14 Desember 2010

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

oleh: Nahrainil ilmi,Arif Hidayat,Susanto,Nia kurniasih, Devi lenia alta,

Pekerjaan mengevaluasi mempunyai prosedur tersendiri meskipun perlu untuk ditekankan, bahwa pekerjaan mengevaluasi itu lebih tepat untuk dipandang sebagai suatu proses yang kontinu. Suatu kontinous proses yang tidak terputus-putus, tetapi ada gunanya juga mengetahui prosedur apa sajakah yang merupakan titik-titik penghubung dari proses yang bersifat kontinu tadi.
Pengetahuan tentang prosedur ini ditambah dengan pengetahuan tentang fungsi dalam keseluruhan proses evaluasi akan memungkinkan kita memperoleh gambaran yang cukup jelas tentang sistematik pekerjaan evaluasi pada umumnya. Dan kalau bayangan tentang sitematik rangka pekerjaan evaluasi ini sudah ada pada kita, akan lebih memudahkan bagi kita untuk membangunkan suatu sistem evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu ataupun untuk menilai, apalagi perlu merevisi sistem evaluasi yang telah berlaku dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu.
Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan
  3. Pengolahan hasil
Ketiga langkah tersebut dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang lebih operasional meliputi:
  1. Perencanaan dan perumusan kriterium
  2. Pengumpulan data
  3. Persifikasi data
  4. Pengolahan data
  5. Penafsiran data (Muchrtar Buchori, 1980: 21)
A) Langkah Perencanaan dan Perumusan Kriterium
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. (http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009).
Dalam langkah perencanaan dan perumusan kriterium hal-hal yang dilakukan mencakup:
(a)    perumusan tujuan evaluasi
(b)   penetapan aspek-aspek yang akan diukur
(c)    menetapkan metode dan bentuk tes
(d)   merencanakan waktu evaluasi
(e)    melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Dalam langkah perencanaan ini perlu kita lakukan segenap langkah pendahuluan yang dapat kita temukan, misalnya: penyusunan jadwal untuk waktu-waktu pengumpulan data, mempersiapkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, menentukan jenis-jenis data yang harus dikumpulkan, menentukan jenis-jenis pengolahan data yang akan dikerjakan dll. ( Daryanto, 1999: 128)
Sukses yang akan dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Yang dapat kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah soal-soal yang berhubungan dengan pertanyaan untuk evaluasi yang akan dipergunakan kemudian. Yang paling penting kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah berapa kalikah dalam satu tahun kita harus mengadakan evaluasi
.           Untuk mengambil keputusan mengenai soal tersebut pertimbangan yang harus kita utamakan ialah kelengkapan gambaran tentang pertumbuhan para siswa dalam kecakapan yang kita ajarkan. Artinya jumlah yang akan kita tetapkan mengenai evaluasi yang akan kita adakan dalam jangka waktu satu tahun itu kita hubungkan dengan tujuan memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemajuan yang akan dicapai oleh para siswa selama jangka waktu setahun itu pula. Kalau pertumbuhan yang akan dicapai oleh para siswa kita tadi dapat kita bayangkan sebagai suatu pertumbuhan yang terdiri dari empat fase misalnya, maka ada baiknya untuk mengadakan empat kali evaluasi selama jangka waktu satu tahun tadi.
Ini merupakan soal praktis yang banyak sedikitnya biasanya selalu diketahui oleh setiap pengajar. Dengan merenungkan sedikit sifat materi yang kita ajarkan biasanya kita akan dapat membangunkan gambaran semacam itu.
B) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan obyek dengan menggunakan alat yang telah diuji cobakan. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan metode tes tulis, tes lisan, dan tes tindakan yang akan dibicarakan tersendiri. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Langkah-langkah pengumpulan data:
  1. Menentukan data apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik, penentuan data yang harus dikumpulkan untuk keperluan tugas evaluasi ini berhubungan erat dengan rumusan tentang tugas kita dalam suatu usaha pendidikan. Rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan suatu ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan. Adapun rumusan tentang tujuan yang harus kita capai untuk menentukan aspek-aspek manakah dari seluruh pertumbuhan seorang anak, maupun sekelompok siswa terutama harus kita perhatikan dan manakah serta sampai ke tarap manakah pertumbuhan aspek-aspek ini kita arahkan.
  2. Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh setiap jenis data yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang akan kita tempuh untuk memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh teori atau pandangan yang kita atur secara standar atau tidak.
  3. Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan data.  Biasanya pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan merupakan suatu pegangan yang sangat berguna dalam pengumpulan data. ( Daryanto, 1999: 132-144)
C) Persifikasi Data
Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apabila turut kita olah juga.( (http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009).
Pada langkah ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah data yang kita terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang dievaluasi jadi bukan data yang kita peroleh sebagai hasil observasi kita sendiri tehadap orang sedang dievaluasi tadi. Pernyataan ini tentu saja tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan sendiri dapat dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin “kebaikannya”. Tentu saja kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil dari pemeriksaan langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita sebut data yang berasal dari sumber pertama mengandung pula keasalahan-kesalahan. Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan masuknya data yang mengandung kesalahan-kesalahan ini.
Tetapi oleh karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data lengsung dari otak yang bersangkutan tadi, karena dalam evalasi yang baik, kita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita. Oleh karena kita telah mempergunakan cara-cara pencatatan yang baik biasanya dengan telah dilakukannya berbagai langkah pencegahan semacam ini kita pun dapat merasa cukup pasti “akan kebaikan” atau “kebersihan” data yang langsung kita peroleh dari sumber pertama tadi.
Tetapi tidaklah demikian halnya dengan data yang kita peroleh dari sumber kedua atau sumber ketiga, yaitu data yang kita peroleh tentang seseorang atau sekelompok orang melalui orang lain yang langsung mengenai orang yang kita evaluai tadi. Dalam hal semacam ini banyaklah hal yang tidak kita ketahui tentang kebaikan atau kebenaran data yang diberikan kepada kita.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa panjang-pendeknya suatu langkah penelitian terhadap sekumpulan data ditentukan oleh berbagai faktor. Ada kalanya proses penelitian itu berlangsung sebentar saja.
D) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna, sehingga dengan data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran yang lebih lengkap tentang keadaan peserta didik. (http://ahmadfaisal2.blogspot.com diakses pada tanggal 21 desember 2009)
Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita. Makna yang sebenar-benarnya baru akan kita peroleh keterangan-keterangan yang datang dari berbagai pihak kita adakan pengolahan dalam pengolahan dalam arti kata kita gabungkan, kita satu-satukan yang akan kita anyam seolah-olah kita kombinasikan barulah akan kita peroleh gambaran data tersebut yang akan kita ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini, jelaslah fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada taraf pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasikan, langkah pengolahan data ini merupakan keharusan.
E) Penafsiran Data
Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yang telah diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun penafsiran understatement. (M. Chabib Thoha, 1996:18-19).
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah disajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi. Sering terasa pada kita bahwa sesuatu telah terumuskan dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita tidak berhasil juga menemukan kata-kata yang dapat untuk isi pikiran tadi. Dalam situasi-situasi tertentu sering kita dapat lari ke suatu bahasa asing yang telah berhasil menciptakan lambang atau kata, terutama itu untuk isi pikiran semacam itu tetapi dalam situasi yang lain lagi berbahasa maupun kita hendak melarikan diri tetapi tidak dapat kita temukan kata-kata yang tepat. Dalam situasi yang terakhir ini kita mendapatkan diri kita dalam suatu keadaan oleh pikiran yang tertekan. Kalau hal yang tak terkatakan tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita pun akan berusaha sekeras-kerasnya untuk menemukankata yang tepat dan lahirlah sebagai hasil usaha semacam itu “kata-kata baru” istillah-istillah baru.
Introduksi di atas disajikan di sini untuk sekedar meminta perhatian pembaca terhadap kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam rumusan tafsiran yang dapat diberikan terhadap sekumpulan data yang telah diolah.
F) Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil pengukuran memiki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan intruksional, menentukan kebutuhan pesertra didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Perhatikan uraian berikut ini.( Daryanto, 1999:162).
a. Memperjelas tujuan intruksional
Penyebutan tujuan intruksional yang rinci tidak selalu membawa hasil yang positif. Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang positif. Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang baik antara lain dapat menjemukan peserta didik, terlebih-lebih mereka yang kurang atau lambat, bisa menimbulkan ketegangan. Kedua, peserta didik menganggap untuk menghadapi ujian hanya tujuan intruksional inilah yang harus dipersiapkan, bukan semua pelajaran yang diperoleh selama ini. Ketiga, rincian intruksional dapat mematikankemungkinan untuk mengembangkan tujuan tersebut dalam proses pembelajaran. Padahal, dalam pembelajaran tujuan intruksional harus dikaitkan dengan berbagai metode yang memungkinkan tujuan tersebut mendalami materi dan meningkatkan kualitas proses berpikir, penanaman nilai dan keterampilannya. Inilah sebabnya dalam satuan pelajaran tidak perlu ditusemua tujuan intruksional yang ini dikembangkan tetapidipilih yang pokok dan yang penting saja.
b. Penilaian awal yang menentukan kebutuhan peserta didik
Penilaian awal ini bentuknya dapat dengan mempelajari catatan kemajuan dari sekolah asal, sebelum peserta didik mengikuti program yang dikembangkan dan atau melalui tes awal (pre-test) yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta tentang materi yang akan diberikan.. (http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009).
Tes awal dapat digunakan sebagai pelengkap atas catatan kemajuan yang diterima oleh sekolah, atau satu-satunya sumber yang dapat digunakan untuk merancang program yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Hasil tes awal berfungsi untuk: ( Daryanto, 1999:164)
  • Menentukan kesiapan peserta
  • Menentukan bagian-bagian mana dari program yang telah dikuasai
  • Menentukan efektifitas program setelah dilaksanakan terakhir, yaitu perbedaan skor awal dan akhir.
  • Mendapatkan informasi yanngg dapat digunakan untuk menata program sesuai dengan peserta.
c. Memonitor kemajuan peserta didik
Monitoring kemajuan peserta didik selama proses pembelajaran bertujuan untuk mengarahkan peserta didik pada jalur yang membawa hasil-hasil belajar yang maksimal.monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.
G) Laporan hasil penelitian
Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang persekolahan diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.
a. Laporan kemajuan umum
Informasi tersebut terbuka untuk siapa saja yang berminat dengan sasaran utamanya adalah orang tua, anak didik dan masyarakat di sekitar sekolah.
b. Laporan kemajuan khusus
Disampaikan hanya pada orang tua dan peserta didik, karena laporan ini banyak menyangkut masalah pribadi yang tabu untuk diketahui oleh orang lain.
Kesimpulan
Sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwasannya langkah-langkah pokok dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Langkah perencanaan dan perumusan kriterium
2. Langkah pengumpulan data.
3. Langkah persifikasi data atau penelitian data
4. Langkah pengolaan data.
5. Langkah penafsiran data.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://ahmadfaisal2.blogspot.com/2009_06_01_archive.html diakses pada ttanggal 21 Desember 2009
http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 21 desember 2009
M. Chabib Thoha. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar: