11 September 2011

KAJIAN BUKU MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DI PENDIDIKAN TINGGI (3)


BAB    3
PERENCANAAN DINAMIS SEBAGAI FUNGSI UTAMA MANAJEMEN.

3.1        Mengevaluasi Tujuan Terkini Lembaga, Kekuatan dan Kelemahan  serta Lingkungan  Eksternal.
Perencanaan yang efektif  berdasar pada pemahaman  akan nilai lembaga apa yang lembaga hendak lakukan dan harus bagaimana melakukannya seberapa baik lembaga  mewujudkan nilainya tersebut, dan menilai lingkungan dimana lembaga tersebut berada. Banyak informasi mengenai hal tersebut berasal dari tahapan penilaian dan siklus manajemen, termasuk review program, kinerja personil, penggunaan sumber daya, dan kebijakan.
-          Mengevaluasi tujuan terkini.
-          Menentukan kekuatan dan kelemahan lembaga.
-          Mengevaluasi  lingkungan ekstra – institusional.


3.2    Menetapkan Tujuan dan Strategi.
Perencanaan strategi  dimulai dengan telaah ulang tujuan terkini dan kesepakatan atas kemungkinan perubahan guna menentukan bagaimana cara terbaik untuk meraih tujuan pada suatu periode waktu yang realistis, melakukan penilaian atas lingkungan eksternal, kekuatan serta kelemahan lembaga. Sebuah rencana strategis dapat dianggap sebagai sebuah rencana yang mengintegrasikan dan mengorganisir tujuan dan sumber daya menjadi sebuah kesatyuan yang kohesif melalui tujuan jangka menengah dan kebijakan yang spesifik. Strategi membantu menyusun dan mengalokasikan sumber daya  organisasi menjadi sebuah postur yang unik dan berjalan berdasarkan kompetensi internal dan kelemahan yang dimiliki  (Quinn, p. 7)

3.3    Menetapkan Panduan Perencanaan.
Panduan perencanaan mengkomunikasikan tujuan, sasaran, strategi, serta kebijakan pada keseluruhan lembaga guna memandu perencanaan pada tingkatan operasional – kampus, departemen, dan unit pelayanan. Panduan perencanaan yang baik memiliki sejumlah karakteristik umum sebagai berikut :
1.      Menyediakan batasan yang jelas dan dapat dipahami sehingga memfokuskan pemikiran mereka yang membuat perencanaan pada tingkatan ketercapaian  yang diinginkan.
2.      Mudah diidentifikasi dengan tujuan dan sasaran yang dirancangnya  dapat diterapkan dan sesuai dengan strategi dan kebijakan lembaga.
3.      Tingkat kerinciannya layak guna memandu perencanaan pada berbagai tingkatan organisasi.
4.      Dinyatakan melalui cara yang memungkinkan respon dalam rencana yang dapat berjalan secara politis.
5.      Mampu untuk dirubah ketika kebutuhan untuk itu jelas.
6.      Berkaitan dengan periode waktu yang spesifik dan tidak berbentuk open  ended,
7.      Melindungi lembaga dari adanya keputusan perencanaan yang tak dapat diterima pada semua tingkatan organisasi.
8.      memberikan kepastian untuk bebrapa tahun ke depan  apapun situasinya.

3.4    Mengembangkan Rencana Program untuk Akademik, Administrasi dan Unit Pendukung.
Panduan tujuan dan perencanaan memberikan kerangka untuk mengemvangkan  rencana program pada semua unit operasional, termasuk unit pendukung akademik seperti perpustakaan dan pusat komputer. Banyak pendekatan untuk menghasilkan rencana ini memungkinkan untuk diambil, namun semua harus sesuai dengan karakteristik struktural khusus  organisasi akademik. Progres dalam perencanaan di tingkat unit akan dapat diperoleh dengan dialog intensip antara perwakilan unit dengan pengelola pusat pada tiap tahapan proses perencanaan.
Proses pendidikan, pendekatan, dan negosiasi ini dimulai dengan mengkomunikasikan panduan rencana pada tiap unit rencana. Menyertai panduan tersebut adalah garis besar mengenai unit untuk dimasukan pada draft rencana. Tukar pikiran yang intensip dan langsung harus terjadi di antara rektor, wakil rektor, dekan, pimpinan jurusan, dan manjer unit lainnya hingga rumusan perencanaan dapat diselesaikan. Selama interaksi tersebut, pengelola pusat dapat membantu menejer unit dalam menginterpretasikan panduan, bereaksi terhadap proposal sementara, dan menyetujui rencana dan tujuan unit.
Banyak anggota staf  pengajar dan beberapa pengelola mempertanyakan kemujaraban sebuah pendekatan terhadap perencanaan, namun, parahnya kondisi keuangan dan lambannya pertumbuhan hanya menyediakan administrasi terpyusat sebagai satu-satunya alternatif untuk mengekstensifkan parisipasi fakultas dan administratip dalam memutuskan rencana dan strategi. Diskusi mengenai perencanaan harus dipindahkan ketingkatan unit dimana banyak sumber keputusan harus dibuat, jika keputusan tersebut ingin ditingkatkan dan jika perencanaan ingin menggabungkan usaha antara fakultas dan administrasi.

3.5    Menetapkan Program Tujuan Multi Tahun dan Menerapkan Rencana Sumber Daya.
Menjembatani jarak antara perencanaan dengan anggaran tahunan tradisional atau proses realokasi sumber daya masyarakat sebuah langkah menengah dalam menetapkan tujuan  dan rencana sumber daya untuk periode dua atau tiga tahun, dimana terdapat kepastian untuk mendorong lembaga menuju tujuan jangka panjang. Usaha yang dilakukan untuk mengemvangkan proses ini memiliki potensi yang lebih tinggi dalam membantu sebuah lembaga menghadapi tantangan pada tahun 1980.
Tahapan menengah ini merubah kewenangan dan tanggung jawab atas manejemen sumber daya dari staf anggaran teknis ke administratur akademis. Tahapan ini merubah penekanan manajemen sumber daya dari dolar ke tujuan agar dolar harus terpenuhi. Tahapan tersebut juga merubah  fokus manajemen sumber daya dari mempersiapkan anggaran ke mendistribusikan penambahan dana tahunan guna meraih tingkat dukungan  yang stabil dan mempertahankan fitalitas dan kualitas lembaga.

Tidak ada komentar: