21 Februari 2021

Besarkan Hatimu dengan Sabar

Saat mondok, Ustadz Insanul A'la Daroja pernah menyampaikan "Kesabaran itu tanpa batas. Sabar itu tak menuntut waktu. Kita sendirilah yang membatasinya". Beliau adalah pengajar Mahfudzat, saya selalu tertarik dengan penjelasan materinya yang berbeda dengan ustadz lainnya, beliau mengajarkan filsafat sederhana kepada para santri belia, karena waktu itu saya Masih duduk di kelas 8 MTs.

'Kesabaran yang tak ada batas'nya adalah sesuatu hal yang baru bagi saya, karena tidak sesuai dengan pedoman umum yang sering diungkapkan kebanyakan orang. Ya, banyak sekali yang mengatakan bahwa 'sabar itu ada batasnya'. Lalu, Ustadz Daroja membalikan pernyataan itu dengan sebuah pertanyaan, dimana batas itu dan siapa yang membatasinya ? Ya, kita sendirilah yang membatasinya. Karena sesungguhnya sabar tak menuntut batas.

Kesabaran itu tentang mental. Kesabaran itu tentang menyiasati zaman dengan senyuman meski mendung duka melanda. Kesabaran itu tentang menyikapi keadaan, meski jiwa dalam tekanan yang berterusan. Kesabaran adalah tentang penghambaan atas segala uji, coba dan ketetapan dari Alloh 'Azza Wajalla.

"Jika aku memiliki 2 tunggangan yang harus aku pilih, yaitu sabar dan syukur, maka aku tak peduli kuda mana yang akan aku tunggangi nanti" demikian Umar bin Khathab pernah berucap. Betapa berharganya sikap sabar dalam hidup kita.

Saat ini, pada zaman ini, sungguh kesabaran telah menjadi mutiara yang hampir sulit didapat. Tersinggung sedikit langsung 'laporkan'. Di kritik sedikit langsung 'laporkan'. Ada cuitan atau postingan yang menyinggung langsung 'laporkan'. Ya, di satu sisi setiap orang memang punya hak, tapi seringkali lupa bahwa setiap orang juga punya kewajiban. Haknya adalah untuk membela diri, dan kewajibannya adalah untuk menjaga diri, lisan dan perbuatan.

Kesusahan hidup yang menghimpit seringkali membutakan mata, hati dan pikir kita untuk melakukan perbuatan yang menjerumuskan pada jurang dosa. Tak jernihnya hati yang diliputi kesabaran akan berbuah perkataan kotor, pemikiran lacur dan hati yang berselingkuh. Ah, sungguh berat berlaku sabat di masa kini.

Semoga, sepahit apapun hidup yang menghampiri, Alloh berikan keluasan hati un tuk tetap bersabar.

Sabar dari gunjingan. Sabar dari caci dan hina. Sabar dari kefakiran. Sabar dari kerewelan pasangan. Sabar dari kecerewetan keturunan. Sabar dalam menjalankan titah. Sabar menghadapi musibah. Sabar menjauhi makshiyat. Sabar seluas kita mempu berjalan dan memandang.

Dan Allah telah menjanjikan kebahagiaan bagi orang-orang yang sabar. Karena Dia selalu membersamai hamba penyabar.

Wallohu A'lam ...

Tidak ada komentar: