10 Desember 2011

Aliansi Islam di Mesir Meroket, Liberal Berguguran


dakwatuna.com – Kairo. Pemilihan umum anggota parlemen Mesir tahap pertama yang berakhir Selasa (6/12) menunjukkan partai-partai aliansi Islam meroket, sementara aliansi liberal berguguran.
Meskipun hasil resmi pemilu tahap pertama dijadwalkan akan diumumkan, Kamis besok, namun media massa setempat yang menghimpun penghitungan suara pemilu tahap pertama dari seluruh distrik pemilihan itu menyebutkan Islam meraih 81 persen kursi. Aliansi Partai Hurriyah Wal ’Adalah -partainya Ikhwanul Muslimin- dan Patai An Nur dari Salafi serta Jamaah Islamiyah menguasai hampir semua distrik pemilu di sembilan dari 27 provinsi dalam pemilu tahap pertama.

Adapun aliansi liberal dari partai-partai Al Wafd, Al Adl, Al Islah, Ats Saurah Mustamirrah dan Kutlah Masriyah hanya meraih sebagian kecil dari 168 kursi yang diperebutkan dalam pemilu tahap pertama tersebut.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membagi pemilu dalam tiga tahap, setiap tahap masing-masing berlangsung di sembilan provinsi dari total 27 provinsi di negara Piramida itu. Tahap pertama ini berlangsung di ibu kota Kairo, Iskandariyah, Fayoum, Port Said, Dimyate, Asyut, Luxor, Kafrus Syaikh dan provinsi Bahrul Ahmar. Pemilu tahap kedua dijadwalkan digelar di sembilan provinsi lain pada 14 dan 15 Desember ini dan tahap ketiga di sembilan provinsi sisanya pada 6-7 Januari tahun depan. Setiap tahap pemilu diadakan dua hari pemilu ditambah dua hari lagi untuk pemilihan ulang bila di distrik tertentu terdapat jumlah suara sama oleh dua calon.
Pemilihan ini memperebutkan 497 kursi dari total 508 kursi Majelis Syaab (DPR) -10 kursi di antaranya ditunjuk oleh penguasa bagi kalangan perempuan, profesional dan minoritas Koptik. Ketua KPU Abdel Moiz Ibrahim menegaskan bahwa pemilu tahap pertama ini sangat bersih dan jujur dalam sejarah Mesir modern.
Kendati demikian, tercatat 53 pengaduan dari para calon kepada Mahkamah Tata Negara, beberapa tempat pemungutan suara di antaranya dinyatakan batal oleh mahkamah dan pemilihan akan digelar pada akhir tahap ketiga nanti. Abdel Moiz menyampaikan terima kasih kepada pihak keamanan dari tentara dan polisi serta pengawas dari para hakim dinilainya masing-masing menjalankan tugas dengan sempurna.
Aman dan lancarnya pemilu Mesir pertama pasca revolusi yang menumbangkan 30 tahun rezim Presiden Hosni Mubarak ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sepekan menjelang pemilu itu sempat terjadi kerusuhan berdarah di Kairo dan Iskandariyah yang menewaskan sedikitnya 41 orang akibat bentrok antara pemrotes anti-pemerintah dan aparat keamanan.
Tingkat partisipasi pemilik hak suara dalam pemilu tahap pertama ini tercatat berkisar delapan juta orang atau sekitar 52 persen suara -awalnya KPU menyebut 62 persen, tetapi kemudian direvisi menjadi 52 persen.

Tidak ada komentar: