Adakalanya kehidupan ini juga seperti tanaman waluh. Tumbuhan itu baik akarnya, batangnya, dan daunnya lembek. Tanaman menjalar atau merambat itu, usianya tidak terlalu lama. Batangnya memanjang, melingkar-lingkar dan merambat ke sana kemari, tanpa arah. Manakala ujung tanaman itu terhalang oleh sesuatu, maka akan belok mencari arah lain.
Hidup tak seindah dalam bayangan. Tanaman waluh memang lembek, waluhnya tak berada di tempat menjulang tinggi, namun setiap bagiannya memberi manfaat. Daunnya berbulu halus tak menarik, batangnya merambat lembek, pun buahnya, meski besar tetap saja ia lembek. Kondisi kita mungkin dalam keadaan lemah, serba kekurangan, harta tak berpunya, namun layaknya tanaman waluh ia harus memunculkan potensi dirinya, jika mentok di satu sudut cari jalan lain.
Bukankah Allah 'Azza Wajalla menjanjikan "Maka sungguh beserta kesulitan itu ada kemudahan". Tugas selanjutnya hanya menyelaraskan rencana kita dengan rencana-Nya.
On frame; Kolek waluh nan maknyuss made in Ummu Hj. M. Susilawati Hafidzahalloh (Istri Pak Kyai Pendiri Ma'had Multazam Bandung), adapun sosis bakar sebagai pemanis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar