3 Mei 2020

Aku yang Asing dan Terasing

Aku hanya orang asing
Di belantara dunia penuh dungu juga curiga
Diantara orang terkasih pun musuh dalam selimut penuh senyum

Aku hanya ngengat pengganggu
Bagimu jelita yang diberkati kemilau rupa
Untukmu rupawan yang dianugerahi cahaya mata

Aku hanya remah-remah dalam pusaran mutiaramu

Aku hanya anjing penjaga, sekehendak dalam perintah meski sukar diperbuay

Aku hanya kucing pemalas yang selalu tertidur pulas, lepas nan bebas

Kepapaan terus meraja
Lemah jiwa tetap bertahta
Bagi diri yang tak lagi berarti
Di matamu wahai penyejuk sanubari

Berucap, takut tak bermakna
Diam, khawatir jadi pendendam

Entahlah, antara nyata dan maya
Antara fatamorgana di Sahara dan Piramida raksasa di Mesir yang perkasa

Aku hanya teronggok tak berguna di sudut sempit yang menghimpit juga gelap yang teramat pengap

Dibalik topeng wajahku
Hanya nista berselimut nanah dosa
Hanya nadir kepasrahan dan penghambaan 
Hanya liur yang dienyahkan dari mulut wangimu

Lalu, kau tersenyum
Menggerakan kepala bersama senandung kepergian yang menyesakan
Meliukan tangan dengan lirik pedih perpisahan

Akulah ilalang yang menghalangi pandanganmu, dari megahnya dunia yang kau impikan

Akulah tali yang mengekangmu, hingga kau menjadi budak, tak merdeka dengan segala cita

Lalu kemana seluruh pengorbanan?
Oh aku lupa, jika memang cinta kau tak pernah merasa berkorban. Begitu ungkap seorang bijak.

Jika kau sudah merasa berkorban, maka saat itu cintamu tak utuh, cintamu tak lurus nan tulus.

Aku hanya binatang kerdil
Sekali kau injak, hancur seketika
Sekali kau pukul, lagsung remuk redam

Maka, biarlah aku kau jadikan pelampiasan atas segala kekesalan;
Kau jadikan aku sebagai samsak untuk kau jadikan sasaran tarungmu;
Kau jadikan aku kertas untuk dirobek lalu dibakar;
Kau jadikan aku lap yang kau pakai membersihkan kotoran;
Biarlah ku relakan semuanya ...

Akulah toksik yang meracuni tidur nyenyakmu, mimpi indahmu dan membangunkanmu dengan keringat dinhim penu ketakutan.

Aku hanyalah sianida yang mematikan sukma yang 'kan melayangkanmu menuju dunia impian, impian yang mungkin tak pernah kau singgahi.

Aku rancu dan kaku
Kau begitu segar membiru

Aku sekeras batu
Kau selembut sutera para ratu

Aku beku
Kau mengalir deras menuju samudera rindu

Aku baja tak bertuan
Kau mutiara bertahta intan

Aku babu
Kau nyonya anggun dengan pesona beribu

Aku serdadu
Kau panglima perang menggebu dengan sejuta kuasa menyatu

Tidak ada komentar: