“KALAM INSYA’I THALABI (AMR DAN NAHY)”
A. Pengertian Kalam Insya'
Kalam insya' yaitu setiap kalimat yang tidak memberi pengertian membenarkan dan tidak pula mendustakan. Contohnya kalam insya’ antara lain: kalimat perintah (amar), kalimat larangan (nahi), kalimat tannya (istifham), kalimat panggilan (nida’). Sebagaimana kalam khabari, kalam insya’i pun terdiri dari dua bagian inti yang disebut musnad ilaih (subjek atau pelaku) dan musnad (predikat atau pristiwa)
Contoh kalimat perintah:
Kalam insya' merupakan kebalikan dari pada kalam khabari/berita yang pada hakikatnya mengandung pemahaman kemungkinan benar dan kemungkinan dusta. Seperti: ٌ جَاءَ زَيْدmungkin betul si Zaid itu datang dan mungkin juga dusta.
B. Pembagian Kalam Insya'
Kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu insya’i thalabi dan insya’ ghair thalabi
1) Insya’ thalabi adalah kalimat yang menuntut terjadinya sesuatu, seperti kalimat perintah, kalimat larangan, kalimat tanya, kalimat panggilan.
2) Insyai ghair talabi adalah kalimat yang tidak menuntut terjadinya sesuatu, diantaranya ungkapan kekaguman, ungkapan pujian , ungkapan celaan, ungkapan sumpah dan ungkapan pengharapan.
C. Bentuk-bentuk Insya’ Thalabi
Kalam Insya’ Thalabi memiliki beberapa bentuk diantaranya adalah :
1) Amr, yaitu kalam yang menuntut pekerjaan.
Contoh: أقيمواالصّلوة
2) Nahy, yaitu kalam yang menuntut cegahan/larangan.
Contoh: لاتقربواالزّنا
3) Do’a, yaitu menuntut pekerjaan disertai rasa rendah diri(memohon kepada atasan). Contoh: ربّنا اغفرلنا
4) Nida’, yaitu kalam yang menuntut adanya respon dari adanya panggilan.
Contoh: ياغياث المثتغيين
5) Tamanni, yaitu kalam yang mnuntut/mengharapkan sesuatu yang dianggap baik walaupun mustahil terjadi.
Contoh: ليت لي فأخج مالا
6) Istifham, yaitu kalam yang meminta jawaban atas pertanyaan.
Contoh: فلولانفر من كلّ فرقةٍ
D. Amar dan Nahi
Salah satu kalam Insya’ thalabi yang akan kami bahas dalam makalah kali ini adalah Amr dan Nahi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1) Amr
a) Pengertian Amr
Amr adalah tuntutan untuk melakuakn sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. Tuntutan ini dapat diungkapakan melalui empat bentuk, yaitu:
(a). Fi’il amr, contoh seperti perintah melaksanakan sholat:
” وأقيموْاالصّلاة ” Kata yang bergaris bawah dalam potongan kalimat di samping adalah bentuk fi’il amr.
(b). Fi’il mudhari’ yang dibarengi dengan lam amr
Contoh seperti dalam perintah untuk berinfaq: لينْفقْ ذوسعة من سعته
(c). Isim fi’il amr.
Contoh: ajakan untuk sholat dan menuju kemenangan: حيّ علي الصّلاة حيّ علي الفلاح
(d). Masdar yang sema’na dengan fi’il amr
Contoh: perintah untuk berbuat baik kepada orang tua: وبالوالدين إحسنا أ. Kata yangbercetak tebal di atas adalah bentuk masdar yang digunakan dalam makna fi'il amr
b) Penyimpangan Ma’na Amr
Dalam konteks tertentu, kalimat perintah ini terkadang menyimpang dari ma’na aslinya dan menunjukkan makna-makna lain. Diantaranya adalah:
(1) Makna do’a
Ungkapan amr bisa menunjukkan ma’na do’a jika perintah itu berupa permohonan yang datang dari bawah pada yang diatas contoh: ربّنااغْفرْلناذُنوبن اوكفّرْعنّا سيِّئاتنا
(2) Makna iltimas
Ungkapan amr bisa juga menunjukkan ma’na iltimas, yaitu jika perintah itu berasal dari pihak yang sederajat contoh:
يا صاحبي خذْ لي كوباً من القهوة
(3) Makna irsyad
Amr juga bisa menunjukkan ma’na irsyat atau bimbingan jika perintah tersebut berisi pepatah atau nasehat. Contoh:
إذاأردتم النجاح في الامتحان فاجتهدوا فى الدراسة
(4) Makna tamanny
Amr dapat menunjukkan makna tamanny, yaitu jika perintah itu ditujukan kepada sesuatu yang tidak berakal. Contoh:
يا عصافير, بلغ سلامى وشوقى اليها :
(5) Makna ibahah
Amr terkadang menunjukkan makna ibahah, yakni kebolehan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Contoh:
كلوا واشربوا ولا
(6) Makna takhyir
Makna lain dari amr adalah makna takhyiratau pilihan. Biasanya, konteks ini muncul jika ada dua perintah yang diajukan untuk dipilih salah satunya.
Contoh: عِشْ كَرِيْما أو مُتْ شَهِيْدً
(7) Makna tahdid
Selain makna-makna diatas, amr terkadang menunjukkan makna tahdid yaitu perintah yang disertai dengan ancaman. Jika amr diungkapkan dalam konteks ini, maka pada dasarnya menunjukkan ”sindiran” atau ketidaksetujuan dari pihak yang memberi perintah tersebut.
Contoh: إعْمَلْ ما شِئْتَ فإنّكَ مَجْزيٌّ بِهِ
2) Nahy
1. Pengertian Nahy
Nahy adalah tuntutan untuk meninggalkan sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. Nahy ini dapat diungkapkan melalui satu cara, yaitu dengan menggunakan fi’il mudhari’ yang didahului dengan la nahy.
Contoh:
2. Penyimpangan Makna Nahy
Dalam beberapa keadaan, kalimat larangan berbeda dari makna aslinya dan menunjukkan makna lain. Diantaranya adalah:
لاتَقْربواالزنا إنّه كان فاحشةً
a. Makna Doa
Makna ini muncul, jika nahy berbentuk permohonan yang berasal dari pihak yang rendah kepada pihak yang tinggi. Contoh: ربّنا لا تُؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا
b. Makna Iltimas
Nahy bisa bermakna iltimas, jika nahy berupa larangan yang berasal dari sesama atau orang sederajat tingkatannya. Contoh: لا تشاركني في سفري ا أخي
c. Makna Irsyad
Makna irsyad muncul jika nahy berisi pepatah atau bimbingan mengenai sesuatu.
Contoh: شكوى الجريخ إلي الغربان والرّخم إلي خلقٍ فتشْمته لاتُشَكِّ
d. Makna Tamanny
Makna tamanny dapat muncul kalau ungkapan nahi ditujukan padqa sesuatu yang tidak berakal. Contoh: يا قلبي لاتحزني بذهابها
e. Ma’na Taubikh
Nahi dapat berma’na taubikh jika ungkapan nahi itu berkaitan dengan celaan atau teguran dari si pembicara terhadap orang yang diajak bicara.
Contoh : َ عظيم مثله عارٌ عليك إذا فعلت لاتنه عن خلق وتأ تيي
f. Ma’na Tahdid
Nahi dapat berma’na tahdid jika ungkapan nahi tersebut disampaikan oleh pembica yang sedang dalam keadaan marah.
Contoh: لاتستمعْ بقولي ولاتمتثلْ بأمريْ
DAFTAR PUSTAKA
Al- Jarim,Ali dan Musthafa Usman.2006 .Terjemahan AL- Balaaghatul Waadhihah. Banndung: Sinar Baru AL- Gesindo
Hamid, Abdul qadir. ........ . Terjemah Jawaharul Maknun.Surabaya: Al- Hidayah
Machasin. 2007. Menguasai Balaghah (Cara Cerdas Berbahasa).Yogyakarta: Nurma Media Idea (NUMEID)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar