4 Januari 2014

Tahun Baru, Katanya …

Ya, tahun 2013 telah berakhir dengan segala kejadian yang terekam dalam memori kita. Beragam peristiwa, tragedi, prestasi dan warna kehidupan menghiasi. Namun, ssesungguhnya pergantian tahun hakikatnya adalah semakin mendekatkan diri kita pada akhir kehidupan.


Apapun namanya, ialah detik. Ialah menit. Ialah jam. Ialah hari. Ialah minggu. Ialah bulan. Dan ialah tahun. Semuanya ‘hanya’lah nama untuk mengganti kata waktu. Ya, waktu. Nama-nama itu diakumulasikan sehingga menciptakan nama-nama yang berbeda dan beragam. Namun hakikatnya bukan pada penamaan terhadap waktu, tapi sejauh mana kita telah memaknai waktu yang telah kita habiskan, waktu yang telah berakhir, yang pastinya tak akan bisa kita raih kembali meski dengan menggadaikan atau bahkan menjual seluruhnya apa yang kita miliki.

Demi masa, sesungguhnya manusia ada dalam kerugian …” bukankah begitu yang difirmankan Allah dalam Kitab Cinta-Nya. Semua manusia tak terkecuali berada dalam dalam kerugian. Namun, Allah melanjutkan “Kecuali yang beriman dan beramal shaleh, yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran” pada ayat inilah yang menjadi pembeda, mana manusia yang dilanda nestapa dan mana manusia yang dipastiakn beruntung. Ia terletak pada keimanan, ia berada pada karya, terdapat pada aksi dan kontribusi. Semakin banyak kerja, semakin banyak amal, semakin banyak karya makan semakin terjauh kita dari predikat manusia rugi.

Mari bersama kita takar, renungkan kembali apa yang telah kita habiskan dalam kurun setahun yang lalu, di tahun 2013. Jika memang masih banyak kelalaian, maka bersama kita perbaharui azam untuk mengubahnya menjadi kebaikan. Jika masih banyak harapan tak terwujud, mari pertajam usaha agar segala cita dapat tersampaikan pada tujuan.

Sungguh sangat menggugah apa yang disampaikan oleh Pak Mario Teguh …

Sekelam apapun masa lalumu, masa depanmu masih suci
Hiduplah dengan sebaik-baik hari ini
Damailah didalam keikhlasan
Untuk hidup sepenuhnya dalam kebaikan

Selalu ingatlah …
Sekelam apapun masa lalumu, masa depanmu masih suci

Subhanallah, Maha Suci Allah yang jika har ini kita masih bisa menghirup udaranya di hari yang baru, di tahun yang baru dan semoga makin menguatkan kita bahwa apapun yang terjadi masa lalu biarlah ia menjadi cermin, sebagai pengingat bukan sebagai beban pemberat. Dan tataplah dengan senyum semangat hari yang akan kita jelang di hadapan, dan hari-hari yang akan kita jalani adalah terlalu menjanjikan dan sungguh menyimpan berbagai kemungkinan untuk dapat mewujudkan segala cita yang belum teraih, segala asa yang belum tertempuh dan segala mimpi yang belum terealitaskan.

Maka ingatlah, sesungguhnya “tak ada” Tahun Baru. Yang ada hanyalah waktu yang terus berjalan yang menyajikan dua pilihan kepada kita, apakah kita akan menjadi orang yang beruntung dengan bersahabat dengan sang waktu ataukah akan menempuh waktu dengan menjadi manusia rugi yang masih menjalani hari dengan harapan kosong dan tak punya mimpi besar.

Mari paku dan tanamkan dalam dada kita, bahwa kita akan menjadi manusia-manusia baru di hari baru. Dengan semangat baru, untuk menjangkau ruang dan waktu yang baru. Mari kita ubah masa lalu kita yang mungkin masih banyak tinta merah, dan menjadikan diri kita sebagai takdir yang akan mengubah sejarah masa depan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik, rizki yang lebih baik dan mepersembahkan karya-karya terbaik.

Pilihan ada di tangan kita. Si pandir akan selalu menunggu kesempatan. Si pandai akan senantiasa memanfaatkan kesempatan. Dan si bijak akan menciptakan kesempatan.

Tidak ada komentar: