28 Desember 2009

Psikologi Pre-Natal

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.
Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial), Perkembnagan mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan).

B. Usia kandungan
Usia kandungan yaitu usia dimana periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, dan bahkan usia kandungan ini merupakan periode yang terpenting dari semua periode, yang dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat melahirkan. Dimana lama usianya kurang lebih selama 270 hari sampai 280 hari atau sembilan bulan.
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan di diagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi hidup yang baru.


II. PEMBAHASAN

A. Wanita dan Kehamilan
Sebenarnyalah bahwa wanita yang tengah hamil itu melanjutkan kecenderungan-kecenderungan psikologis dan cirri-ciri tingkah laku seperti sebelum dia hamil. Namun pada umumnya kehamilan menambah intensitas emosi-emosi dan tekanan bathin pada kehidupan psikis wanita.
Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal; juga pada kedua orang tua bayi.
Dengan demikian, setiap ibu menyikapi kehamilannya berbeda, hal ini sangat ditentukan oleh kondisi fisik dan psikis si ibu tersebut, karena kehamilan merupakan hal yang emosional bagi si ibu, maka akan timbul berbagai macam sikap yang muncul pada seorang ibu, diantaranya yaitu :
1. Timbul keinginan yang aneh-aneh terkadang emosional (orang jawa biasanya menyebutnya ngidam).
2. Merasakan kebahagiaan atu kepuasan, karena ia merasa dirinya subur, ia calon ibu sejati, maka ada keinginan untuk menyambut bayi dengan bergairah.
3. Terkadang muncul perasaan harap-harap cemas, tegangan emosi, lebih-lebih jika dibumbui cerita takhayul, atau tanda-tanda yang telah diberitakan sebelumnya dibesar-besarkannya, takut cacat anaknya, takut keguguran, dan lain-lain.
4. Bagi wanita tertentu ada timbul perasaan menolak akan kehadiran bayi, akan tetapi setelah bayi lahir perasaan tersebut biasanya berubah menjadi positif.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pre-Natal (Pra-Lahir)
1. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak dalam kandungan secara singkat dapat dikemukakan antara lain :
• Makanan atau viatmin dari ibu sewaktu hamil.
• kondisi kesehatan ibu, terutama penyakit-penyakit kotor sangat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.
• Alkohol, hal ini mempengaruhi fetus dalam rahim terutama pada susunan saraf.
• Nikotin, ini dapat pula mengganggu kerja denyut jantung anak dari ibu.
• Emosi atau perasaan yang dialami oleh ibiu sewaktu mengandung (terlalu cemas, terlalu kuat, sering marah, dan lain-lain).
• Usia orang tua atau ibu terlalu muda dan terlalu tua keduanya kurang menguntungkan bagi perkembangan bayi dalam rahim.
• Ada juga pengaruh bulan terakhir, atau masa-maa kelahiran (masa panen, masa krisis, zaman makmur atau zaman kesulitan, dan lain-lain).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap orang tua antara lain :
• Keinginan untuk mendapatkan anak,
• Konsep tentang anak yang diinginkan,
• Keadaan fisik selama kehamilan,
• Kelas sosial orang tua,
• Keadaan selama kehamilan,
• Status ekonomi,
• Mimpi dan fantasi calon ibu,
• Usia orang tua,
• Pengalaman awal dengan anak,
• Minat dan aspirasi calon ibu,
• Sikap dan pengalaman teman, dan
• Media massa.
3. Bahaya fisik dalam berbagai periode pra-lahir (masa kandungan) :
• Periode ovum
a) Ovum mati sebelum tertanam didinding rahim,
b) Tidak adanya persiapan dinding rahim untuk menerima ovum,
c) Suautu kehamilan tabung, mengakibatkan tidak ada ruangan untuk tumbuh, dan tidak ada mekanan,
d) Melekatnya ovum pada bidang sempit jaringan fibroid dalam dinding rahim bisa menghalanginya untuk menerima makanan.
• Periode embrio
a) Keguguran, dan
b) Ketidakteraturan perkembangan.
• Periode janin
a) Kemungkinan keguguran hingga bulan linar kelima, terutama pada saat menstruasi biasa terjadi.
b) Premature dengan komplikasi dan kemungkinan kematian.
c) Komplikasi proses kelahiran karena postmastur janin, posisi janin yang tidak baik, dan ketidakseimbangan kelenjar akibat stress.
4. Sikap yang tidak menguntungkan terhadap anak yang baru lahir :
• Tidak menginginkan anak itu.
• Tidak menginginkan nak itu sekarang.
• Tidak menginginkan anak kelahiran kembar.
• Keinginan kuat untuk melahirkan anak dengan jenis kelamin tertentu.
• Keinginan kuat untuk tipe anak tertentu
• Menginginkan terjadinya keguguran dan aborsi
• Memandang rendah anak.

C. Masa Kehamilan (Periode-Periode Perkembangan Kandungan)
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai triwulan, yaitu:
1. Triwulan I, ialah periode zigot : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Dengan proses perkembangan sebagai berikut :
• Bentuk zigot sebesar kepala peniti, tidak berubah karena tidak mempunyai sumber makanan darim luar; hidupnya dipertahankan kuning telur.
• Dengan berjalannya zigot dari tuba palofi turun ke uterus, terjadi banyak pembelahan dan zigot terbagi menjadi lapisan luar dan lapisan dalam.
• Lapisan luar kemudian berkembang menjadi placenta (ari-ari), tali pusar, dan selaput pembungkus janin; lapisan dalam berkembang menjadi manusia baru.
• Sekitar sepuluh hari setelah pembuahan, zigot tertanam didalam dinding uterin.
2. Triwulan II, ialah periode embrio : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27, Dengan proses perkembangan sebagai berikut :
• Embrio berkembang menjadi manusia dalam bentuk kecil.
• Terjadi perkembangan besar, mula-mula dibagian kepala dan terakhir pada anggota tubuh.
• Semua bagian tubuh yang pentin, baik bagian luar maupun bagian dalam sudah terbentuk.
• Embrio mulai bergerak didalam uterus, dan terjadi gerakan-gerakn spontan dari anggota tubuh,
• Placenta (ari-ari), tali pusar dan selaput pembungkus janin berkembang; ketiganya melindungi dan memberi makan embrio.
• Pada akhir bulan kedua prenatal, berat embrio rata-rata 11/4 ons dan panjangnya 11/2 inci.
3. Triwulan III, ialah periode janin : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran. Dengan proses perkembangan sebagai berikut :
• Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk rupa maupun dalam bentuk actual, dan terjadi perubahan dalam fungsi.
• Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima.
• Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti dalam tubuh dewasa.
• Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan- bulan kedua, ketiga dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berlangsung atau tidak, tergantugn pada kondisi dalam tubuh si ibu, seperti kekurangan gizi yangn sebaliknya mempengaruhi perkembangan saraf terutama dalam bulan-bulanterakhir periode kandungan.
• Biasanya gerak-gerik janin tampak pertamakali antara minggu ke delapan belas dan dua puluh minggu. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan dimana gerakan mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin opada saat janin mengambil posisi kepala bagian bawah daerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerik ini berlainan macam-macamnya, yaitu menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
• Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
• Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkapterbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

D. Karakteristik dan Tugas Perkembangan Usia Kandungan
Meskipun kenyataan bahwa periode perkembangan pertama dalam rentang kehidupan ini merupakan periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, namun dalam banyak hal periode ini pentinjg atau periode terpenting dari semua periode, yang mulai pada saat dan berakhir pada saat melahirkan. Dimana lama usianya kurang lebih selama 270 hari sampai 280 hari atau sembilan bulan.
Masa didalam kandungan (prenatal) atau masa konsepsi ini sangat penting artinya, karena merupakan awal kehidupan. Meski kenyataan kandungan ini merupakan fase paling singkat, akan tetapi banyak hal pada fase ini penting atau bahkan yang terpenting dari seluruh perkembangan. Elizabeth B. Hurlock (1991 : 28-29) mengemukakan beberapa alasan mengapa perkembangan pada fase kandungan ini dipandang penting. Meskipun relatif singkat, periode pre-natal mempunyai enam ciri penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan, yaitu :
1. Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya diturunkan sekali untuk selamanya. Sementara itu kondisi-kondisi yang lebih baik atau tidak baik, sebelum atau sesudah kelahiran sampai tingkat tertentu, dapat dan mungkin mempengaruhi sifat-sifat fisik dan psikologi yang membentuk sifat-sifat bawaan ini, perubahan-perubahan yang terjadi bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
2. Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu, dapat menunjang perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang. Ada saatnya dalam rentang kehidupan sifat bawaan sangat dipengaruhi kondisi-kondisi lingkungan seperti halnya sama dengan periode kandungan.
3. Janis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan. Kecuali dilakukan pembedahan dalam operasi perubahan kelamin, jenis kelamin individu yang sudah ditetapkan pada saat pembuahan tidak akan berubah. Operasi semacam itu sangat jarang dilakukan dan hanya sebagi kecil saja yang berhasil.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pre-natal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. Selama sembilan bulan sbelum kelahiran, individu tumbuh dari sel kecil yang tampak dari mikroskop menjadi bayi yang panjangnya sekotar 20 inci dan bertanya rata-rata 7 pon. Diperkirakan bahwa selama masa itu berat badan bertambah 11 juta kali. Demikian pula halnya dengan perkembangan yang kelihatannya berlangsung begitu cepat. Dari sebuah sel bentuk bulat pada masa itu berkembanglah setiap anggota tubuh manusia, meskipun banyak ciri-ciri eksternalnya secara proporsional berbeda dengan ciri-ciri anak yang lebih tua usianya, dengan anak remaja atau dengan seorang dewasa.
5. Periode pre-natal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologi. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan masa dimana bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhir suatu perkembangan.
6. Periode pre-natal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap pada diri individu yang baru diciptakan. Sikap-sikap ini akan sangat mempengaruhi cara bagaimana individu-individu ini diberlakukan, terutama selama tahun pertama pembentukan kepribadiannya. Kalau sikap-sikap ini sangat bersifat emosional, maka hal ini dapat dan seringkali merusak keseimbangan ibu dan dengan demikian dapat mengganggu kondisi dalam tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal dari individu yang baru diciptakan.
Periode pre-natal merupakan periode yang pertama dalam kehidupan manusia. Periode ini merupakan usia yang cukup penting bagi perkembangan, karena dalam berbagai periode memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Bakat/pembawaan yang ditentukan saat konsepsi akan menjadi dasar pada periode selanjutnya.
2. Kondisi ibu yang baik pada saat ini, akan membantu perkembangan bakat dan potensi anak, sedangkan kondisi ibu yang tidak baik akan menghambat bahkan merusak perkembangan selanjutnya.
3. Dalam periode ini, terjadi pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan periode-periode kehidupan lainnya.
4. Sikap calon orang tua terhadap janin, akan mempengaruhi cara mereka mengasuh anaknya.
Banyak faktor yang akan mempengaruhi perkembangan anak pada periode ini, antara lain usia ibu waktu mengandung, makanan ibu terutama pada usia kandungan 1-5 bulan, keadaan emosi ibu, obat-obatan yang dikonsumsi ibu, dan penyakit ibu yang diderita ketika mengandung. Kondisi yang mempengaruhi perkembangan janin pra-lahir atau masa kandung antara lain: gizi ibu, sinar X dan radium, kekurangan vitamin, alkohol, kesehatan ibu, tembakau (nikotin), faktor rh/tipe darah ibu dan ayah, usia orang tua, obat-obatan dan kesesakan rahim.

F. Genothype dan Phenotype
Istilah genothipe dan phenothype itu dipakai untuk membedakan apa saja yang menjadi milik seseorang (eign, own) dan apa yang dimanifestasikan secara lahiriah. Genothype itu terdiri atas berbagai elemen yang menjadi bagian dari warisan individual yaitu segenap bakat gene-genenya. Genothype (gen- = menjadikan, jadi) ialah cirri-ciri herediter yang tidak tampak. Sedang phenotype ialah totalitas dari kualitas dan cirri-ciri karakteristik individu yang tampak; merupakan gejala lahiriah yang tampak.
Genotype mencakup semua poternsialitas herediter. Sedang phenotype menampilkan cara-cara dan sampai batas-batas tertentu dan realisasi berbagai potensialita tadi. Dengan begitu phenotype seseorang merupakan produk dari :
1. Gene-gene khusus dan pola-pola genik hasil kombinai pada sel yang dibuahi.
2. Interaksi dari elemen-elemen; misalnya gene yang dominant yang menindih gene yang resesif.
3. Pengaruh dan sesudah kelahiran.
Genotype dan phenotype itu mungkin bersesuaian satu sama lain, dalam bentuk macam-macam gradasi. Misalnya saja manusia normal itu memiliki 2 buah kaki yang normanl; dalam hal ini genotype dan phenotype dalam keadaan yang sama. Pada peristiwa lainnya. Genotype tidak sama dengan phenotype jika anak yang lahir memiliki kaki berbentuk sangat panjang, sangat pendek atau tidak berkaki. Juga, genotype dan phenotype itu bisa tidak sama jika seseorang mendapatkan cirri dominant tertentu : misalkan bola mata hitam, rambut keriting, dan lain-lain.
Selanjutnyam genotype dan phenotype akan menjadi tidak sama, apabila lingkungan mengadakan intervensi dan mempengaruhi perkembangan segenap potensialitas individual. Sebagai contoh, seorang anak yang memiliki bakat warisan intelek yang sangat tinggi, bisa menjadi tidak bergairah dan tampak kebodohan-kebodohan, disebabkan oleh pengabaian dan salah tindak orang tuanya.

G. Unitas Organik Antara Ibu dan Janin
Janin dalam rahim ibunya ityu nyaman terlindung dari setiap gangguan lingkungan. Namun hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut kalis dari pengaruh-pengaruh luar. Sebagin besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan psikisnya. Ibu dan janin /bakal-anak itu merupakan satu unitas organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan bakanl-anak dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Seubstansi fisik dari ibu mengalir pula kedalam janinnya.
Unitas ini tiak hanya meliputi proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi menyangkut juga segi-segi destuktif. Tegasnya, kesejahteraan ibu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, akan melimpahkan kesejahteraan kepada janinnya. Dan gangguan-gangguan pada pribadi ibu, baik yang bersifat fisik maupun psikis (misalnya suatu penyakit yang prah atau gangguan emosional yang serius), akan mengganggu pula kondisi janinnya. Selanjutnya, kematian dari salah seorang, yaitu ibu atau janinnya biasanya pula mengakibatkan pula kematian pada pihak lainnya. Apabila mineral dan hormone-hormon esensiil penting bagi pertumbuhan calon bayi itu sangat kurang, maka janin akan banyak menyerap mineral dan hormone dari ibunya, dengan mengorbankan kondisi ibunya.
Unitas atau kesatuan juga terdapat pada kehidupan psikis. Mialnya saja, penghayatan psikis ibu pasti juga dialami ibu dalam kandungan. Jika seorang ibu mengalami gangguan-gangguan emosional yang kuat dan menolak dengan keras kehamilannya, maka besar kemungkinan bayi itu juga tidak mau hidup, dan wanita tadi mengalami keguguran (abortus). Atau, bisa juga timbul gangguan patologis yang menghambat proses biologis ari pertumbuhan janin.
Sebaliknya, jika ibu tersebut mengharapkan sekali kelahiran bayinya, dan setiap saat mengemban janinnya dengan rasa kasih saying, maka janin dalam rahimnyaakan tumbuh subur dalam iklim psikologis yang sehat pula. Jadi, kondisi psikis dan fisik ibu yang engah mengandung itu pasti mempengauhi kondisi jamaniah, bentuk tempramen, dan kehidupan psikis anak yang bakal dilahirkannya.
Janin yang belum lahir tadi agaknya mampu menghayati pengaruh-pengaruh psikis dari ibunya; artinya ia bia menghayati/merasakan apakah dirinya dotolak oleh ibunya, ataupun kelahirannya diharapkan dengan perasaan cinta kasih. Dengan begitu, janin akan mereaksi seimbang dengan pengaruh-pengaruh psikis dari ibunya. Sehubungan dengan pendapat ini pengkondisian dan pendidikan bagi anak manusia itu berlangsung sejak janin berada dalam kandungan ibunya, yaitu sejak masa konsepsi.

H. Perspektif Islam
Fase kandungan, pralahir atau marhalatul hamli dimulai sejak terjadi zigot, hingga janin lahir. Fase ini tergambar dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi, diantaranya: Selanjutnya Kami dudukan janin-janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian Kami keluarkan dari rahim ibumu sebagai bayi (Q.S. Al-Hajj, 22 : 5).
Tahapan perkembangan manusia (janin) dalam kandungan digambarkan secara jelas oleh Allah Swt. Dalm Q.S. Al-Mukminun (23 : 12-14) :“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang dismpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal dagingdan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Dalam hadits nabi Muhammad Saw. Yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim Menjelaskan :“Sesungguhnya setiap dari kamu disempurnakan penciptaan dirinya dalam rahim ibunya empat puluh (40) hari sebagai nuthfah, menjadi ‘alaqah (segumpal darah) dalam masa waktu yang sama (40 hari), kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) pada masa yang sama (40 hari), kemudian Malaikat diutus Allah kepadanya maka ditiupkan pada janin itu ruh. Kemudian ditetapkan atasnya empat perkara: Rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya, serta nasib baik dam buruknya (celaka dan bahagianya).”
Berdasar ayat dan haits diatas, maka tahap-tahap perkembangan manusia dalam kandungan dimulai dari : 1) Terjadinya zigot (pembuahan), yaitu bertemunya sperma dan ovum yang berasal dari saripati tanah yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian Ia jadikan 2) Segumpal darah, 3) segumpal daging, 4) tulang belulang, 5) tulang belulang dibungkus dengan daging, dan 6) ia jadikan makhluk yang berbentuk lain. Kemudian sampai waktu yang ditentukan 7) ia lahir sebagai bayi.
Pada surat Az-Zumar (39:6) Allah Swt. Menggambarkan perkembangan janin dalam kandungan dalam tiga kegelapan. “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.”
Bahwa Allah menyempurnakan penciptaan manusia dalam tahapan kejadian (urutan kejadian demi kejadian (urutan kejadian sebagai nuthfah, ‘alaqah, mudghah, ‘idzoma lahma, khalqan akhir) dalam tiga kegelapan. Menurut para ahli tafsir klasik, tiga kegelapan yang dikemukakan Al-Qur’an diatas ialah kegelapan perut, kegelapan rahim dan kegelapan plasenta. Menurut tafsir-tafsir kontemporer, maksud tiga kegelapan itu ialah ovarium, tuba fallopi dan rahim (Utsman Najati, 1985 : 2760.
Ada beberapa hal penting yang perlu kita garis bawahidari kutipan diatas. Pertama, bahwa fase kandungan merupakan fase perkembangan yang teramat penting, sebagai fase pembentukan sifat-sifat dasar individu. Kedua, kondisi ibu baik fisik maupun phsikis memiliki pengaruh amat kuat dan menentukan bagi pekembangan janin dalam kandungan. Ketiga, lingkungan sekitar –terutama sikap-sikap dan perlakuan orang sekitar ibu terhadap calon bayi- turut memberi pengaruh janin disaat ia memasuki tahap-tahap awal pembentukan kepribadian.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan awal bahwa sejak janin dalam kanduangan didikan dan pembinaan sikap kepribadian individu sudah dapat dilakukan. Sikap, perlakuan dan kasih sayang ibu dan orang-orang yang berada disekitanya terhadap janin dalam kendungan diyakini oleh sebagian ahli dapat berpengaruh pada perkembangan emosi dan kepribadian individu dikemudian hari.
Ajaran Islam menekankan bahwa pendidikan anak harus sudah dilakukan sejak janin dalam kandungan bahkan juh sebelum fase kandungan yaitu ketika orang tuanya mencari pasangan. Hubungan suami-istri hendaknya dilakukan dan dimulai dengan do’a agar syetan tidak berperan serta pada pembentukan janin. Ketika janin memasuki bulan keempat, Allah meniupkan sebagi ruh-Nya yang menghidupkan janin dalam rahim ibunya (Q.S. 32:9). Pada saat yang sama sang jabang bayi mengikat perjanjian atau sumpah mengakaui ke-Mahaesaan Allah Swt. Sebagai Tuhannya (Q.S. 7:172). Allah pun menetapkan atasnya empat perkara : rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya, serta naib baik dan buruknya / celaka atau bahagianya (H. R. Bukhari Muslim).
Mengingat begitu banyak peristiwa penting yang dilalui janin dalam kandungan, Husain Muzahiri (1999: 68-81) mewasiatkan beberapa hal yang harus dilakukan orang tua (khususnya ibu). Pertama, orang tua harus tahu bahwa masa kehamilan adalah masa yang sensitive dan menentukan masa depan anak. Segala persoalan moral dan spiritual dilalui orang tua selama masa kehamilan akan beralih kepada janin yang berada dalam perutnya. Kedua, orang tua hendaknya memperhatikan syari’at dan menjauhi makshiyat dan dosa, lantaran hal tersebut mempunyai dampak yang besar dan berlangsung terhadap janin yang dikandungnya. Ketiga, orang tua harus menjauhi makanan dan minuman yang diharamkan Allah, karena akan berpengaruh buruk terhadap akhlak dan moral janin dikemudian hari. Keempat, orang tua –khususnya ibu- hendaknya terhindar dari emosi yang berlebihan seperti kesedihan yang berlarut-larut, sebab semua kondisi kejiwaan ini akan melekat pada janin dan meninggalkan pengaruh buruk kepadanya.

III. PENDIDIKAN PRALAHIR (PRENATAL EDUCATION)

A. Latar Belakang

Education is not preparation for life; education is life it self (John Dewey)
Tujuan pendidikan adalah pengembangan karakter anak-anak (Aristoteles)
The roots of education are bitter, but the fruit is sweet (Aristoteles)

Kita sering mendengar cerita tentang pengaruh perilaku pasangan suami istri terhadap bayi yang sedang dikandung sang istri. Cerita dari mulut ke mulut ini telah menjadi mitos yang dipercaya sejak zaman dulu kala. Misalnya, ada cerita seorang bapak, yang istrinya dalam keadaan mengandung, telah memukul cecak sampai kaki cecak itu putus. Apa yang terjadi kemudian? Anaknya ternyata telah lahir dalam keadaan putus kakinya. Ada cerita seorang ibu sedang mengandung telah memukul binatang sampai mulut binatang sobek. Apa yang terjadi kemudian? Konon, anaknya telah lahir dalam keadaan mulutnya sumbing. Dan masih banyak lagi cerita mitos seperti itu.
Para ilmuwan di bidang pendidikan anak dalam kandungan telah banyak melakukan riset baru dan berulang secara berkesinambungan dengan membuat langkah-langkah serta metode baru mengenai praktek pendidikan pra lahir. Dalam hal ini mereka telah banyak menemukan keistimewaan pendidikan pra lahir ini, diantaranya adalah peningkatan kecerdasan otak bayi, keyakinan lestari pada diri anak saat tumbuh dan berkembang dewasa nantinya, keseimbangan komunikasi yang lebih baik antar anak yang telah mengikuti program pendidikan pra lahir dengan orang tuanya, anggota keluarganya, dan/atau dengan lingkungannya dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengikuti program pendidikan pra lahir. Berikut ini adalah laporan yang diberikan oleh The American Association of the Advancement of Science pada tahun 1996, yaitu:
Dr. Craig dari University of Alabama, menunjukkan bahwa program-program stimulasi dini dapat meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi.
Dr. Marion Cleves Diamond dari University of California, Berkeley, US melakukan experiment bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang, bahwa tikus yang diberi stimulus tidak hanya mengembangkan percabangan sel otak yang lebih banyak dan daerah cortical otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih trampil dalam bersosialisasi dengan tikus-tikus lain.
Selain itu, The Prenatal enrichment unit di Hua Chiew General Hospital, Bangkok, Thailand, dengan pimpinan dr. C. Panthuraamphorn, telah melakukan penelitian yang sama terhadap bayi pra lahir dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberikan stimulus pra lahir lebih cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik dan juga mengembangkan pola sosial yang lebih baik pada saat dia dewasa nantinya.

B. Definisi Pendidikan
Pada penjelasan sebelumnya di atas, ada hal yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki, meskipun tidak dapat seluruhnya, yaitu dengan melalui pendidikan. Kata pendidikan adalah kata jadian dari kata didik yang mendapat imbuhan pen- dan –an. Kata didik mengandung arti yang sangat banyak diantaranya adalah pelihara, bina, latihan, asuh dan ajar. Dengan adanya proses tambahan awalan dan akhiran tersebut akan memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih luas, kompleks, sistematis serta filosofis. Kata pendidikan menurut Anton Moeliono, dalam bukunya Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan tahun 1989 adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Secara terminologist, Soegarda Poerbakawatja dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedi Pendidikan tahun 1981 mendefinisikan pendidikan sebagai perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaninya.

C. Pendidikan Pralahir
Education is not preparation for life; education is life itself. Demikian John Dewey telah mengajarkan keyakinannya kepada kita. Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, tetapi pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Apa maknanya? Pendidikan memang telah terjadi kekita manusia sejak manusia itu mulai hidup. Bahkan ketika telah ditiupkannya roh oleh Yang Maha Pencipta kepada janin yang dikandung sang ibu pada usia kandungan sekitar empat bulan. Sejak itulah kehidupan dimulai. Dan sejak itulah pendidikan dimulai. Secara teoritis orangtuanya atau bapak dan ibunya harus mulai mendidik anaknya, sejak masih dalam kandungan sang ibu. Dengan demikian, keluarga benar-benar menjadi tempat pendidikan yang pertama dan utama? Rumah tangga adalah madrasatul ula atau sekolah yang pertama. Dengan demikian, pendidikan pralahir dinilai akan mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap proses dan hasil pendidikan berupa proses dan hasil pertumbuhkembangkan sang anak di masa depan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, maupun untuk peradaban manusia. Keteledoran orangtua dalam menjalankan tugas kemanusiaan untuk mendidik anak-anaknya akan memperoleh resiko berupa dampak dan akibatnya di masa depan sang anak.
Kedudukan pendidikan pralahir dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan nasional mempunyai tiga jalur pendidikan, yakni (1) pendidikan formal, (2) pendidikan nonformal, dan (3) pendidikan informal. Pendidikan pralahir (prenatal education) tentu saja merupakan bagian dari pendidikan informal. Untuk ini, pendidikan pralahir terutama akan menjadi tanggung jawab bagi pasangan suami istri dari keluarga yang bersangkutan. Bagaimana pun juga, pihak pemerintah harus melakukan langkah-langkah sosialisasi atau penyuluhan tentang pentingnya pendidikan pralahir dan strategi pelaksanaan pendidika pralahir, kepada warga negaranya.

D. Beberapa Studi dan Contoh Penerapan Pendidikan Pralahir
Kompas, 24 Mei 2003, telah menurunkan artikel bertajuk “Janin Memiliki Kemampuan Belajar”. Dalam artikel itu dinyatakan bahwa Sejas tahun 1925, untuk pertama kalinya Peiper mengadakan penelitian tentang reaksi janin terhadap bunyi. Peiper berkesimpulan bahwa janin memiliki kemampuan untuk mendengar. Kesimpulan Peiper ini dapat menjadi penemuan terbaru yang berusaha untuk keluar dari perbedaan pendapat antara Lokcke dan Rousseau. Locke berpendapat bahwa janin memiliki kemungkinan mampu membentuk gagasan, sedangkan Rousseau menentang pendapat itu. Hasil penelitian mutakhir yang dilakukan Fijee (1981) menghasilkan temuan bahwa janin pada usia kehamilan 30 sampai dengan 37 minggu yang ada awalnya selalu bergerak, ternyata akan menghentikan gerakan setelah diperdengarkan musik yang sama untuk ke-24 kalinya. Lebih dari itu, Rappert (1988), seorang seorang peneliti di Laboratorium Chromobiology Harvard Medical School, menjelaskan bahwa janin dapat mengenal suara dan cahaya dari luar melalui mekanisme pasif yang melintasi jeringan tubuh ibunya.
Sejalan dengan tulisan di Kompas tersebut, sebulan berikutnya, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2003, Republika telah menurunkan tulisan dalam rubrik IPTEK dengan tajuk yang amat menarik, yakni ”Biarkan Ibu Bicara, Komunikasi Dengan Janin”. Bahkan dalam rubrik yang sama dalam kolom yang lain, Republika juga telah menurunkan satu tulisan bertajuk “Kepribadian Dimulai Sejak di Rahim”. Dalam tulisan itu ditegaskan bahwa ibu dapat berkomunikasi dengan janin, dan sebaliknya sang janin juga dapat mengenal suara ibunya. Studi lain mempertegas bahwa tradisi membaca Al Quran kepada janin ternyata memang didukung oleh hasil studi para saintis.
Contoh pertama, dalam buku yang bagus bertajuk “Cara Baru Mendidik Anak Sejas Dalam Kandungan”, F. Rene Van de Carr, MD dan Marc Lehrer, Ph.D menjelaskan tentang menjaga kesehatan bayi dengan menu makanan bergizi dan teknis pendidikan pralahir yang dapat dipraktikkan sang ibu dari bulan ke bulan dalam masa kehamilannya. Siapa yang harus menjadi guru dalam pendidikan pralahir? Tentu saja ibunya. Untuk dapat membantu proses pendidikan pralahir, sudah barang tentu harus dibantu oleh sang ayah. Namun, bisa juga kakek dan neneknya, keluarga, anak yang lebih tua, atau sahabat yang menemani selama masa kehamilan dan setelah kehamilan. Dalam buku tersebut dijelaskan celoteh sang ibu bersama anaknya yang baru berusia enam tahun dalam proses pendidikan pralahir sebagai berikut: “Kukira adik bayi itu tertawa karena ketika aku meletakkan kepalaku di perut mama. Adik bayi itu menendang telingaku”. Dalam desempatan lain, seorang ibu yang sedang mengandung menyatakan, “bayi saya benar-benar senang ketika saya meletakkan kucing di atas perut saya. Kucing itu mendengkur keras, dan bayi saya berputar-putar pelan selama kucing itu masih di atas perut saya”. Ada lagi seorang ibu yang dengan tulus dan bangganya menceritakan bahwa “bayi saya tampak menyadari ketika saya meletakkan burung parkit di atas perut saya. Burung itu berkicau dan sang janin bergerak-gerak”.
Contoh kedua, Miarti, seorang direktur LPPA ZAIDAN Tutorial Preschool, telah menulis bertajuk “Prenatal Education: Berdialog Dengan Janin” sebagai berikut. “Ada sebuah pengalaman yang cukup menarik yang dialami oleh seorang pasangan suami isteri di sebuah kota. Ketika sang isteri tengah hamil, dari awal kehamilan terjadi, si suami sangat rajin mengajak ngobrol sang janin lewat perut isterinya. Kepedulian sang calon bapak tersebut tidak cukup sampai disitu. Sang calon sering membunyikan barang-barang yang ada di rumahnya kemudian didekatkan pada perut isterinya. Misalnya, ia memukul-mukul wajan dengan gagang sendok, atau meniupkan terompet, memainkan tambur, dan lain-lain. Apa yang dilakukan tersebut tiada lain adalah untuk memberikan stimulus kepada anaknya alias janin. Maksudnya, walaupun sang janin masih berada di dalam kandungan, namun sang janin bisa merasakan kebersamaan dengan orang-orang di luar dunianya. Dengan bunyi-bunyian tersebut, diharapkan agar janin tersebut akan memiliki kepekaan yang tinggi.
Setelah janin tersebut lahir, apa yang terjadi? Bayi mungil tersebut memperlihatkan mata yang sangat lincah. Bayi mungil itu menunjukkan indikasi sedang mencari-cari suara yang biasanya ia dapatkan. Ketika bayi tersebut tumbuh dengan perlahan, tampak bayi tersebut peka terhadap suara sapaan orang-orang di sekitarnya”.
Contoh ketiga, Dr. Annisar, seorang dokter dalam bidang kebidanan, ketika memberikan konsultasi tentang masalah kesehatan, beliau telah memberikan contoh babagaimana menerapkan pendidikan anak pralahir sebagai berikut. “Sang ibu diminta untuk mengajak janin yang dikandungnya untuk bersama-sama belajar mengenai nama barang-barang di sekitarnya. Anakku. Ini namanya meja, ini kursi, ini buku, dan seterusnya”. Proses pengenalan nama-nama itu dapat dilakukan setiap hari mulai sang janin berusia empat bulan.
Contoh keempat, ada seorang anak berumur delapan tahun yang hafal Al Quran. Hafidz cilik ini menimbulkan kekaguman banyak orang untuk bertanya kepada orangtuanya. Mengapa anak sekecil itu telah dapat Al Quran? Ketika ditanyakan kepada sang ayah dan ibunya, ternyata ketika masih di dalam kandungan, anak itu memang telah diperdengarkan Al Quran. Janin di dalam kandungan itu telah mulai belajar mengaji atau membaca Al-Quran sejak dalam kandungan.
Benar. Kita semua, terutama yang kebetulan mungkin menjadi kakek atau nenek dari sang janin, atau bahkan menjadi sang calon ayah dan tentu saja calon ibunya, atau siapa saja yang terlibat dalam proses penantian kelahiran sang jabang bayi, semuanya adalah para guru yang dapat membantu proses pendidikan pralahir. Sudahkan kita semua melakukan upaya-upaya untuk memberikan perlindungan dan pendidikan pralahir bagi sang janin? Jawabannya amat terpulan kepada kita semua.

D. Prinsip Pendidikan Pra-lahir
Prinsip dasar Pendidikan Pra Lahir sebenarnya keistimewaan-keistimewaan pendidikan anak dalam kandungan atau pra lahir merupakan hasil dari sebuah proses yang sistematis dengan merangkaikan langkah, metode, dan materi yang dipakai orang tuanya dalam melakukan pendidikan atau stimulasi educative serta orientasi dan tujuan ke mana keduanya akan mengarahkan serta mendidik anaknya. Oleh karena itu, orang tuanya, khususnya ibu, harus memperlakukan anaknya dengan baik. Perlakukan yang baik itu diantaranya adalah memberikan pelayanan yang tepat terhadap anaknya yang masih dalam kandungan dengan tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang menimbulkan dampak negatif baik fisik maupun physicist terhadap anak dalam kandungannya.
“Anak yang celaka adalah anak yang telah mendapatkan kesempatan di masa dalam perut ibunya” (HR. Imam Muslim dari Abdullah Ibn Mas’ud)
Aplikasi pelaksanaan pendidikan tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya pondasi filosofis yang kukuh dan kuat, karena roh atau jiwa pendidikan akan hidup dan lestari serta berdaya guna manakala pendidikan itu selalu dilingkupi oleh dasar-dasar filosofis-nya yang kukuh dan kuat. Dasar filosofis ini hendaknya tertuang di dalam setiap gerak langkah kegiatan pendidikan. Filosofis ini merupakan landasan yang essential dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagai sebuah landasan yang pokok setidaknya dapat dijadikan suatu akar ranting yang saling mengikat dari prinsip-prinsip dasar yang ada, yang dipegang terus dalam melaksanakan langkah-langkah pendidikan ini. Oleh karena itu, pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar pendidikan, dalam hal ini pendidikan pra lahir akan sangat membantu para pendidik khususnya para orang tua sehingga mampu dalam memaksimalkan potensi peserta didiknya, yaitu anak dalam kandungan untuk belajar. Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar yang membentuk pondasi filosofis dan sekaligus prosedur program dan langkah-langkah kegiatan pendidikan pra lahir, yaitu:

1. Prinsip cinta, kasih, sayang dan kerja sama
Salah satu di antara kebutuhan esensi manusia secara physicist adalah cinta, kasih dan sayang yang menjadikan unsur perekat dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara suami dan isteri, dan berdampak positif bagi keduanya terutama bagi isteri yang sedang mengandung. Dalam melaksanakan pendidikan pra lahir, seorang suami harus mengasihi dan menyayangi isterinya yang sedang mengandung serta membuatnya merasa senang, tenteram, aman, tenang dan bahagia serta menciptakan kedamaian dan kerukunan dalam rumah tangga. Kerja sama yang harmonis di antara kedua orang tua tersebut akan sangat membantu bagi pendidikan pralahir buah hatinya untuk belajar memberikan dan menerima kasih sayang juga nantinya.

2. Prinsip Ketuhanan (Tauhidiyah)
Setiap manusia memiliki keyakinan adanya Dzat Yang Maha Absolute, Maha Mutlak, Maha Agung, serta Maha Besar yang merupakan potensi asli dan mendasar manusia mulai sejak ia melakukan baiat dengan Tuhan-nya, pada zaman azali, alam arwah sebagaimana bunyi QS. Al-A’raaf:172, sebagai berikut: “Allah mempersaksikan mereka (manusia) atas diri-diri mereka sendiri dengan pernyataan ‘Bukankan Aku ini Tuhan Yang Esa bagi kamu sekalian?’ Mereka (manusia) menjawab dengan tegas, ‘Ya, betul Engkau Tuhan kami. Dan kami bersaksi hal itu’ ”

3. Prinsip Ibadah
Ibadah merupakan salah satu tugas manusia di bumi ini, yang merupakan tugas inti dari semua tugas yang diwajibkan Tuhannya, sebagaimana firman-Nya di dalam QS. Adz-dzaariyat: 56, yaitu: “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” Rasulullah Saw bersabda: “Apabila anak telah mencapai usia 6 tahun, maka hendaklah ia diajarkan adab dan sopan santun.” [HR. Ibnu Hibban]. “Suruhlah nak-anakmu mengerjakan sholat pada usia 7 tahun dan pukullah mereka pada usia 10 tahun bila mereka tidak sholat, dan pisahkan mereka dari tempat tidurnya (laki-laki dan perempuan).” [HR. al-Hakim dan Abu Dawud].

4. Prinsip Akhlak dan kebiasaan baik
Kesempurnaan akhlak bagi sifat manusia menjadi syarat utama untuk dapat mengemban kepribadian yang baik terhadap amanat pengelolaan dan pengurusan di atas bumi ini. Untuk dapat mencapai sifat-sifat kesempurnaan akhlak maka orang tua hendaklah memberikan contoh-contoh yang positif bagi anaknya yaitu dengan keteladanan sensasi positif penuh lemah lembut, seperti berbicara jelas, sopan, penuh rasa hormat dan kasih sayang dengan harapan agar anak dalam kandungan secara responsif akan terbiasa dan terbawa setelah ia lahir dan tumbuh kembang menjadi dewasa.


5. Prinsip Kecerdasan dan Ilmiah
Latihan pendidikan pra lahir dengan membiasakan memberikan langkah-langkah sederhana dalam berbagai materi yang dapat memberikan sensasi dan stimulus di mana bayi dalam kandungan dapat menjawab atau meresponnya, sehingga diharapkan kelak si anak dapat lebih banyak menerima dan meningkatkan minat dan ketrampilan pada hal-hal yang baru, sehingga keadaan tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan daya kecerdasan otak dan sensitivities terhadap suasana ilmiah si anak pra lahir.

6. Prinsip Stimulasi Pra Lahir
Ketika umur kandungan telah mencapai lima bulan atau dua puluh minggu, maka instrument indra anak dalam kandungan sudah potensial menerima stimulasi dan sensasi dari luar rahim seperti, indra peraba bayi yang sudah dapat merasakan sentuhan dan rabaan orang tuanya, indra pendengar yang mampu mendengar suara khas ibunya serta indra penglihatan yang mampu melihat sinar terang dan gelap di luar rahim, sehingga dengan latihan pendidikan pra lahir, berarti memberikan stimulasi sistematis terhadap otak dan perkembangan syaraf bayi sebelum dilahirkan agar lebih effektif dan effisien serta menambah kapasitas belajar setelah ia dilahirkan.

7. Prinsip Kesadaran Pra Lahir
Pada tahun 1989 sebuah tim dari Prenatal University mengadakan The 9th International Congress of Free- and Prenatal Psychology, yang diselenggarakan di Jerusalem untuk menyikapi berbagai agenda permasalahan yang terkait dengan penyiksaan janin. Hak janin sebenarnya terdiri atas:
a. Hak untuk memiliki silsilah atau nasab keturunan yang jelas dan pasti dari orang tuanya.
b. Hak terlindungi dan terpelihara dari iklim keburukan fisik dan physicist serta godaan setan.
c. Hak terhindar dari penyakit menular, baik akut maupun kronis
d. Hak mendapatkan pelayanan asuhan, cinta, kasih dan sayang dari orang tuanya.
e. Hak mendapatkan pemeliharaan imaniyah asasiah dan/atau fithrah tauhidiyah.
f. Hak mendapatkan makanan dan minuman yang baik, halal serta thoyyib.
g. Hak pemeliharaan dari bahaya yang dapat mengancam dan mengganggu perkembangan janin seperti, pengaruh obat-obatan, minuman keras, narkotika dan sebagainya.
h. Hak untuk mendapatkan hidup yang layak, termasuk terlindungi dari bahaya yang akan mengancam hidupnya, seperti, pengaruh hukuman hadd dan/atau qishosh yang mengenai ibunya.
i. Hak ahliyah atau kelayakan kehadiran janin sebagai individu yang diperhitungkan, seperti hak atas waris orang tuanya.
j. Hak pendidikan sejak dini.
k. Hak lain-lainnya dalam hukum agama dan ketuhanan yang berlaku.

8. Prinsip Keterlibatan Ayah dan Kakak-kakak sang bayi
Pada dasarnya pendidikan pra lahir hanya dapat dilakukan oleh orang tua bayi dalam kandungan, akan tetapi pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan anggota keluarga lainnya, seperti kakak atau saudara dekat lainnya juga ikut terlibat.

E. Refleksi
Tentu saja, masih banyak contoh tentang praktik-praktik penerapan pendidikan pralahir yang dapat dicoba atau dilaksanakan. Satu syarat yang condisio sine quanon adalah adanya kerja sama antara sang ayah dan sang ibu dalam menyemai dan memelihara fitrah yang telah ditiupkan kepada sang janin. Kondisi harmonis antara keduanya harus menjadi landasan pertama. Akhirnya, kita dapat memperoleh pemahaman dan meyakini bahwa sang janin memang akan dilahirkan dalam keadaan fitrah. Akan menjadi apa sang janin tersebut kelak amat ditentukan oleh ayah dan bundanya, serta lingkungan yang akan memberikan pengaruh kepadanya. Kita harus berusaha. Hanya Allah SWT dan kita sendiri yang akan menentukan proses pendidikan pralahir bagi anak dan keturunan kita.

IV. P E N U T U P

A. Kesimpulan
Tak ada satu pun di dunia ini yang Allah ciptakan kecuali mengandung berbagai hikmah yang harus kita gali, Rasulullah Saw. Bersabda “Barang siapa yang mengenali dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” Kita harus senantiasa merenung dan bermuhasabah dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan di dunia ini, apa tugas dan peranan kita di dunia, dari apakah kita semua diciptakan, dan akan kemana kita diberangkatkan ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan sebuha wacana untuk memetakan siapa sebenarnya diri kita.
Allah Swt. Menciptakan kita dari tanah (turab) dan air yang memancar, maha Suci Allah dari berbagai perumpamaan. Dan dalam penciptaan manusia terdapat ibrah yang agung untuk kita pelajari dan kita sadari bersama, bahwa Allah Maha Kuasa menciptakan segala sesuatu atas kehendak Nya. Kita hanyalah makhluk kecil dihadapan Nya, bahkan di alam fana ini.
Pembahasan tentang pre-natal (pra-lahir) ini membuktikan bahwa perkembangan manusia dalam rahim sangat mengagumkan, ada yang terungkap secara ilmiah, namun ada pula yang tak dapat diungkap secara ilmiah. Namun, hubungan antara bayi yang dikandung dan ibu yang mengandung (juga ayah) terdapat keterlibatan secara emosional, sehingga peranan orang tua dalam memberikan nutrisi baik yang baik dan halal menentukan kualitas generasi yang kelak akan dilahirkan.
Dari beberapa contoh dan kasus diatas sudah sangat jelas, kecerdasan dan prilaku orang tua, baik positif ataupun negative akan berpengaruh pada etika dan moral anak yang akan dilahirkan.
Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, pengaruh perilaku pasangan suami istri terhadap anaknya yang masih dalam kandungan dikenal dengan pendidikan pralahir atau pre-natal education. Benarkah bayi dalam kandungan sudah harus mulai dididik oleh ayah dan ibunya? Jawaban terhadap pertanyaan itu kini telah semakin pasti, bahwa pendidikan anak harus telah dimulai sejak masih dalam kandungan. Ya, pendidikan yang sebenarnya harus dimulai sejak sang bayi masih dalam kandungan. Bahkan jauh sebelumnya, yaitu ketika calon pasangan suami memilih pasangan hidupnya untuk menjalin kasih dalam kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Dengan demikian, tak eloklah rasanya kita berbangga diri, karen setiap manusia tercipta dari asal yang sama, yaitu tanah. Dan kita pun kelak akan kembali kedalam tanah. Dan hal ini bukan berarti menjadikan kita rendah diri, bahkan sebaliknya, segala potensi yang diberikan Allah untuk kita semestinya dijadikan sebagai wasilah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt.

B. Epilog Perenungan
1. Pembangunan di era global menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan membutuhkan kesiapan yang lebih tangguh dan berkompetisi disegala bidang.
2. Kualitas manusia dan sumberdayanya akan banyak mempengaruhi pelbagai macam masalah pembangunan, mangingat unsure manusia bukan hanya sebagai objek pembangunan tetapi juga sebagai subjek atau mobilisator terhadap pembangunan.
3. Dimensi kualitas manusia dan sumberdayanya, umumnya diukur dengan kepribadian, kreativitas, produktivitas, dan komitmen sosialnya. Untuk itu dibutuhkan rekayasa pembangunan sumber daya manusia.
4. Aspek kepribadian merupakan aspek sentral dalam upaya pembangunan sumberdaya manusia mengingat eksistensinya sebagai pelaku pembangunan yang akan menentukan arah pembangunan dan makna pembangunan.
5. Spiritualitas yang bersumber pada keimanan dan kesadaran religius, akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan kepribadian dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

Hanya kepada Allah kita berserah diri, dalam kekuasaan dan genggaman -Nya kita bukanlah apa-apa. Pengetahuan yang kita miliki hanyalah setitik air disamudra-Nya yang Maha Luas, dan terkadang kita sering merasa berbangga diri pada apa yangkita peroleh dan apa yang kita miliki meskipun kita sadar didunia ini hanyalah persinggahan, karena akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. “Wal akhirotu khoirun limanit taqa” dan akhirat itu lebih utama bagi orang yang bertaqwa.
Ilmu akan membawa kita pada peradaban yang lebih tingi, dengan ilmu akan membawa seseorang untuk mewujudkan berbagai mimpi yang musykil dan mustahil, dan dengan pelbagai potensi yang diangugerahkan Tuhan kepada kita semua, semoga dapat dijadikan sebagai media untuk bersyukur pada-Nya atas berbagaianugerah yang telah dikaruniakan Nya, dan semoga kita mampu untuk bersabar ketika ujian datang menghampiri kita. Karena sabar dan syukur adalah dua sayap yang akan membawa kita menuju angkasa bahagia dalam rido dan kaih sayang-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu H dan Drs. Munawwar Shaleh., 2004. Psikologi Perkembangan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Dedih, Surana, H. Drs. M.Ag., 2005. Diktat Kuliah Psikologi Umum-Perkembangan, Bandung, Universitas Islam Bandung.
Hurlock, Elizabeth, B., 1991. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga.
Kartono, Kartini., 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung: CV. Mandar Maju.
Ramayulius, Prof. Dr. H., 2007. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Yusuf, Syamsu LN., Dr. H. M.Pd., 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT. Rosda karya.

Tidak ada komentar: