Atau banggakah anda ketika anda dipanggil sebagai sibuker yang punya berbagai aktivitas yang sangat padat ?
Mayoritas akan menjawabnya dengan kata "YA" dan amaat yakin, namun perlu kita faahami bersama sejauh mana kesibukan itu membawa manfaaat dan kebaikan, minimal untuk diri sendiri dan maksimal untuk orang lain.
Sibuk, apa seh sibuk ? sebagian kita mendefinisikannya dengan banyaknya kegiatan yang harus dilakukan, aktivitas yang seabreg, memerlukan lebih banyaak tenaga dan pikiran dan tentu saja hanya punya sedikit waktu istirahat atau bahkan haampir tidak punya waktu istirahat.
Orang-orang yang sibuk biasanya sering melihat jam, punya agenda pribadi, berjalan dengan cepat dan beragam gaya orang sibuk menurut tampilannya masing-masing.
Hanya saja, apakah kesibukan sama dengan produktif ? mari kita renungi lagi.
Saya sangat terpukau pada orasi Ustadz Anis Matta di Panggung Pemuda, beliau berorasi dengan penuh semangat dan menyemarakan motivasi bagi jiwa-jiwa muda:
"Jabatan itu berbeda degan karya. Jabatan itu berbeda dengan produktifitas. Karena jabataan seringkali membuat kita kehilangan kehormatan. Karena jabatan seringkali membuat meruntuhkan martaabat kita, jika jabatan itu tidak sepadan dengan kapasitas kita"
Ya, yang punya agenda atau jam terbang sibuk adalah biasanya para Pejabat. Para pejabat layaknya artis, mereka punya agenda di berbagai tempat dan waktu, dan mereka perlu membaginya dengan 'bijak' yaitu dipilih yang lebih menguntungkan untuk kepentingan dirinya dan untuk kepentingan pencitraaan dirinya bagi pejabat yang 'cerdas'.
Yang ingin saya bagi disini adalah, ternyata kesibukan berbeda dengan produktifitas, sibuk berbeda dengan karya dan sibuk berbeda dengan apresisasi. Sebagaimana Imam Syafi'i rahimaahullah mengungkapkan "Barang siapa yang tidak menyibukan dirinya dengan kebaikan, maka ia akan disibukan dengan keburukan" maka kita perlu merecover kembali kesibukan kita.
Agar sibuk bukan sekedar pengisi waktu luang, agar sibuk tidak hanya ingin dipandang sebagai orang penting dan elegan dan agar sibuk selalu berlimpah berkah. Karena sejatinya kita hidup dalam dunia maya dan jembatan menuju kampung nyata.
Imam Ahmad bin Hambal mengaatakan "Tidak ada waktu istirahat bagi seorang muslim kecuali kematiaan yang menjemputnya" inilah sepercik kegigihan seorang faqih dan inilah gambaran bahwa seorang muslim dituntut untuk menyibukan diri dalam kebaikan dan membawa kemanfaatan untuk dirinya dan sesamanya.
Artinya, semakin banyak aktivitas yang harus kita jalani maka seharusnya semakin banyak pula kemanfaatan yang dirasakan. Semakin diri kita sibuk, maka semestinya semakin banyak prestasi yang dipersembahkan. Semakin kita memadatkan waktu, maka sudah selayaknya semakin bertambah pula kebaikan yang dirasa.
Jangan sampai kesibukan kita mengurangi perhatian terhadap keluarga, mengurangi perhatian kepada sanak saudara dan sahabat, dan jangan samapi karena kesibukan itu semakin jauh dari Allah dan bahkan kita melupankannya.
Maka, disaat seperti itulaah kesibukan kita diuji. Ada sebuah pesan yang sangat berkesan dari seorang sahabat. Ketika kita sibuk, maka bukan aktivitaslah yang harus dikurangi tapi kualitas diri yaang harus ditangguhkan.
Wallahu A'lam ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar