5 Februari 2021

Ketika uang jadi takaran ...

Ketika uang jadi takaran sebuah kebahagiaan
Ketika uang jadi ukuran kasih sayang dan perhatian
Ketika uang jadi patokan kemesraan dan romantisme
Ketika uang jadi panutan untuk sebuah kepatuhan dan keharmonisan

Maka, nilai hubungan hanya sebuah transaksional. Semakin banyak nol yang ditambahkan pada angka, maka semakin ia memuja dan menghamba.

Lalu, apa bedanya dengan wanita panggilan? Justru mungkin mereka lebih mulia, mereka hanya mampir untuk memelukmu, tanpa kepura-kepuraan dan memberi harapan panjang. Sementara dalam sebuah hubungan, apalagi kau telah mengikrarkan sumpah setia sehidup dan sependeritaan, dirimu hanya sedang membohongi diri, mengingkari janji yang telah dilambungkan dan tengah menghinakan diri dihadapan semesta.

Uang memang penting, tapi mementingkan uang dalam sebuah hubungan adalah neraca rapuh yang merontokan bangunan yang telah kaun tancapkan pondasinya.

Uang memang menjanjikan kebahagiaan, tapi jika uang menjadi sumber utama kebahagiaan dan mengabaikan petikan-petikan kecil yang dilakukan pasanganmu untuk membahagiakanmu, maka sebenarnya kau tengah memberi jarak yang semakin jauh dengan kebahagiaan yang kau inginkan.

Mari, sebelum semua terlanjur usang. Bercermin pada nurani, dan jernihkan pikir. Jikapun Pasanganmu memang jauh dari mimpi-mimpi kebahagiaanmu, mengapa dulu kau memantapkan diri untuk membina semua hubungan ini.

Semakin kita mencari yang terbaik, mencari kebahagiaan semu, mengejar yang lebih tinggi, maka semakin jauh pula kebahagiaan menghindar darimu.

Bukankah, seorang bijak pernah berkata, dunia hanya banyangan. Ketika kau mengejarnya, maka semakin cepat pula ia menghindar dan berlari. Tapi, jika kau memalingkan diri dari bayangan itu, tak ada pilihan lain baginya untuk mengikutimu.

Selamat bermuhasabah wahai diri
Semoga esok lebih baik
Dengan bahagia sebenar bahagia
Bukan bahagia semu dan fana
Yang dapat menjerumuskan kita pada jurang nestapa berkepanjangan


Tidak ada komentar: