1 April 2014

(Masih) Menanti Kelahiran Sang Buah Hati

Sudah lebih dari prediksi dokter. Karena tanggal 26 Maret telah berlalu (sesuai prediksi dokter tentang kelahiran buah hati kami) dan sekarang tanggal 30 Maret dan Istri saya masih belum merasakan tanda-tandanya. Semoga ini bukan masalah, dan saya yakin bahwa Allah belum menentukan takdir-Nya pada buah hati kami untuk lahir sesuai dengan perkiraan. Ini berarti usia kandungan istri saya 9 bulan lebih 2 hari jika merunut perhitungan dari berhentinya haidl istri saya, yaitu tanggal 29.

Kami hanya harus terus menguatkan do’a, berfikir positif dan senantiasa memenuhi hari-hari dengan semangat bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja dan akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Proses kelahiran normal, dimudahkan dan tentu dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. Allahumma inna na’udzubika minjahdil bala’I wadzarqisaqa wasuu’il qadla. Inilah sebaris do’a yang selalu say abaca dalam setiap kesempatan jika mengingat hal-hal yang tidak baik.

Kelahiran, kematian, jodoh, derita dan bahagia sejatinya telah Dia tentukan bagi makhluk-Nya. Perkara itu tak bias ditunda-tunda atau didahulukan. Tak bisa diganggu gugat meski penghuni langit dan bumi berserikat untuk menghindari suatau ketetapan-Nya. Semua kami kembalikan pada Allah. Dia Maha Mengetahui atas kondisi istri saya, dan Dia pula yang akan menentukan takdir atas kelahiran buah hari kami. Dan semoga harapan kami sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan-Nya bagi kami. Semua dalam kebaikan dan kesehatan.

Ada waswas menyelinap. Ada ketegangan yang hinggap. Juga ada sedikit ketakutan yang berbisik. Namun, sekali lagi, saya selalu diingatkan oleh perkataan guru-guru saya, berprasangkalah yang baik, karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Maka biarlah setiap rasa khawatir, cemas dan gundah dibalas oleh Allah dengan ketenangan nantinya.

Segala yang pertama tentu penuh dengan tandatanya, penuh dengan ketidaktahuan dan selalu merasa penuh dengan kekhawatiran. Itulah yang kami rasakan saat ini. Kami diberi kesempatan pertama untuk memiliki buah hati dari pernikahan kami. Maka, senantiasa kami haturkan sekuntum do’a pada-Mu ya Rabbi ….

Duhai calon buah hatiku
Kapanpun engkau akan dilahirkan ke alam fana ini
Dimanapun engkau akan masuk ke dunia baru ini
Kami akan menyambut tangismu dengan senyum bahagia
Kasih ibumu akan tetap menaungimu
Cinta ayahmu akan menyelimutimu
Dan semoga Allah memilihmu sebagai pemimpin orang-orang bertaqwa
Pembaharu peradaban dan generasi yang dibanggakan
Kami menanti kehadiranmu nak ….

Tidak ada komentar: