Istri saya sering bertanya "Yah, ayank cantik ga?" Saya jawab "Ayank ga cantik." "Kok gitu ?" Istri saya merenggut. "Iya, Ayank ga cantik. Tapi cantik banget" heuuu... Istri saya tersenyum malu-malu sambil meluk. (Sorry, jomblo mana pernah 😂).
Karena sejatinya seorang perempuan butuh pujian, sangat butuh pujian. Bahkan setelah bertahun-tahun menikah, seorang istri sering bertanya peetanyaan-peryanyaan yang menurut saya (sebagai seorang laki-laki/suami) pertanyaan yang tak perlu ditanyakan lagi. Seperti pertanyaan "Ayah sayang ga sama Ayank?" "Ayank cantik ga?" Ya iya lah ... Mana mungkin ga sayang, mana mungkin ga cinta, mana mungkin ga cantik, kan udah nikah lama (itu adalah isi pikiran laki-laki, hampir setiap laki-laki), tapi jangan utarakan itu. Sekali lagi jangan, jawablah dengan jawaban seromantis mungkin.
Perempuan dominan perasaannya dibanding pola pikirnya, ini yang mesti setiap laki-laki faham. Perempuan seringkali hanya butuh seorang pendengar yang baik, yang memperhatikan segala keluh kesahnya, yang mendengarkan setiap curhatannya, dan saat ia bicara, cukup dengarkan dengan baik. Jangan memotong pembicaraannya, jawab dengan senyum terindah, dan berikan pujian atas segala kerja kerasnya.
Benar memang, salah-seorang sahabat pernah bilang, banyak sekali seminar tentang menjadi Pembicara yang Hebat, tapi tak pernah ada seminar tentang Menjadi Pendengar yang Hebat. Padahal, kita dianugerahi 2 telinga dan hanya 1 mulut, tapi kenapa mulut terlalu dominan.
So, saat memiliki pasangan (halal), bijaklah. Sering-seringlah mendengar, sering-seringlah memuji, jangan sungkan untuk berkomunikasi. Laki-laki memang seorang pemimpin dalam keluarganya, tapi istri adalah manajer dalam rumah tangga. Maka sikap kita terhadap istri akan menentukan sebaik apa rumah yang dibangun.
Mari banyak lebih banyak belajar. Karena tak ada seorang pun yang bergelar Master dalam berumah tangga. Karena berumah tangga adalah belajar sepanjang hayat.
Ciamis, 27 November 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar