2 Oktober 2011

Kalam (Kalimat) dan Pembagiannya


BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa Arab adalah bahasa Islam, bahasa Al-Quran, bahasa sunnah dan bahasa ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, maka mempelajari bahasa Arab tujuannya adalah untuk dapat memahami Al-Quran dan As-Sunnah serta kitab-kitab pengetahuan yang berbahasa Arab secara baik dan benar.
Mempelajari bahasa Arab tidaklah sama dengan mempelajari bahasa-bahasa lain seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan sebagainya. Di dalam mempelajarinya, memerlukan berbagai macam ilmu, diantaranya adalah ilmu nahwu. Dan ilmu nahwu inilah yang akan kita kita pelajari saat ini.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan ilmu nahwu, mari kita perhatikan perbandingan antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia pada contoh berikut ini:


هَذَا كِتَا بٌ                                    :                                            " Ini sebuah buku  "
اِشْتَرَيْتُ كِتَا بًا                               :                                   "Saya membeli sebuah buku"
وَجَدْتُ العُلُومَ مِنْ كِتَا بٍ                   :    "Saya mendapatkan pengetahuan dari sebuah buku"
Kata "buku" dalam bahasa Indonesia pada tiga buah contoh di atas, tidak mengalami perubahan bunyi akhir kalimat sedikitpun, sedangkan kata "Kitab" dalam bahasa Arab pada ketiga contoh di atas, bunyi akhir kalimatnya berbeda-beda, ada yang berbunyi "bun", "ban" dan "bin". Hal itu terjadi karena ada perbedaan hukum I'rab pada kata kitab tersebut.
Dalam bahasa Arab, perubahan-perubahan seperti di atas dipelajari dalam ilmu nahwu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu nahwu itu adalah:
عِلْمٌ تُُبْحَثُ فيهِ أََحْوَالُ الكَلِمَاتِ العَرَبِيَّةِ مِن حَيْثُ الأِعْرَبُ و البِنَاءُ وَ التّركِيبُ
"Ilmu yang dipelajari di dalamnya, keadaan-keadaan kalimat-kalimat bahasa Arab ditinjau dari segi I'rab, Bina dan Susunan kalimatnya".

BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Kalam
اَلْكَلَامُ : هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ, اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اسم وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
Artinya Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a.    Diucapan ( مَلْفُوْظٌ ) / Lafadz; yaitu :
الصَّوْت المُشْتَمِلُ على بَعْضِ الحُرُوفِ الهِجَائيةِ
“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”
b.    Disusun ( مُرَكَّبٌ ), yaitu :
مَا تَرَكَّبَ مِنْ كَلِمَتَيْنِ فــاكْثَرَ
“sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari pada dua, yaitu tiga kalima, empat dan setrusnya)”
c.    Difahami dan (مُفِيْدٌ ), yaitu:
ما أَفَادَ فائِدَةً يَحْسُنُ السُّكُوتُ مِن المُتَكَلِّمِ وَ السَّامِعِ عَلَيها
"Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak memberikan tanggapan)".
Pada saat menyebut oleh si Mutakallim (orang yang berbicara), terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam arti orang yang mendengar mengerti atas apa yang di capkan oleh orang yang berbicara, tidak timbul pertanyaan terhadap yang di sampaikan itu.
d.    Berbahasa Arab ( وَضْعُ اْلعَرَبِيَّة);
Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata الوَضْع tersebut. Yang pertama adalah القَصْدُ  artinya bahwa lafadz yang tersusun serta memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa الوَضْع itu maksudnya adalah الوَضْعُ العَرَبِيُّ  artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab.
 Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. Dalam hal ini maka tiada termasuklah kalam-kalam orang yang lagi mengigau.
Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah :
وَاْلكلــِْمَةُ اللَّفْظُ اْلمُفِيْدُ اْلمُفْرَدُ.  ¤  َكلاَمُهُمْ لَفْظٌ مُفِيْدٌ مُسْــــــنَدُ
Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan Kilmah adalah lafadz mufid yang tunggal

B.   Pembagian Kalam
Spektrum kalam (kalimat) inilah yang akan mewarnai femahaman kita dalam klasifikasi kalam. Para ulama nahwu (Nuhhaat) mengklasifikasikan kalam ke dalam 3 jenis, yakni: Kalimat Isim, Kalimat Fi’il dan Harf.

1)     Kalimat isim,
a.    Pengertian Isim
Kalimat isim (kata benda) adalah setiap kata yang menunjukan:
a.    Nama benda, seperti: مَحْفَظَةٌ tas, كِتَابٌ buku, قَلَمٌ pena, مِمْسَحَة penghapus,مِسْطَرَةٌ  penggaris, dan lain-lain.
b.    Orang, seperti: اَحْمَدُ Ahmad, فَاطِمَة Fatimah, ُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ Abu Hurairah, جِبْرِيْلُ Jibril, اِبْلِيْسُ Iblis, dan lain-lain
c.    Gelar, seperti:مُهَنْدِسٌ insinyur, دُكْتُوْرٌ Doktor, مُدِيْرٌ مَدْرَسَةٌٌ Kepala Seklah, رَئِسْ Ketua, ٌ حُفَّاظٌ penghafal, dan lain-lain
d.    Kota, seperti:مَدِيْنَةُ اْلَمُنَوَّرَةِ Madinah Munawarah, مِصْرٌ Mesir, سُوْكَابُوْمِىْ Sukabumi, جَاكَرْتَا Jakarta, dan lain-lain
e.    Negara, seperti:اَمْرِيْكًا Amerika, اِنْدُوْنِيْسِيَّ Indonesia, , عَرَبٌ سَعُوْدِيٌّ Arab Saudi, فَلِيْستِيْنَا Palestina, dan lain-lain
f.     Binatang/tumbuhan, seperti: dan سَمَكٌ, ikan جَامُوْسٌ, kerbau دِيْكٌ, فَأْرٌ, tikus هِرَّةٌ, tikus, فِلْفِلٌ cabe,, خُضَرٌ sayuran, dan lain-lain
dan Tempat, seperti: حَمَّامٌ toilet, فَصْلٌ kelas,غُرْفَةٌ kamar, مَدْرَسَةٌ sekolah,مَكْتَبَةٌ perpustakaan, dan lain-lain.
b.    Ciri-Ciri Isim
فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بالخفض وَالتَّنْوِينِ, وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّام
Adapun Isim itu bisa diketahui melalui :
·         Khafadh (Berharkat Kasrah disebabkan Huruf Huruf Khafadh)
·         Tanwin (Dengan Harkat Yang bertanwin)
·         Dan kemasukan alif-lam.
وَحُرُوفِ اَلْخَفْضِ, وَهِيَ مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي , وَرُبَّ, وَالْبَاءُ, وَالْكَافُ, وَاللَّامُ
Adapun huruf khafadh ialah :
·         Huruf mim (Dari)
·         Huruf Ila (Ke/Kepada/Sampai)
·         Huruf 'An (DariPada)
·         Huruf 'alaa (Atas)
·         Huruf Fii (pada/Didalam)
·         Huruf Rubb (Berapa Banyak)
·         Huruf Ba (dengan)
·         Huruf Kaaf (Seperti)
·         Huruf Laam (Untuk/Bagi/milik)

وَحُرُوفُ اَلْقَسَمِ, وَهِيَ اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُ

Adapun huruf qasam (sumpah)adalah :
·         Huruf waw, (Demi)
·         Huruf ba (Demi)
·         Huruf ta. (Demi)

2)  Kalimat fi’il (kata kerja)
a.    Pengertian Fi’il
Kalimat fi’il adalah setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada waktu tertentu.
 ذَهَبَ يَذْهَبُ = pergi, berangkat
دَخَلَ بَدْخُلُ  = masuk
 جَلَسَ يَجْلِسُ = duduk
 تَعَلَّمَ يَتَعَلَّمُ = belajar
 كَتَبَ يَكْتُبُ = menulis
b.    Ciri-ciri Fi’il
.وَالْفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ, وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ
Adapun Ciri alamat Fiil bisa di ketahui dengan adanya :
·         Qod (Bawhasannya)
·         Sin (Nanti)
·         Saufa(Nanti akan)
·         Ta Ta'nits sakiinah ( Pelaku perempuan)

3)  Kalimat huruf (kata keterangan)
.وَالْحَرْفُ مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ
Adapun "Huruf" adalah Lafadz Yang tidak pantas disertai Alamat (Tanda) Isim dan juga alamat (Tanda) Fi’il.
Kalimat Huruf adalah kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata benda.
·          مِن = dari. Contoh kalimat, اَنَا اَخْرُجُ مِنَ اْلبَيْتِ = saya keluar dari rumah
·         اِلىَ = ke. Contoh kalimat, هُوَ بُسَلِّمُ اْلكِتَابَ اِلىَ اْلاُسْتَاذِ = dia menyerahkan buku itu ke gurunya.
·          فِىْ= dalam. Contoh kalimat, تَقْرَأُ اْلقُرْاَانَ فِىْ اْلمَسْجِدِ = anda membaca al-quran di masjid
·         عَنْ = dari. Contoh kalimat, يَسْأَلُ شَهِيْدٌ عَنِ الشَّهْرِيَّةِ = syahid menanyakan tentang infak bulanan.
·         عَلىَ = ke (atas). Contoh kalimat,قَامَ التَّلاَ مِيْذُعَلىَ اْلبِلاَطِ = para siswa berdiri di atas lantai.
·        بِ = oleh. Contoh kalimat, اَنَا اَقْطَعُ التُّفَّاحَ بِالسِّكِّيْنِ = saya memotong buah apel dengan pisau.

                        
BAB III
P E N U T U P

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.    Kalimat Isim;
2.    Kalimat Fi’il;
3.    Kalimat Harf;
Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il, isim) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.

B.    Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal untuk kehidupan yang akan datang.

Wallâhu a‘lam bi ash – shawâb …





DAFTAR PUSTAKA



Anwar, H. Mochammad. Ilmu Nahwu.
Syarah Nadzomil Maqshud.
Amtsilatutashrifiyyah.
Abdul Chaer, Linguistik Umum.

Tidak ada komentar: