupkan, menggelorakan, mengerahkan, dan memberikan semangat. Namun di sisi yang lain, cinta juga bisa membutakan bila tidak dipandu dengan cahaya ilmu dan dibingkai dengan iman.

Cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk selamat sebagaimana kekuatan gravitasi dapat menahan bumi dan bintang-bintang dari tabrakan dan kehancuran. Maka, cinta sejati dapat mengikat kuat dan menghasilkan energi yang mengikat manusia dari kejahatan.

Nabi SAW menegaskan, 
“Jiwa-jiwa manusia bagai bataliyon pasukan yang dikerahkan. Bisa saling kenal, maka akan terikat kuat. Bila tak saling kenal akan saling bertikai”.

Cinta mengantarkan kita pada pilihan dan jalan kehidupan. Jalan surga dihampari kesulitan yang membuat lelah, gerah, dan susah. Adapun jalan neraka dihiasi dengan keindahan syahwat, kenikmatan pangkat, kemeriahan popularitas yang menyenangkan.

Memilih Surga atau Kesembuhan?

Kisah seorang wanita yang telah memilih surga. Atha’ bin Abi Rabah berkata, Ibnu Abbas r.a. telah berkata kepadanya, “Maukah aku tunjukkan kepadamu seorang perempuan ahli surga? Atha’ pun bertanya, “Bah, siapa perempuan itu?” Ibnu Abbas berkata, “Dia adalah perempuan hitam itu, ia menemui Rasulullah SAW dan mengadu bahwa ia telah terserang penyakit ayan.”

Rasulullah SAW bersabda kepada perempuan itu, “Jika engkau tahan dan sanggup bersabar maka surga bagimu, sekiranya engkau tidak tahan dan tidak sanggup bersabar aku akan mendoakan engkau supaya engkau sehat dan segar.” Perempuan itu pun menjawab “Saya tahan dan sanggup bersabar, tetapi tolonglah doakan agar tidak terbuka aurat saya”

Perempuan itu pun menang dengan pilihan cintanya. Dia mencintai surga dan mencintai pertemuan dengan Sang Kekasih sejati dan itu adalah pilihan yang paling membahagiakann untuknya.

Memilih Perang atau Malam Pertama?

Khalid bin Walid dikenal sebagai saifullah al maslulpedang Allah yang senantiasa terhunus. Waktu yang paling berkesan baginya adalah di saat berkeliling inspeksi pasukan dan melenyapkan musuh-musuh Allah.

Sesungguhnya, berada di medan jihad di malam yang gelap, dingin dan mencekam lebih aku cintai daripada bermalam pengantin dengan seorang gadis.”

Khalid bin Walid sangat senang berperang dan selalu siap siaga dengan baju perangnya. Walaupun akhirnya Khalid bin Walid wafat di atas tempat tidur dan bukan di medan tempur, namun ruh jihad tetap ada di jiwanya.

“Barangsiapa yang meminta kepada Allah syahadah ‘kesyahidan’ dengan penuh kejujuran, maka Allah akan menyampaikannya pada manzilah ‘predikat’ syuhada, meski ia mati di tempat tidurnya” (H.r. Muslim)

Memilih Roket ‘Apache’

“Kematian itu bisa disebabkan dibunuh atau karena kanker. Jika memilih antara tersiksa oleh penyakit jantung dan tewas oleh serangan helicopter Apache, saya lebih baik tewas oleh Apache” (Abdul Aziz ar-Rantissi).
Abdul Aziz ar-Rantissi adalah seorang dokter yang menggantikan Syaikh Ahmad Yasin dalam memimpin gerakan Hamas. Dia merupakan orang yang menjadi incaran bagi Israel dan sebulan ia memimpin gerakan tersebut, Abdul Aziz ar-Rantissi pun syahid di jalan-Nya.

Begitulah cara Allah memuliakan hamba pilihan-Nya karena mereka telah memilih cinta untuk bertransaksi di jalan-Nya.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” 
(Q.S. At-Taubah:111)

Mereka telah memilih cintanya, bagaimana denganmu?

“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(Q.S. Ali Imran:31)

Mencintai Allah dan mengikuti Nabi akan dibalas dengan kecintaan, dihapuskannya dosa dan dijanjikan surga untuk kehidupan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, fokuskanlah pilihan untuk mencintai Allah karena hal tersebut merupakan pilihan terbaik dan paling membahagiakan.

Walaupun jalan menuju surga dipenuhi oleh onak dan duri serta berbagai rintangan, tetapi dengan adanya rasa cinta kepada Allah SWT, maka rintangan tersebut akan menjadi penggugah semangat untuk terus bangkit dan bertahan.

Sumber: fimadani 
Oleh : Juli Trisna Aisyah Sinaga, Bandung
Facebook Twitter Blog


18 Juni 2012

Ah, Masih Saja Dirimu ...

Ah, masih menepis ketidak pastian
Jika sekuntum maafku tak bisa menenangkan hatimu

Ah, masih tercabik dalam gelisah menganga
Jika secarik rinduku tak pernah bertuan di jiwamu

Karena harus meramu huruf
Harus memilih kata
Harus meramahkan kalimat
Harus mencurhkan dalam paragraf
Agar surat ini hinggap di hatimu

26 Mei 2012

C I N T A (Lagi ... )


 Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah yang terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencintai.

Cinta ada didalam jiwa sendiri, bukan didalam raga. Dan laksana anggur, cinta membangkitkan diri kita untuk menerima anugerah cinta ilahi.

Manusia tidak dapat menuai cinta samapai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya. Merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

5 Mei 2012

Meneguhkan Sejarah Cinta


IndOptmis - Tentang asal usul sebuah cinta yang tulus, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Sesungguhnya cinta mulia berasal dari iman. “ (HR Al-Hakim dalam Mustadrok (I/15-16) ).  Begitu pula seharusnya saat mencintai pasangan kita, kita kembalikan pada asal cinta yang seharusnya yaitu keimanan. Pekerjaan berat nan indah yang harus senantiasa kita usahakan dalam hidup kita adalah; menjadikan aktifitas-aktifitas cinta kita sebagai sarana menambah keimanan. Bukan sebaliknya, melalaikan kita akan keimanan pada Allah, Rasul, hari Akhir dan seterusnya.

Ini fenomena yang sering terjadi. Banyak cerita tentang seorang yang dimabuk cinta, maka amal ibadahnya berantakan. Jangankan untuk membaca Al-Quran dengan tadabbur, sementara saat berdiri shalat saja hanya pujaan hatinya yang terbayang. Wall iyyadzh billah. Pada kondisi seperti itu, Al-Quran menyebutkan seorang pasangan sebagai musuh. Allah SWT berfrman : " Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka " ( QS At-Taghabun 14).Lantas bagaimana mengelola cinta suci kita kepada pasangan  agar tetap pada jalurnya ?  Kehadiran seorang istri atau suami harus bisa digunakan untuk saling meneguhkan keimanan. 

18 April 2012

LELAKI - PEREMPUAN

Assalamu'alaikum sodaraku cerita pagi.... insya Allah bermanfaat.....aamiin ya Robbal'alaamiin...

LELAKI - PEREMPUAN

Lelaki Memang Menyusahkan.....!

Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta padanya.
Jika tidak, kamu akan dibilang sombong.

Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk menggodanya.
Jika tidak, dia bilang kamu kampungan.

#Bidadari

Sayangku, cinta tak memandangmu sebelah mata. Ia memamandang dgn jernih & penuh pesona.


Menemanimu. Dalam senyum dan tangismu. karena airmatamu penyembuh.

Membersamaimu dalam genderang perang dan pesta perdamaian sbg penyempurna kehidupan

Kau model tercantik. Kau anugerah terindah. Kau pesona yg menenangkan. Kau pelangi yg menyejukan.