22 Oktober 2010

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN


Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir proses pembelajaranyang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model pebelajaran meruapakn bungkus atu bingkaidari penerapan suatu pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran.

Konsep dasa model-model pembelajaranadalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorialdan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. ( joyce, 1992).
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desai pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Sukamto dan kawan-kawan mengemukakan maksud dari model pembelajarn adalah: “kerangka prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam aktivitas belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajarn memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Model pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Berdasarkan pada teori pendidikan atau teori pembelajaran yang dikemukakan oleh para tokoh tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
4. Memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Marsha Wheil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model Pembelajaran, yaitu: Model interaksi social, model pengolahan/pemrosesan informasi, Model personal humanistic, dan model modifikasi tingkah laku (behavioral).

1. Model Interaksi social
Model interaksi social menekankan pada hubungan personal dan social kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik untuk behubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktifdalam masyarakat.
Model ini didasari oleh teori Gestalt (filed-theory). Model ini menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (leraning to life together).

2. Model pengolahan/Pemrosesan informasi
Model pemrosesan/pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Modl ini didasari oleh model teori kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang didapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk kepada cara mengumpulkan /menerima stimulant dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan symbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan factor yang amat penting dalam pekembangan. Pekembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghailkan output dalam bentuk hasil belajar.

3. Model personal humanistic
Model personal menekankan pada pembangunan konsep diri dari setiap individu. Hal ini meliputi pembanguna proses individu dan membangun serta mengorgnisasikan dirinya sendiri. Model ini memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangunhubungan yang produktif dengan orang lain dan lingkungannya.
Model ini bertitik tolak dari teri humanistic, yaitu berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada personal peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkunganya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Tokoh humanistic adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengambangkan dirinya baik emosional maupun intelektual. Teori humanistic timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistic inipendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensitivitas peserta didik terhadap perasaanya.

4. Model modifikasi tingkah laku
Model modifikasi tingkahlaku (behavioral) menekankan pada perubahan prilaku yang tampakdari peserta didik sehingga konsisten dengan konsep dirinya, sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behavioral menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung prilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari teori behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan system yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkahlaku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan prilakupsikologis dan prilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajarai peserta didik lebih efisien dan berurutan.

Jelaslah bahwa dari beberapa model pembelajaran yang ada harus disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi dimana model tersebut akan diterapkan. Karena model pembelajaran meruapak upaya terapan aplikatif untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik serta mengantarkan mereka sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki oleh mereka. Adapun yang menjadikan tujuan utama dari adanya model pembelajaran ini adalah begaimana situasi pembelajarn baik dikelas atupun secara tutorial menjadi lebih aktif, efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajarn dapai tercapai secara optimal.

Model pembelajaran merupakan bagian integaral dari system pembelajaran, hal ini berarti bahwa model pembelajaran akan berkaitan erat dengan media pembelajaran serta isi atau materi pembelajaran, sehingga setiap komponen yang ada dalam pembelajaran mampu disinergikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak ditempuh, serta pada akhirnya nanti akan dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menilai sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dan apasajakah yang harus diperbaiki guna perubahan dan memaksimalkan hasil dari proses pembelajaran yang telah terlaksana.

Tidak ada komentar: