15 Mei 2010

Beberapa Definisi dalam Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGANTAR
Lembaga Pendidikan adalah merupakan suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang kedalam alur berfikir yang teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya Pendidikan adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.[1] Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap-kali dihadapkan pada problem-problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada penyiapan proses.
Dalam perkembangannya lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang non-profit oriented, memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar adanya teori manajemen pendidikan, yang pada dasarnya itu diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis. Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial, tetapi semata-mata hanyalah digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan. Sehingga hasilnya pun tidak bisa seperti yang diharapkan kalau seseorang menerapkan teori manajemen dalam bidang bisnis.
Dari kondisi yang semacam itulah, maka kita sebagai seorang yang nantinya akan mengemban amanah untuk megembangkan potensi anak didik (manusia) dalam dunia pendidikan sesuai yang diharapkan dari makna pendidikan itu sendiri, setidaknya memahami bagaimana proses sebenarnya terntang perkembangan teori manajemen yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu apa yang kami sampaikan dalam tulisan ini adalah mengenai perkembangan teori manajemen dari masa klasik sampai masa kontemporer yang nantinya akan kita olah dalam dunia pendidikan.

B. HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN MANUSIA
Bila dimensi ini dikembangkan dalam kajian pendidikan, maka dalam proses mempersiapkan generasi penerus estafet kekhalifahan yang sesuai dengan nilai-nilai Ilahinya, pendidikan yang ditawarkan harus mampu mempersiapkandan membentuk pribadi peserta didiknya dengan acuan nilai-nilai Ilahinya. Dengan penanaman ini, akan menjadi panduan bagian dalam melaksanakan amanat Allah di muka bumi. Kekosongan akan nilai-nilai ilahinya, akan mengakibatkan manusia akan bebas kendali dan berbuat sekehendaknya. sikap yang demikian akan berimplikasi timbulnya nilai egoistic yang bemuara kepada tumbuhnya sikap angkuh dan sombong pada dri manusia. Sikap ini akan berbias kepada tumbuhnya sikap memandang rendah orang lain.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa untuk merealisasikan tugas dan kedudukan manusia tersebut dapat ditempuh manusia lewat pendidikan. Dengan media ini, diharapkan manusia mampu mengembangkan potensi yang diberikan Allah SWT secara optimal, untuk merealisasikan kedudukan, tugas, dan fungsinya.
Namun tidak semua pendidikan dapat mengemban tugas dan fumgsi manusia tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penataan ulang konsep pendidikan yang ditawarkan sehingga lebih berperanbagi pengembangan manusia yang berkualitas, tanpa menghilangkan nilai-nilai fitri yang dimilikinya.
Dan nampaknya satu-satunya konsep pendidikan yang dapat dikembangkan adalah konsep pendidikan Islam. Dengan pendidikan islam manusia sebagai khalifah tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkinan kepada Allah, dan bahkan ia berusaha agar segala aktivitasnya sebagai khalifah harus dilaksanakan dalam rangka ‘ubudiyah kepada Allah Swt.

Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Maka dari itu ada bebrapa hal mengapa pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu antara lain :
a Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

C. KEPRIBADIAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yg sudah ribuan abad lamanya menghuni bumi. Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, pada awalnya manusia cenderung berusaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri,di mana manusia berusaha mengerti dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam ilmu mantiq,manusia di sebut sebagai hayawan al-nathiq (hewan yang berpikir). Berpikir disini maksudnya adalah berkata-kata dan mengeluarkan pendapat serta pikiran (Anshari,1982:4).
Dalam prosesnya, peran efektif pendidikan terhadap pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan di dukung oleh factor pembawaan manusia sejak lahir. Dalam kaitan ini, perlu di tinjau kembali tentang teori nativisme, empirisme, dan konvergensi. Pada dasarnya, tujuan pendidikan secara umum adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Kriteria ini ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa, tempat, dan waktu. Pendidikan yang terutama di anggap sebagai transper kebudayaan, pengembangan ilmu pngetahuan akan membawa manusia mengerti dan memahami lebih luas tentang masalah seperti itu. Dengan demikian, ilmu pengetahuan memiliki nilai-nilai praktis didalam kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENDIDIKAN

Sebelum lebih jauh membahas tentang seluk beluk pendidikan, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai batasan atau definisi pendidikan.Dengan pemahaman yang utuh, kita akan lebih mudah memasuki pembahasan-pembahasan yang lebih dalam tentang pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan berasal dari kata “didik’, lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. dalam memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.
Hartoto – Beberapa definisi pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Definisi Pendidikan Menurut Para Tokoh
a) Menurut John Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b) Menurut M.J. Longeveled Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anaka agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
c) Menurut Thompson Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
d) Menurut Frederick J. Mc Donald Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.
e) Menurut H. Horne Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
f) Menurut J.J. Russeau Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.
g) Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
h) Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
i) Insan Kamil Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
j) Menurut Ivan Illc Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
k) Menurut Edgar Dalle Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
l) Menurut Hartoto Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus-menerus dalam upaya memanusiakan manusia.
m) Menurut Ngalim Purwanto Pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
n) Menurut Driakara Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia.
o) Menurut W.P. Napitulu Pendidikan adalah kegiatan yang secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan. Definisi Pendidikan menurut undang-undang dan GBHN 16. UU No. 2 tahun 1989 Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

2. Definisi Pendidikan Menurut Undang-Undang
a) Undangg-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
b) Menurut Garis-Garis Besar haluan Negara, Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
3. Definisi Pendidikan Dalam Pandangan Islam
a) Tinjauan Etimologi
Dalam bahasa Arab pendidikan diartikan menjadi At-Tarbiyyah, meskipun dalam al-Qur an tidak ditemukan kata at-Tarbiyyah. Dalam kamu Mu’jam kata at-Tarbiyyah memiliki 3 akar kebahasaan, yaitu :
  1. yang memiliki arti tambah (zad) dan berkembang (nama). Pengertian ini didasarkan pada Q.S. al-Rum : 39.
  2. yang memiliki arti tumbuh (nasya’), dan menjadi besar (tara’ra a).
  3. yang memiliki arti memperbaiki (ashlaha), menguasasi urusan, memelihara, merawat, menunaikan.
Menurut Abul A’la al-Maududi, kata Rabbun terdiri dari huruf “ra” dan “ba” tasydid yang merupakan pecahan dar kata tarbiyyah yang berarti pendidikan, pengasuhan dan sebagainya. Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti kekuasaan, perlengkapan pertanggungjawaban, perbaikan, penyempurnaan, dan lain-lain. Kata ini juga mempunyai predikat bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan dan kepemimpinan.
Istilah lain untuk pendidikan adalah at-Ta’lim, merupakan mashdar dari kata ‘Allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyeampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan. Definisi ini pun berarti hanya sekedar memberi tahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan kea rah pembentukan kepribadian yang disebabkan pemberitahuan pengetahuan.
Kata ta’dib menurut kamus Bahasa Arab al-Mu’jam al-Wasith bisa diterjemahkan dengan pelatihan atau pembiasaan dan mempunyai arti sebagai berikut:
1) Ta’dib berasal dari kata dasar “adaba-ya’dubu” yang berarti melatih, untuk berprilaku yang baik dan sopan santun.
2) Ta’dib berasal dari kata dasar “adaba-ya’dibu” yang berarti mengadakan pesta atau perjamuan yang berarti berbuat dan berprilaku sopan.
3) Kata Addaba sebagai bentuk kata kerja ta’dib mengandung pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan dan memberi tindakan.
b) Tinjauan Terminologi
1) Tarbiyyah, Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa tarbiyyah adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan smpurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mshir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan ataupun tulisan.
2) Ta’lim, menurut Rasyid Ridha adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasandan ketentuan tertentu. Hal ini berarti Ta’lim mencakup aspek kognitip belaka, belum mencapai domain lainnya.
3) Ta’dib, menurut Al-Naquib al-Attas, adalah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segal sesuatu yang didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, membimbinga kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan didalam tatanan wujud dan keberadaannya.
4) Ar-Riyadhah, al-Ghazali yang menawarkan konsep ini, baginya al-Riyadhah memiliki arti proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak. Berdasarkan pengertian tersebut al-Ghazali mengkhususkan pengertian al-Riyadhah untuk fase kanak-kanak sedang fase lainnya tidak tercakup didalamnya.

Adapun batasan pendidikan dalam pandangan Islam adalah :
a. Batasan yang luas, merupakan segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karakteristik pendidikan dalam arti luas adalah : (1) pendidikan berlangsung sepanjang hayat, (2) lingkungan pendidikan adalah semua yang berada diluar peserta didik, (3) membentuk kegiatan dari yang mulai yidak disengaja samapai kepada yang terprogram, (4) tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, dan (5) tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
b. Batasan yang sempit, merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal (madrasah/sekolah). Mempunyai karakteristik: (1) masa pendidikan terbatas, (2) lingkungan pendidikan hanya berlangsung di sekolah/madrasah, (3) bentuk kegiatan sudah terprogram, dan (4) tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar (sekolah/madrasah).
c. Batasan yang luas terbatas, merupakan segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah/madrasah, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan dilembaga pendidikan formal (sekolah), non-formal (masyarakat) dan informal (keluarga) dan dilaksanakan sepanjang hayat, dalam ragka mempersiapkan peserta didik agar berperan dalam berbagai aspek kehidupan. Mempunyai karakteristik: (1) masa pendidikan sepanjang hayat namun kegiatan pendidikan terbatas pada waktu tertentu, (2) lingkungan pendidikan jug terbatas, (3) bentuk kegiatan pendidikan berbentuk pendidikan, pengajaran dan pelatihan, (4) dan tujuan pendidikan merupakan kombinasi antara pengembangan potensi peserta didik dan social demand.
Dari beberapa definisi pendidikan di atas, pada dasarnya pengertian pendidikan yang dikemukakan memiliki kesamaan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus-menerus, dan menuju kedewasaan.

B. DEFINISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat kota, sosiologi agama, sosiolog hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya.Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus.
Beberapa defenisi sosiologi pendidikan menurut beberapa ahli:
1. Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
2. Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
3. Menurut Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikana dalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
4. Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
5. Menurut E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.
6. Menurut Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.

C. DEFINISI FILSAFAT PENDIDIKAN
Manusia memiliki keistimewaan ketimbang makhluk yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah Swt. Begitu sempurna, yang dengan kesempurnaan itu manusia dapat meningkatkan kehidupannya. Berpikir atau bernalar, misalanya, merupakan bentuk kegiatan akal manusia melalaui pengetahuan yang kita terima melalui panca indera diolah dan ditunjukan untuk mencapai kebenaran.
Berbicara ilmu, maka kita tidak bisa lepas dengan eksistensi pendidikan, eksistensi pendidikan dari yang sifatnya umum sampai ke yang khusus. Hubungan filsafat dan ilmu pendidikan ini tidak hanya incidental, tetapi juga satu keharusan. John Dewey, filsuf Amerika, mengatakan, bahwa filsafat itu merupakan teori-teori umum dari pendidikan, atau landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari satu, filsafat memang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki factor-faktor realita dan pengalaman yang banyak terdapat dilapangan pendidikan.
Filsafat pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan dalam memahami dan memecahkan persoalan-persoalan yang mendasar dalam pendidikan, seperti dalam menentukan tujuan pendidikan, kurikulum, metode pemebelajaran, manusia, masyarakat, dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan itu sendiri. Namun, ada sementara kalangan, filsuf, atau Negara semisal Amerika Serikat, yang meletakan filsafat pendidikan atas dasar pengkajian beberapa aliran filsafat tertentu, seperti pragmatisme, realisme, idealisme, dan eksistensialisme, lalu dikaji bagaimana konsekuensi dan implikasinya dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari aliran filsafat yang melandasinya.
Untuk memahami suatu aliran filsafat tidak dapat dilepaskan dari pemikiran tokoh sentralnya. Memahami filsafat fenomenologi, misalnya, tentunya harus memulai dari pemikiran filosofis Edmuned Husserl. Demikian juga untuk mengerti apa arti dan makna instrumentalisme, pragmatisme, atau progrevisme harus menelaah pemikiran John Dewey terlebih dahulu, dan begitu juga dengan aliran-aliran filsafat yang lain. Dalam hubungannya dengan pendidikan, dari ragam pemikiran filosofis tersebut dapat dilanjutkan dengan mencari terapan-terapannya dalam pendidikan. Atau, paling tidak kita dapat melihat dari sisi bagaimana seorang filsuf itu berusah memahami masalah-masalah kependidikan dengan menggunakan analisis filosofis tertentu, misalnya strukturalisme, positivisme atau hermeneutic. Sementara untuk memamhami dasar filsafat pendidikan Islam dapat didekatkan secar normative mauoun histories. Secara normative, dasar-dasar filsafat pendidikan Islam dapat dirujuk langsung dari sumber primernya, yaitu nash (Al-Qur an dan hadits). Kemudian, dalam aspek historisitas, filsafat pendidikan Islam dapat difahami dari berbagai pemikiran para tokoh pendidikan muslim yang secara serius telah mencurhkan pemikirannya dalam dunia pendidikan Islam. Dan selanjutnya dapat diteruskan dengan melihat kerangka filosofis berbagai lambing pendidikan Islam seperti sekolah, madrasah dan pesantren.
Namun demikian, pada sisi tertentu tidak dapat disalahkan jika dalam memahami berbagai permasalahan pendidikan Islam dewasa ini didekati dengan model-model pemikiran filosofis yang berkembang di dunia Barat. Ini bukan berartiu bahwa Islam itu identik dengan aliran-aliran filsafat di Barat sehingga kita umat Islam menolak secara “membabi buta” segala pemikiran filosofis yang berkembang di dunia Barat sebagai hal yang berad diluar Islam. Namun, hal ini harus difahami sebagai suatu upaya metodologis dan analisis kelimuan dalam rangka mengembangkan kerangka keilmuan pendidikan Islam dan juga untuk memecahkan persoalan yang sekarang ini melilit bangunan pendidikan Islam, seperti masalah “kebekuan” dalam keilmuan dan sikap yang kuarang responsip dalam membaca dan mengantisipasi dinamika perkembangan zaman yang pada gilirannya memposisikan pendidikan Islam itu sendiri pada garis belakang kemajuan ilmu dan tekhnologi yang secara cepat terus melahirkan temuan-temuan baru.
Manusia merupakan objek pendidikan dan sebagai subjek pendidikan, karena itu manusia memiliki sikap dididik dan siap untuk mendidik. Namun demikian berhasil tidakannya usaha tersebut banyak tergantung dari jelas tidaknya tujuannya. Karena itu, pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan pada filsafat bangsa Indonesia, yaitu Pancasila yang menjadi pokok dalam pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan dalam keluarga, masyarakat, sekolah, dan perguruan tinggi.
Manusia merupakan mahluk social dan juga mahluk budaya. Sebagai makhluk social dan juga mahluk budaya. Sebagai makhluk social, tentunya manusia selalu hidup bersama: dalam interaksi dan interpendensi dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidaklah mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tanpa adanya kebutuhan dari orang lain. karena pada dasarnya manusia pasti membutuhkan sesuatu dari orang lain, baik berupa jasmaniyah (segi-segi ekonomis) maupun rohani (segi spiritual). Dan dalam rangka mengembangkan sifat social-nya tersebut manusia selalu menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai (Ahmadi, 1990 : 12). Nilai-nilai internal itu berhubungan erat dengan hubungan antar social tersebut, sebagaimana dikatakan calcius, ubisosietas, ibius, dimana ada suatu masyarakat, disana pasti ada hukum. Dengan kata lain, sebagaimana pandangan aliran progresifisme nilai itu timbul dengan sendirinya, tetapi ada factor-faktor lain dari masyarakat saat nilai itu timbul (Muhammad Noor Syam, 1986 : 127).

BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Tak ada gading yang tak retak, itulah ungkapan yang cukup bijak untuk mengilustrasikan segala bentuk perbuatan manusia. Dimana manusia adalah makhluk yang sempurna dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Manusia dikategorikan sebagai makhluk yang mempunyai peradaban, dan sebuah peradaban tidak bisa dipisahkan dari apa yang diwariskan oleh nenek moyangnya, salahsatunya adalah warisan sejarah, ideology dan bahasa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mernghargai sejarah dan jasa para pahlawaannya, itulah peribahasa bangsa Indonesia yang hingga saat ini dan semoga pada masa yang akan datang akan tetap ada.
Sejarah akan terus berputar hingga pada akhirnya melalui proses yang alamiah akan menemukan jalur atau system dengan sendirinya untuk menentukakan arah yang terbaik bagI peradaban umat manusia, dan hal ini sangat perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kepribadian tangguh dan mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjunjung tinggi cita-cita dan keyakinannya.
Adminsitrasi Pendidikan bukanlah hanya salahsatu dari mata kuliah yang harus dipelajari secara tekstual belaka, akan tetapi adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan semoga dengan tetap dipelajari tentang Pendidikan akan menjadi motivator untuk perubahan terhadap degradasi moralitas bangsa.
Rasulullah Saw. Bersabda dalam sebuah Hadits qudsi “Aku jadikan pada manusia itu ada istana (qashr), didalam istana itu ada dada (shadr), dalam shadr itu ada qalbu, diadalam qalbu itu ada fu’ad, didalam fu’ad itu ada syaghaf, didalam syaghaf itu ada lubb, didalam lubb itu ada sirr, dan didalam sirr itu ada Aku (ANA)”. Hadits ini menjelaskan bahwa Aku adalah inti. Aku dalam hadits ini adalah Allah. Jadi, pada intinya manusia adalah sesuatu yang bersifat ilahiyah.
Jadi, pada dasarnya, seseorang dikatakan sebagai manusia jika ia mampu meletakan keimanan diatas segala keinginannya (nafsu). Manusia yang sempurna ialah manusia yang bisa menyeimbangkan potensi yang dianugrahkan Allah atas dirinya, yakni menyeimbangkan potensi akal, jasmani dan ruhani dan mengembangkannya secara proporsional.
Sejenak marilah kita merenung dan bermuhasabah diri, melihat keadaan sekitar kita yang terus berkembang, dan hal ini perlu ada benteng yang kokoh untuk membendung arus budaya luar yang dapat merobohkan semangat, idealisme bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Dan salah satu benteng itu adalah dengan membekali para pemuda Indonesia dengan berbagai pemahaman cultural ke-Indoneisa-an serta penanaman jiwa nasionalisme.

B. EPILOG PERENUNGAN

Hanya kepada Allah kita berserah diri, dalam kekuasaan dan genggaman -Nya kita bukanlah apa-apa. Pengetahuan yang kita miliki hanyalah setitik air disamudra-Nya yang Maha Luas, dan terkadang kita sering merasa berbangga diri pada apa yangkita peroleh dan apa yang kita miliki meskipun kita sadar didunia ini hanyalah persinggahan, karena akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. “Wal akhirotu khoirun limanit taqa” dan akhirat itu lebih utama bagi orang yang bertaqwa.
Fungsi dan tanggung jawab mendidik dalam masyarakat merupakan kewajiban setap warga masyarakat. Setiap warga masyarakat sadar akan nilai dan peranan pendidikan bagi generasi muda, khususnya anak-anak dalam lingkungan keluarga sendiri. Secara kodrati, apa pun namanya, tiap orangtua merasa berkepentinagn dan berharap supaya anak-anaknya menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri. Oleh karena itu, kewajiban mendidik ini merupakan panggilan sebagai moral tiap manusia.
Ilmu akan membawa kita pada peradaban yang lebih tingi, dengan ilmu akan membawa seseorang untuk mewujudkan berbagai mimpi yang musykil dan mustahil, dan dengan pelbagai potensi yang diangugerahkan Tuhan kepada kita semua, semoga dapat dijadikan sebagai media untuk bersyukur pada-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

H. Gunawan, Ary. 2006. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartoto. 2008. Defenisi Sosiologi Pendidikan. Online (http://www.fatamorghana. wordpress.com, diakses 20 Maret 2008).
Arief, Armai, Dr., 2007. Reformulasi Pendidikan Islam, Ciputat: CRSD Press.
Hasan, M. Thalchah., 2007. Dinamika Kehidupan Religius, Jakarta: Listafariska Putra.
Jalaludin, Prof. Dr. H & Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Ramayulius, Prof. Dr. H., 2007. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Tafsir, Ahmad, Prof. Dr., 2006. Filsafat Pendidikan Islami (integrasi jasmani, rohani, dan kalbu memanusiakan manusia), Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tholkhah, Imam, Dr., 2008. Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Titian Pena.
Titus, Harold H. dkk., 1984. Persoalan-persoalan Filsafat, terj. H. M. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang.
Widodo, Ardi, Dr., 2007. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta: Nimas Multima.
http://menaraislam.com/content/view/75/40/

Tugas Administrasi Pendidikan

TUGAS MANDIRI MATA KULIAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAH - PRORAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS-JAWA BARAT
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2009/2010

1. Jelaskan perlunya pendidikan dalam kehidupan manusia ?
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Maka dari itu ada beberapa hal mengapa pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu antara lain :
a Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
d Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik dan menjai generasi yang mampu mengemban tugas adicit bangsa.
e Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan administrasi pendidikan. Tunjukan pula peranan administrasi pendidikan !
a. Hubungan antara pendidikan dengan administrasi pendidikan
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu kebenaran data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
b. Peranan administrasi pendidikan
1) Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
2) Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
3) Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
4) Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.

3. Terangkan usaha-usaha apa yang bisa dilakukan untuk memperluas cakrawala seseorang mengenai administrasi pendidikan ?
Usaha-usaha yang dapat dilakukan seseorang untuk menambah wawasan dan cakrawala tentang administrasi pendidikan diantaranya ialah :
a. Membaca buku, dengan perkembangan zaman dewasa ini buku merupakan mudal utama bagi kalangan intelek. Dan buku yang membahas tentang administrasi pendidikn pendidikan amatlah banyak, baik buku dalam negeri ataupun luar negeri.
b. Membaca Literatur selain buku, seperti majalah, buletin, koran, jurnal. Karena ada beberapa surat kabar yang menerbitkan atau membahas tentang administrasi pendidikan, biasanya hal-hal yang dibahas dalah media tersebut hal-hal yang menyangkut administrasi yang up to date.
c. Surfing di internet. Media internet adalah media termudah dan tercepat yang bisa diakses oleh orang di hampir seluruh belahan dunia ini. Tak ada yang tidak ada di internet, bahkan di internet kita bisa menemukan beraneka ragam pengetahuan tentang administrai pendidikan.
d. Mengikuti seminar, workshop, training atau pelatihan tentang administrasi pendidikan. Karena dengan usaha ini kita akan mendengar berbagai pendapat ahli administrasi secara langsung dan kita pun bis berdiskusi secara langsung dengan narasumber.

4. Apakah yang menjadi esensi administrasi pendidikan ?
Pada prinsipnya administrasi pendidikan merupakan aplikasi ilmu admnistrasi ke dalam lapangan pendidikan, prinsip tersebut sering disebut sebagai bagian dari “applied scinces” Burhanuddin mengatakan : Arti dan nilai administrasi pendidikan maupun fungsi-fungsinya adalah juga merupakan rangkaian konsep dari rumusan administrasi dan manajemen pada umumnya. Hanya saja khusus karena mempunyai perbedaan objek dan tujuan spesifikasinya, sementara fungsi dan strateginya managerialyang digunakan pada hakekatnya sama dengan apa yang diterapkan dalam lapangan manajemen pada umumnya.

5. Sejak kapan studi tentang administrasi pendidikan dilakukan, dan bagaimana di Indonesia ?
a. Manajemen Pendidikan sebenarnya berkembang dan mengadopsi dari teori Manajemen di bidang ekonomi. Teori Manajemen pada awalnya dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang bisnis.
b. Dalam perkembangannya Teori Manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Teori Manajemen Kuno; Sampai dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu komunikasi dan pengendalian.
2) Teori Manajemen Klasik dengan tokohnya antara lain
• Robert Owen (1771-1858); Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.
• Charles Babbage (1792-1871); Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya : (1) Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun, (2) Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih mudah, dan (3) Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.
• Federick Winslow Taylor (1856-1915); ia disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate). Manajemen Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut :
1) Mengambangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk menggantikan pikiran yang didasari tanpa ilmu.
2) Memilih karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk melakukan pekerjaan seperti yang ditentukan pada langkah I.
3) Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka mengikuti metode yang telah ditentukan.
4) Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan. Persahabatan antara keduanya juga ditingkatkan
• Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972); Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia. Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yaitu : menyiapkan promosi, melatih calon pengganti, dan melakukan pekerjaan.
• Henry L. Gantt (1861-1919); Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan (supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.
• Henry Fayol (1841-1925); Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer. Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan menajerial dalam 4 fungsi manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, dan (4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami.
• Max Weber (1864-1920); Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas. Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan.
• Mary Parker Follet (1868-1933); Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama. Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu : (1) Pengendalian diri (dari orang tersebut); (2) Pengendalian kelompok (dari kelompok); dan (3) bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).
• Chester I Barnard (1886-1961); Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat terjaga. Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.
3) Teori Manajemen Kontemporer.
Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan tersebut mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan yang telah dibicarakan menjadi tidak jelas. Namun demikian ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan tertentu. Bagian berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :
a) Pendekatan Sistem; Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru.
b) Pendekatan Situasional (Contingency); Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu. Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas situasi manajerial, membuat manajer fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada. Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.
c) Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation); Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edwadr Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan. Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut cukup populer baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktek manajemen saat ini.
c. Perkembangan manajemen pendidikan di Indonesia ;
Sejak zaman orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut persoalan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Mengenai mutu pendidikan menurut Paul Suparno adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana. Termasuk pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Sedang persoalan manajemen pendidikan adalah menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dam pemerataan pendidikan dapat terselesaikan.
Sistem Manajemen Pendidikan yang terjadi di Indonesia sejak zaman orde baru (yang masih menggunakan manajemen pendidikan sentralistik) sampai kemudian muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah cenderung kepada otonomisasi lembaga-lembaga pendidikan (desentralisasi pendidikan), mempunyai arti yang sangat luas. Disamping mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Sebagaimana dijelaskan oleh H.A.R Tilaar, bahwa di dalam sistem pendidikan sekurang-kurangnya berisi faktor-faktor biaya, pengelola, institusi, dan sistem manajemennya. Sistem manajemen pendidikan kita (era Orde Lama dan Orde Baru) masih terlalu sentralistik (pemerintah pusat), sebagaimana kita tahu bahwa suatu sistem yang sentralistik dan birokratik, maka ruang-gerak untuk inovasi sangat terbatas. Demikian pula kreativitas dari para pendidiknya boleh dikatakan menjadi hilang karena segala sesuatu telah ditentukan menurut garis-garis yang ditentukan. Sehingga apa yang diinginkan daerah (lembaga pendidikan) tidak tercapai karena sifat yang sentralistik tersebut. Hasilnya adalah jumlah out-put banyak namun itu menambah pengangguran yang banyak pula.
Pada era reformasi mulai muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seiring dengan bergulirnya otonomi daerah (pelimpahan wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bahasa Inggris disebut ”School Based Management” merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat. Konsep ini didasarkan pada “Self Determination Theory” yang menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan tersebut.
Sisi kelebihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibandingkan dengan model sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara lain : (1) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi; (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya.
Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru; (2) Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal; dan (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.

6. Sebutkan ciri-ciri yang hakiki dari pengertian administrasi secara umum !
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang definisi administrasi pendidikan terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
o Administrasi merupakan suatu kegiatan
o Adminsitrasi menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
o Kegiatan administrasi diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.

7. Sebutkan definisi administrasi yang saudara fahami berdasarkan pendekatan esensinya !
Kata “Administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam Bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama dengan to save atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. Dalam Bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur” , “memelihara” (to look after), dan mengarahkan. Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
Jadi pada dasarnya yang saya fahami tentang definisi administrasi menurut beberapa tokoh ialah bahwa sebuah proses atau sebuah aktivitas untuk mengatur, mengarahkan, dan membatu setiap aktivitas dalam rangka mencapai sebuah tujuan. Dan dalam administrasi ditentukan oleh berbagai faktor, dan tentunya setiap faktor tersebut saling berhubungan dalam rangka tercapainya sebuah tujuan, dan biasanya administrasi seriang diidentikan dengan manajement.

8. Apakah yang dimaksud bahwa adminitrasi itu merupakan sebuah proses. Beri keterangan hingga jelas !
Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Administrasi pendidikan merupakan sebuah proses yang harus ditempuh dengan berbagai upaya uantuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin dicapai atau diraih.
Administrasi sebagai sebuah proses bahwa administrasi dilakukan melalui tahapan-tahapan dengan mekanisme yang terukur dan teratur, sehingga proses administrasi dilakukan sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam program, karena adminsitrasi senantiasa berhubungan dengan berbagai hal, diantaranya adalah ada sebuah organisasi, orang yang menjalankannya, ada media yang digunakan dan semuanya perlu dikoordinasikan secara efektif.

9. Sebutkan definisi administrasi berdasarkan pendekatan/aplikasinya !
Berdasarkan pendekatan/aplikasinya Stephen J. Knezeich (1984:9) dalam buku Administration of Public Education mendefinisikan bahwa :
Educational administration is a specialized set of organizational functions whose primary purposes are to insure the efficient and effective delivery of relevant educational service as well as implementation of legislative policies through planning, decision making, and leadership behavior that keeps the organizations focused on predetermined objectives, provides for optimum allocation and most productive uses, stimulates and coordinated professional and other personnel to produce a coherent social system and desirable organizational climmet, and facilitates determination of essential changes to satisfy future and emerging needs of student and society.
Makna dari uraian tersebut, menunjukkan kompleksitas aktivitas yang saling ketergantungan. Administrasi pendidikan merupakan sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.

10. Sebutkan fungsi dari administrasi, dan berikan penjelasan dari masing-masing fungsi tersebut !
Bahwa dalam proses belajar mengajar sekolah itu membutuhkan tenaga administrasi pendidikan yang mampu mengembangkan pengajaran di sekolah tersebut. Oleh karena itu dalam proses administrasi pendidikan perlu ditetapkan beberapa hal antara lain :
a. Perencanaan (Planning); Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternative tentang penetapan prosedur pencapain serta sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian (Organizing); Pengorganisasian di sekolah dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih orang – orang (guru personel sekolah lainnya) serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menunjang tugas-tugas orangorang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
c. Pengarahan/pelaksanaanm (Actuating); Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti dikehendaki, kegiatan pengerahan ini dapat dilakukan dengan :
o melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan atau kelompok.
o memberikan petunjuk umum atau petunjuk khusus, baik lisan atau tulisan secara langsung maupun tidak langsung.
d. Pengorganisasian; Pengoganisasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam berbagai acara seperti :
o melaksanakan penjelasan singkat (briefing)
o mengadakan rapat kerja
o memberikan petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis
o memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan
e. Pembiayaan (budgeting); Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan.
f. Penilaian; Maksud penilaian in adalah untuk:
o untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekerjaan tersebut berhasil.
o menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien.
o memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak.
o mengajukan kesanggupan para guru dan orangtua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.

11. Sebutkan definisi administrasi pendidikan yang saudara fahami !
Menurut saya Administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Dan administrasi pendidikan dimaksudkan agar proses pendidikan apat terarah, teratur dan mencapai pada sasaran yangdiharapkan yakni tujuan pendidikan. Namun, pada perkembangannya administrasi pendidikan seringkali didefinisikan sebagai kegiatan ketata usahaan, padahal administrasi memiliki pengertian yang lebih luas daripada ketetausahaan. Maka perlu pemahaman yang mendalam tentang administrasi pendidikan ini, karena administrasi pendidikan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.

12. Jelaskan kedudukan administrasi pendidikan yang saudara fahami !
Yang saya fahami dari kedudukan Administrasi di Indonesia ialah agar pendidikan di sekolah, di negara Indonesia lebih efektif dan efisien serta untuk menunjang kehidupan bangsa yang lebih maju dan sejahtera dimasa yang akan datang, Sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia. Keudukan administrasi ini mengambil peranan yang penting dalam sebuah lembaga pendidikan atau sekolah, karena administrasi pendidikan disebuah lembaga bisa dijadikan sebagai barometer keberhasilan sekolah tersebut, dan pendidikan pada khususnya.
Agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.

13. Sebutkan tujuan administrasi pendidikan di Indonesia !
Dalam melakukan suatu pekerjaan orang yang terlibat dalam pekerjaan itu harus mengetahui dengan jelas apakah tujuan pekerjaan itu, yaitu apa yang hendak dicapai. Dibidang pendidikan dan pengajaran seorang supervisor pendidikan harus mempunyai pengetahuan yang cukup jelas tentang apakah tujuan supervisi itu.
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah memperbaiki situasi belajar mengajar, baik belajar para siswa, maupun situasi mengajar guru. Wiles dan W.H. Burton sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengungkapkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah .membantu mengembangkan situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik. Tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan siswa dan dari sini sekaligus menyiapkan bagi perkembangan masyarakat.
Amatembun merumuskan tujuan supervisi pendidikan (dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional) yaitu .membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang dewasa yang berpancasila.
Yushak Burhanuddin mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah dalam rangka mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, secara rinci sebagai berikut:
a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar.
b. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif disekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
c. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal.
d. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
e. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kehilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.
Pelaksanaan supervisi dalam lapangan pendidikan pada dasarnya bertujuan. memperbaiki proses belajar mengajar secara total. Dalam hal ini bahwa tujuan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru, akan tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran pembelajaran, meningkatkan mutu pengetahuan dan keterampilan guru, memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pelaksanaan kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar dan teknik evaluasi pengajaran.

14. Sebutkan komponen dasar/unsur-unsur pokok dari administrasi pendidikan !
Didalam administrasi pendidikan terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya:
a Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang),
b Adanya tujuan yang hendak di capai bersama,
c Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan, dan
d Adanya perlengkapan dan peralatan atau media yang akan digunakan.

15. Apa yang dimaksud pejabat struktural dan fungsional di lingkungan pendidikan?
a. Jabatan Struktural adalah kedudukan yang menunjukan tugas dan tanggungjawab, dalam suatu organisasi yang bersifat terstruktur dan bersifat formal. Jabatan structural merupakan jabatan penting dan tercantum secara jelas dan tegas tentang tugas pokok dan fungsi yang harus dilaksanakannya. Pada dasarnya jabatan struktur ialah jabatan yang berfungsi untuk mengkonsep dan mengkoordinir setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh petugas fungsional. Sehingga prinsip pembagian tugas dan personal dapat berjalan secara optimal.
b. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan.

16. Apa yang dimaksud unsur pimpinan, unsur pembantu pimpinan, unsur pelaksana, unsur pengawasan pada organisasi tingkat pusat (Departemen) ?
a. Unsur pimpinan pada tingkat pusat dipegang oleh seorang pemimpin yang lazimnya sering disebut Kepala, yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan dan penyelenggaraan aktivitas dalam departemen tersebut.
b. Unsur pembantu pimpinan pada tingkat departemen pusat yaitu unsure pembangtu pimpinan yang bertugas membantu proses terselenggaranya aktivitas dalam sebuah departemen untuk memudahakan tercapainya tujuan yang hendak diraih. Pembantu pimpinan juga berfungsi sebagai penghubung dan penjabar dalam setiap konsep pengelolaan kegiatan departemen.
c. Unsur pelaksana yaitu unsure yang bertindak sebagai pelaksana dalam sebuah tugas dan pekerjaan yang telah dirancang dan disusun oleh pimpinan dan pembantu pimpinan. Mereka memilki tugas sesuai dengan agenda yang ada dan mereka bersifat tekhnis dan professional, dimana mereka mengerjakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang mereka kuasai.
d. Unsur pengawasan organisasi tingkat pusat (Departement) adalah petugas yang diberikan mandate untuk mengawasi proses atau aktivitas yang dilaksanakan departemen, sehingga pelaksanaan kegiatan bia berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan bertujuan pula untuk menghindari tindakan-tindakan negative yang bias saja terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

17. Jelaskan, mengapa administrator atau manajer memerlukan ilmu kepemimpinan (leadership) ?
Seorang administrator atau manajer haruslah memiliki skil atau kemampuan dalam memimpin, karena dalam proses administrasi dan manajemen diperlukan arahan, bimbingan, dan pengendalian, dan upaya ini tidak akan terlaksana tanpa memiliki kemapuan memimpin.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain :
a. Prinsip Efisiensi; Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
b. Prinsip Pengelolaan; Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
c. Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan; Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
d. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif; Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada. Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
e. Prinsip Kerjasama; Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.

18. Sebutkan definisi yang esensial daripada leadership !
Definisi yang esensial dari daripada kepemimpinan (leadership) setidaknya mencakup beberapa hal, diantaranya :
a. Kepemimpinan mempunyai ciri khas dan spesifik, serta diperlukan bagi satu situasi khusus.
b. Adanya interaksi antara seseorang dengan satu kelompok.
c. Hubungan yang ada pada diri seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam sebuah kelompok atau organisasi.
d. Adanya upaya untuk memberikan dorongan/motivasi, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
e. Pengaruh atau seni untuk mempengaruhi dan membujuk orang lain untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

19. Sebutkan jenis-jenis kepemimpinan berdasarkan konsep leadership dan berdasarkan tipe-tipenya!
Dalam studi kepemimpinan pada umumnya dikenal ada 4 (empat) macam pendekatan kepemimpinan. Yaitu: 1. Pendekatan sifat; 2. Gaya kepemimpinan; 3. Situasional kepemimpinan; dan 4. Fungsional kepemimpinan.
a Pendekatan Sifat Kepemimpinan: Pendekatan pertama ini, disebut teori sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 (lima) sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin : tiak banyak mengetahui, terlalu kaku, tidak berperan serta, otoriter dan suka menyerang dengan kata-kata.
b Pendekatan Gaya Kepemimpinan: Penelitian-penelitian yang bersumber pada pandangan gaya kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian mereka pada perbandingan antara gaya dekokratik dan gaya otokratik. Gatto (1992) mengkategorikan gaya kepemimpinan ke dalam 4 macam: Direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi. Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
o Gaya direktif: Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusa-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimimpin. Dan sedikit sekali kebebasan bagi bawahan untuk berkreasi. Pada dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter.
o Gaya konsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif. Kurang otoriter dan banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi/ bawahan. Fungsi pemimpin lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan.
o Gaya partisipatif: gaya ini bertolak dari gaya konsultatif yg bisa berkembang kea rah saling percaya antara bawahan dengan pemimpin. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebagai tanggungjawab mereka.
o Gaya delegasi: disebut juga gaya Free-rein. Yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk ambil inisiatif.Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkat kompetensi dan tanggungjawab yang tinggi.
c. Pendekatan Situasional Kepemimpinan: Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam 3 dimensi : 1. hubungan pemimpin-anggota, yaitu pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaaan dan pengaruh, apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota-anggota; 2. struktur tugas: penugasan terstruktur baik, jelas, eksplisit, terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada penugasan itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur. 3. Posisi kekuasaan: pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan memecat daripada ia tidak memeliki kedudukan seperti itu.

20. Apa yang saudara ketahui tentang kepemimpinan pendidikan, beri penjelasan !
Kepemimpinan pendidikan berarti suatu sikap kepemimpinan yang harus dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan atau dalam proses pendidikan. Pada lembaga pendidikan top leader itu bisa dalam jabatan kepala sekolah, dekan, rektor dan sebagainya. Top leader pada lembaga pendidikan memerlukan beberapa persyaratan utama yang merupakan nilai lebih untuk mempengaruihi, mengarahkan dan memimpin lembaga atau organisasinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan setidaknya seorang pemimpin pendidikan harus memiliki kriteria dan kualifikasi kepemimpinan, kepribadian yang tanggguh, sikap sosial yang baik, menejerian yang mumpuni, supervisi dan kewirausahaan.
Sikap kepemimpinan berrati sikap dimana harus bias memetakan permasalaha yang terjadi dalam proses pendidikan dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikannya. Bias menyelesaikan konflik dengan win-win solution, dan membuat keputusan dalam kondisi apapun. Sikap kepemimpinan pula dapat menghitung resiko yang harus diambil dan sejauh mana resiko itu bias dipikul dan dipertanggungjawabkan.

21. Sebutkan minimal tiga rumusan/definisi supervisi pendidikan, coba uraikan !
1) Arti morfologis; Supervision (inggris) : Super : atas, vision : visi. Jadi supervisi artinya : lihat dari atas.
Arti semantik; Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan.
2) Supervisi pendidikan adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
3) Supervisi Pendidikan (Pengawas Pendidikan) adalah salah satu tenaga kependidikan, yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah, personil lainnya di sekolah) dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Pengawas berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 adalah pegawai negeri sipil yag diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang scara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
4) Dalam bukunya Good Carter, Dictionary of Education, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.

22. Sebutkan yang menjadi tujuan umum supervisi pendidikan dan masing-masing fungsi beri penjelasan !
Menurut Rohani HM (1991 : 72) terdapat 8 (delapan) fungsi pengawas, yaitu :
a. memperlengkapi kepemimpinan sekolah,
b. mengkoordinasikan semua usaha sekolah,
c. memperluas pengalaman guru-guru,
d. menstimulasi usaha-usaha yang kreatif,
e. memberikan fasilitas penilaian yang terus menerus,
f. menganalisis situasi belajar dan mengajar,
g. memberikan pengetahuan / skill setiap anggota/staff, dan
h. membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Adapun secara garis besar tujuan supervisi ialah :
a. Meningkatkan mutu kinerja guru;
1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut,
2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya,
3) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
7) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Catatan:-Tujuan supervisi harus dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak- Supervisi harus terencana dengan baik, membangun dan demokratis- Guru harus diberi informasi tentang tujuan supervisi.

23. Sebutkan semua fungsi supervisi pendidikan, dan berikanlah penjelasan terhadap masing-maing fungsi tersebut !
a Penelitian (research) → untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan ; Perumusan topik, pengumpulan data, pengelolaan data dab konsulasi hasil penelitian.
b Fungsi penilaian (evaluation); Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
c Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.
d Perbaikan (improvement); dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
e Fungsi Membina (guidence) dan Memimpin, artinya dengan adanya supervisi dapat dijadikan sebagai pembinaan dan berusaha untuk mewujudkan kepemimpinan yang baik dan bijak.

24. Apa yang dimaksud dengan keprigelan supervisi pendidikan dan sebutkan macam-macam keprigelan supervisi pendidikan tersebut, beri penjelasan seperlunya !
Keprigelan / Keterampilan dasar seorang supervisor :(menurut Kimball Wiles, 1955) dalam Piet Sahertian (2008:18) :
a. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
b. Keterampilan dalam proses kelompok.
c. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan.
d. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah.
e. Keterampilan dalam evaluasi.
Dalam Supervision for Today’s School oleh Peter F. Oliva (1984) mengutip pendapat Haris, bahwa supervisi pengajaran adalah segala sesuatu usaha yang dilakukan personel pendidikan untuk memelihara atau mengubah yang dilakukan sekolah dengan cara langsung mempengaruhi proses belajar mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar siswa. Alfonso RJ (1981) dalam Peter Oliva (1984) menyatakan, supervisi pengajaran adalah tindak laku pejabat yang dirancang oleh lembaga yang berpengaruh langsung terhadap perilaku guru dalam berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa sekaligus mencapai tujuan lembaga tersebut.
Kimbal Willes menjelaskan bahwa supervisi pengajaran sebagai sistem tingkah laku formal yang dipersiapkan sebuah lembaga untuk mencapai interaksi dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara, mengubah, dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar siswa. Maka supervisi pengajaran berpusat pada:
o perilaku supervisor
o membantu guru-guru
o mengangkat harapan belajar peserta didik

25. Berilah penjelasan mengenai :
a. Bentuk hubungan/komunikasi yang langsung dan tidak langsung.
- Komunikasi langsung; Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
- Komunikasi tidak langsung;Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dan sebagainya.
b. Bentuk hubungan/komunikasi yang vertikal dan horizontal.
- Komunikasi vertikal (Vertical Communication); merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas. Horizontal Communication (komunikasi mendatar) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu dalam level yang sama dalam sebuah hirarki.
- Komunikasi horizontal (horizontal communication;) mengambil tempat satu level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala departemen dan diantara pengkoordiansi dan peranan penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim secara horizontal daripada upward maupun downward.
c. Bentuk hubungan/komunikasi yang timbal balik dan yang bukan timbal balik.
- Komunikasi yang timbal balik (dua arah); Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik.
- Komunikai yang tidak timbal balik (satu arah); Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.

26. Berilah penjelasan singkat tentang Jenis hubungan/komunikasi pribadi, Jenis hubungan/komunikasi fungsional, dan Jenis hubungan/komunikasi konvensional.
a. Jenis hubungan/komunikasi pribadi; jenis komunikasi pribadi dilakukan untuk meningkatkan pribadi dalam public relationship dan menumbuhkan pengembangan keterampilan pribadi dalam berhubungan dengan orang lain.
b. Jenis hubungan/komunikasi fungsional; merupakan jenis komunikasi yang berhubungan dengan aktivitas komunikasi dalam sebuah organiasasi fungsional. Jenis komunikasi ini bersifat komunikasi informasi formal dalam tatanan tekhnis baik secara vertical ataupun horizontal.
c. Jenis hubungan/komunikasi konvensional ialah jenis komunikasi yang dilakukan secara sederhana baik komunikasi lisan ataupun tulisan. Dan komunikasi ini menggunakan media yang seadanya, dan tentu saja dengan konsekuensi yang menuntut waktu yang lama dan kurang efektif digunakan untuk memberikan pesan yang bersifat darurat dan membutuhkan waktu yang cepat.

27. Didalam kesempatan yang bagaimana supervisor pendidikan dapat menciptakan suasana komunikasi yang positif, segar, dan akrab terhadap supervisi ?
Seorang supervisor dapat menciptakan suasana komunikasi yang positif, segar dan akrab terhadap supervisi iadalah adalah dalam keadaan yang disupervisi tesebut memang membutuhkannya, dan hal ini harus senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kerjasama dan kekeluargaan antar supervisor dengan yang disupervisi. Dan hal ini pun dapat dilakukan dalam rangka membangun system supervisi yang efektif dan kreatif serta tidak kaku, terutama komunikasi yang akrab dan segar dilakukan pada saat pertamakali melakukan supervisi untuk menciptakan image yang baik dan kesan yang positif.

28. Apa yang dimaksud dengan Proses supervisi yang korektif, preventif, kreatif, kooperatif dan konstruktif ?
a. Proses supervisi yang korektif; yaitu proses supervisi yang bersifat mengoreksi atau memeriksa setiap permasalahan yang ada untuk dibuat sebagai bahan pertimbangan dan mencari solusi.
b. Proses supervisi yang preventif; yaitu proses supervisis yang dilakukan dalam rangka menjaga atau tindakan pencegahan jika terjadi suatu hal yang negative, pada sebuah lembaga atau institusi yangn disupervisi. Dan proses supevisi ini sebagai proses untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kekeliruan sistem administrasi.
c. Proses supervisi yang kreatif; yaitu proses supervisi yang senantiasa mengembangkan ide-ide yang variatif dan lebih produktif dalam pengelolaan sebuah lembaga.
d. Proses supervisi yang kooperatif; yaitu proses supervisi yang bersifat kerjasama antara supervisor dengan pihak yang di supervisi hal ini untuk mengembangkan sikap saling menerima dan menghargai.
e. Proses supervisi yang konstruktif; proses supervisi yang bersifat membangnun atau memberikan dorongan untuk lebih aktif dan kreatif dalam pengembangan system kelembagaan demi kemajuan lembaga tersebut.

29. Apakah yang dimaksud dengan tekhnik kelompok, tekhnik perorangan, metode langsung dan metode tak langsung dalam supervisi pendidikan ?
a. Tekhnik kelompok didalam supervisi pendidikan ; Tekhnik berkelompok dalam supervisi dimaksudkan dengan cara mengadakan rapat bersama dengan guru dan staf, mengadakan diskusi kelompok, mengadakan seminar, penataran, workshop, dan lainnya. Jadi pada intinya tekhnik supervisi kelompok ialah supervisi yang dilakukan dengan melibatkan secara langsung orang banyak.
b. Tekhnik perorangan didalam supervisi pendidikan; tekhnik yang digunakan dalam supervisi terhadap masing-masing personel pendidikan, conr\tohnya terhadap guru bidang studi tertentu, kepada Kepala Sekolah, kepada kepala Tata Usaha, kepada Wakil Kepala Sekolah, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk lebih spesifikasi dalam pola supervisi.
c. Metode langsung didalam supervisi pendidikan adalah teknik yang digunakan secara langsung seperti penyelenggaraan rapat guru, workshop, kunjungan kelas, mengadakan converence. Sedangkan teknik tidak langsung adalah teknik yang dilakukan secara tidak langsung misalnya melalui bulletin board, questioner, dan lain-lain.
d. Teknik lisan adalah supervisi yang dilakukan secara tatap muka misalnya, supervisor mendiskusikan hasil observasi yang dilakukan guru, rapat dengan guru membicarakan hasil evaluasi belajar. Sedangkan teknik tulisan adalah supervisi yang dilakukan dengan menggunakan tulisan misalnya dalam kegiatan observasi untuk memperoleh data yang objektif tentang situasi belajar mengajar, supervisi menggunakan alat-alat observasi berbentuk chek-list atau daftar sejumlah pertanyaan (evaluatif chek-list).

30. Apakah maksud kunjungan sekolah (school visit) yang dilakukan oleh supervisor pendidikan, coba uraikan. Dan ada berapa macam kunjungan sekolah tersebut ?
Yang dimaksud dengan kunjungan sekolah (school visit ) yang dilakukan oleh supervisor pendidikan ialah kunjungan yang dilakukan oleh seorang supervisor untuk melihat dan mengidntifikasi sekolah tersebut, baik secara administrasi ataupun manajerialnya.
Kunjungan sekolah (school visit ) terdapat tiga macam, yaitu :
a. Kunjungan tanpa diberitahu (unannounced visitation), supervisor tiba-tiba datang ke sekolah tanpa diberitahu terlebih dahulu.
b. Kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu (announced visitation).
c. Kunjungan atas undangan sekolah yang disupervisi terhadap supervisor pendidikan.

31. Jelaskan perbedaan antara kunjungan kelas, individual meeting dan home visit !
a. Kunjungan Kelas; Yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
b. Observation Class; Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yang sedang berlangsung didalam kelas.
c. Individual Meeting; adalah pertemuan yang dilakukan secata individu atau perorangan, individualmeeting dilakukan jika supervisor ingin lebih dalam mengatahui tentang keadaan individu tersebut.
d. Home Visit; kunjungan rumah yang dimaksud adalah melihat aktivitas guru di rumah yang dilakukan secara berkala untuk menjalin keakraban dan kekeluargaan, hal ini dilakukan agar guru dan supervisor bisa lebih terbuka dalam menjalin komunikasi.

32. Jelaskan apa yang dimaksud dengan program supervisi pendidikan !
Program supervisi pendidikan ialah aktivitas-aktivitass yang harus dilakukan supervisor dalam rangka pengawasan dan pelayanan pendidikan dengan peraturan yang berlaku yang telah ditetapkan dalam undang-undang pendidikan. Dalam pelaksanaannya, supervisi pendidikan dapat dijabarkan dalam tahapan mekanisme sebagai berikut :
a. Tahap penysunan program supervisi. : Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester .
b. Tahap persiapan : yang perlu dipersiapkan ; 1) Format/instrumen supervisi. 2) Materi pembinaan/supervisi. 3) Buku catatan . 4) data supervisi/pembinaan sebelumnya.
c. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
d. Tahap tindak lanjut. : Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi.

33. Apa yang dimaksud dengan kode etik dan prinsip-prinsip kode etik dan dapat disusun berdasarkan unsur-unsur apa saja?
a. Pengertian Kode Etik menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa kode etik ialah sebagai pedoman sikap tingkahlaku dan perbuatan didalam dan diluar kedinamisan.
b. Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-masing.
b. Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan rohaniyah) bagi anak didiknya.
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila.
d. Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila bagi anak didiknya.
e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya krasai anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun.
f. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan keterampilan kepada anak didik.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didiknya masing-masing.
b. Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan klebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik. Tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalah gunaan.
a. Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang.
b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar belakang keluarganya masing-masing.
c. Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak didik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik.
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.
d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.
b. Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan ditempat itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas.
e. Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab nersama antara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
a. Guru melanjutkan setudinya dengan :
o Membaca buku-buku
o Mengikuti loka karya, seminar, gerakan koperasi, dan pertemuan-pertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya
b. Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya,
o Mengikuti penataran
o Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri dan Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menuaikan tugas profesinya.
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.
b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame pengabdi pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap ucapan, dan tindakan yag merugikan organisasi.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan.
b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian.
c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya.
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya.

34. Jelaskan tentang perbedaan prinsip antara supervisi modern dengan supervisi yang lama !
a. Supervisi Modern
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut: “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Adapun beberapa karakter supervisi pendidikan modern ialah :
1) Menciptakan dan mempertahankan antar hubungan yang memuaskan di antara semua anggota staf. Kondisi seperti ini merupakan dasar yang paling utama dalam melaksanakan supervisi. Sebab supervisi adalah merupakan suatu proses yang menyangkut aktivitas-aktivitas individu di sekolah. Individu sukar dibina bila tidak didasari oleh pengenalan dan hubungan yang akrab.
2) Karakteristik yang kedua ialah demokratis. Istilah demokratis dikatakan mencerminkan dinamika, dapat mengerti atau memahami, sensitif, dan memegang peranan kepemimpinan. Supervisi yang dinamis ialah supervisi yang aktif, kreatif, dan banyak inisiatif dalam melaksanakan fungsinya. Suatu supervisi yang tidak hanya mengamati, mengontrol, mengkritik, dan menilai saja, tetapi jauh lebih luas daripada itu. Supervisi seperti ini ikut merencanakan agar proses belajar memberi hasil yang baik, membantu menciptakan kondisi belajar yang baik, memomtor guru-, guru agar tidak sampai terlanjur jauh berbuat salah, mencari sebab sebuah kesalahan, memberi saran, dan membimbing. Supervisor tidak hanya mencari kesalahan guru, tidak pula hanya memperbaiki kesalahan guru, tetapi juga berusaha mengadakan preventif agar guru-guru sedikit mungkin berbuat salah. Hal ini dilakukan dengan bernacam-macam cara sesuai dengan problem yang dihadapat itulah sebabnya mengapa supervisor itu perlu aktif, kreatif, dan berinisiatif.
3) Karakteristik supervisi modern yang ketiga adalah komprehensif. Suatu supervisi yang berlangsung mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah tingkat atas yang mencakup beberapa sekolah untuk wilayah tertentu. Bentuk dan isi supervisi untuk tingkat-tingkat sekolah itu tidak boleh berbeda beda. Kesamaan ini dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas kurikulum sekolah dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah tingkat atas. Hal ini akan memudahkan para siswa mengembangkan diri melalui kurikulum tersebut.
b. Supervisi Tradisional
Sehubungan dengan uraian di atas tentang karakteristik supervisi pendidikan modern, Marks membuat perbandingan supervisi tradisional dengan supervisi modern yang ia kutip dari Burton dan Brueckner sebagai berikut (1978, h. 12). supervisi tradisional ialah (1) menginspeksi, (2) terpusat pada guru (3) berkunjung dan berdiskusi, (4) perencanaan yang sederhana , (5) memergoki dan otoriter, dan (6) biasanya oleh satu orang. Sedangkan supervisi modern ialah (1) pragmatis dan menganali sis (2) terpusat pada tujuan, materi, teknik, metode, guru, siswa, ligkungan (3) melaksanakan beraneka ragam fungsi, (4) perencanaan dan organisasi yang jelas dengan tujuan yang khas, (5) Motivasi dan bekerjasama, dan (6) oleh orang banyak. Perbandingan akan memperjelas apa yang dimaksud dengan super yang hersifat komprehensif. Inilah merupakan karakteristikterakhir dari supervisi modern menurut pandangan Neagley.
Sergiovanni membedakan supervisi tradisional dengan supervisi modern dari segi perlakuan terhadap personalia sekolah, yang disebut sebagai variabel perantara (mediating variables). Supervisi tradisional tidak memakai variabel ini, sebaliknya supervisi modern mempergunakannya yang membuat lebih berhasil sebab variabel ini bertindak sebagai variabel moderator terhadap kesuksesan sekolah (1971, h. 16-18).

35. Sebutkan definisi manajemen pendidikan dan jelaskan !
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sedangkan Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
Dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen/ administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.

36. Sebutkan fungsi-fungsi manajemen pendidikan, dan apa yang difikirkan dalam sebuah perencanaan !
Fungsi-fungsi manajemen pendidikan antara lain :
a. Perencanaan ( Planning )
b. Pengorganisasian ( Organizing )
c. Pengkoordinasian ( Coordinating )
d. Komunikasi (Comunication)
e. Supervisi (Supervision)
f. Kepegawaian ( Staffing )
g. Pembiayaan ( Budgeting )
h. Penilaian ( Evaluating )
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu : Identifikasi masalah, perumusan masalah, penetapan tujuan, identifikasi alternatif, pemilihan alternatif, dan elaborasi alternatif.
T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.

37. Apa yang dimaksud dengan actuating dan stuffing, dan bagaimana hubungannya dengan ungkapan the right man in the right place dalam sebuah organisasi ?
a. Actuating (pelaksanaan), merupakan proses pelaksanaan sebuah kegiatan. Dimana proses kegiatan ini haruslah sesuai dengan perencanaan (planning), dan dalam pelaksanaan haruslah ada job description untuk dijadikan bahan atau tolak ukur sejauh mana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Seperti dalam administrasi, maka pelaksanaan tugas harus berhubungan pada rambu-rambu administrasi yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan ini terdapat koordinasi, komunikasi, supervisi, pengaturan anggaran dan pengawasan.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
b. Staffing (kepegawaian), merupakan anggota atau staf yang diberikan tugas untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini diperlukan pegawai yang kompeten dibidangnya, tidak asal dalam menentukan pegawai, karena hal ini akan berdampak pada kinerja dan kesuksesan sebuah pekerjaan. Terutama dalam hal ini adalah pegawai pendidikan. Tujuan pembagian kerja adalah agar dengan usaha yang sama dapat diperoleh hasil kerja yang terbaik. Pembagian kerja dapat membantu pemusatan tujuan, di samping juga merupakan alat terbaik untuk memanfaatkan individu-individu dan kelompok orang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Setiap orang yang telah diserahi tugas dalam sesuatu bidang pekerjaan tertentu dengan sendirinya memiliki wewenang untuk membantu memperlancar tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi sebaliknya, semua wewenang tentu harus disertai tanggung jawab terhadap atasan atau terhadap tujuan yang hendak dicapai. Antara wewenang dan tanggung jawab harus seimbang, sehingga setiap orang dapat memberikan tanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya.
c. Ungkapan the right man in the right place yang mempunyai makna menempatkan seseorang pada tempatnya. Dengan kaitannya dalam sebuah organisasi ialah bagaimana kita menempatkan personil atau staf sesuai engan kemampuan, kapasitas dan kompetensi yang dimilikinya. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka sebuah organisasi tiak akan berjalan secara optimala, bahkan akan terjadi disintegrasi, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. “jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”

38. Apa perlunya manajer pendidikan memahami/menguasai administrasi personil?
Seorang manajer pendidikan sangatlah perlu untuk memahami administrasi personalia atau kepegawaian, karen seorang manajer harus bisa mengkondisikan personil sesuai dengan bidang dan profesinya masing-masing dan mengkoordinasikan setiap tugas pegawaianya.
Setidaknya, terdapat 4 (empat) prinsip dasar manajemen personalia yaitu :
(a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga;
(b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional;
(c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan
(d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan, dan tentu saja ditunjang oleh kemampuan manajer pendidikan yang mampu mengkoordinir, mengorganisir dan mengakomodir, serta memberikan bimbingan kepada setiap personil dengan kemampuan memahai administrasi personalia.

39. Jelaskan prinsip-prinsip dasar manajemen sekolah, yang terdiri dari :
a. Prinsip desentraslisasi tugas; artinya dalam setiap proses pelaksanaan penugasan diberikan kepada orang yang tepat dan ahli dibidangnya serta diberikan sesuai dengan jabatannya masing-masing. Prinsip desentralisasi tugas berarti pula bahwa tugas tidak dipusatkan hanya kepada Kepala Sekolah saja yang bertanggungjawab terhadap berbagai kebijakan manajemn sekolah, akan tetapi semua unsur dilibatkan.
b. Prinsip ganjaran/ penghargaan; artinya sekecil apapun tugas yang terlaksana dengan baik dan sesuai dengan program kerja yang diagendakan maka hendakanya diberikan reward (penghargaan), karena sekecil apapun penghargaan yang diberikan akan berdampak postif bagi penyelenggaraan pendidikan dan hal ini bisa memotivasi setiap orang untuk melakukan tugas sebaik mungkin.
c. Prinsip pertumbuhan dan pengembangan personil; prinsip ini menunjukan bahwa kinerja seseorang dilihat dari bagaimana perkembangan staff atau orang yang diberikan tugas untuk melaksanakan kegiatan, jadi pada dasarnya prinsip ini menitik beratkan pada pertumbuhan dan perkembangan kinerja pegawai atau staf.
d. Pelibatan personil; prinsip ini bertujuan supaya seluruh personil terlibat dalam berbagai aktivitas manajerial sekolah. Setiap personil dituntut untuk terlibat aktif dalam proses pengelolaan dan manajemen sekolah, karena pada dasarnya sebuah lembaga jika ingin mencapai keberhasilan dan tepat sasaran pada apa yang dituju maka diharuskan ada kerjasama layaknya sebuah tim (team work). Dan pelibtan personil ini adalah sebuah keniscayaan bagi kelangsungan an efektifitas sebuah lembaga sekolah.

40. Jelaskan administrasi pendidikan yang dikenal dua tekhnik manajemen berikut :
a. Tekhnik manajemen konvensional, terdiri dari :
1) Management by personality; maksudnya ialah bahwa manajement berdasarkan pada kepribadian seseorang atau melihat suatu keadaan dari kedekatan kepribadian seseorang.
2) Management by costum; manajement yang berdasarkan pada penampilan luar, seperti apa yang dipakai, dan apa yang digunakan.
3) Management by reward; ialah manajement efektif jika seseorang dalam fungsi manajement tersebut ketika melaksanakan tugas dengan baik maka ia akan mendapatkan penghargaan, baik secara materiil ataupun immaterial.
4) Management by legitimation; merupakan manajement yang berdasarkan pada legitimasi atau pengesahan sebuah aturan, dan hal ini membuat ia berkuasa pada bidang tersebut.
b. Tekhnik manajemen modern, terdiri dari :
1) Management by delegation; yaitu manajement dengan cara mengutus atau berusaha untuk mewakilkan sebuah tugas manajemen terhadap seseorang yang mampu untuk menguji kompetensi orang tersebut, dan tentunya manajement yang bersifat pendelegasian ini adalah terhadap tugas-tugas manajerial yang bukan prioritas utama.
2) Management by system; yaitu manajement yang berlandaskan pada system atau tata aturan yang berlaku. System merupakan suatu himpunan gagasan atau prinsip-prinsip yang saling bertautan. Artinya manajemen dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang sesuai dengan program-program yang diagendakan untuk menapai sebuah tujuan.
3) Management by result; yaitu manajemen yang berlandaskan pada sisten hasil atau berdasarkan pada hasil akhir sebuah kinerja yang dilakukan. Jika kinerjanya sesuai dan dapat memuaskan maka ia berhak mendapatkan reward dan tidak menutup kemunngkinan jika kinerjanya buruk ia mendapatkan punishment disertai dorongan untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga lebih baik.
4) Management by objective; yaitu manajemen yang didasarkan pada kompetensi dan kualifikasi seseorang dalam menjalankan tugasnya, tanpa melihat kedekatan personal ataupun kekeluargaan, sehingga dengan manajement by objectif ini terjalin hubungan manajement yang professional, bukan hanya sekedar pertimbangan dan kedekatan emosional.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Idochi . Adminstrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.
Depag RI, (2004) . Standar Supervisi Dan Evaluasi Pendidikan , Jakarta , Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
E. Mulyasa, Dr. M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003.
H. Syaiful Sagala, Dr. M.Pd., Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung. 2000.
H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998.
J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2005.
Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972.
Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.
Mamduh M. Hanafi, Drs. MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997.
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003.
Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983.
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman penyelenggaraan Administrasi pendidikan,
http://fatamorghana.wordpress.com
http://thohir3.blogspot.com/
http://digilib.uin-suka.ac.id/
http://cakwawan.wordpress.com/
http://menaraislam.com/