15 April 2011

Observasi DTA Al-Ikhlas Nagarajaya, Panawangan-Ciamis

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, yang menghendaki kedamaian dan kemuliaan yang tercermin dalam ajarannya. Sebagai bentuk ajaran tersebut Islam senantiasa memberikan ajaran untuk menjadikan generasi-generasi pelanjutnya senantiasa memegang teguh dua pusaka yang diwasiatkan Nabi Saw. Kepada ummatnya, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai jalan dan pedoman untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
Nasihat agama tidak hanya sebatas mengemukakan tuntunan syari’at agama (fiqhiyyah) melalui pendidikan agama yang notabene terpusat di pondok pesantren/lembaga pengajian. Namun bisa pula ditempuh dengan cara memberi nasihat melalui pendidikan formal berbentuk sekolah. Bahkan da’wah melalui pendidikan formal lebih dapat mengendap dan terkesan dalam hati. Biasanya materi tersebut langsung dikonsumsi dan diteladani. Terlebih bagi anak-anak usia dini (DTA) format pendidikan berbentuk permainan sekaligus pendidikan akan dirasakan lebih mengesankan dan dapat mudah dicerna.

Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas adalah madrasah yang didirikian oleh H. Omon Kusnadi pada tahun 2002, terletak di Dusun Sindang RT 07/02 Desa Nagarajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis 46255. Beliau adalah tokoh masyarakat yang memiliki kelebihan harta dan pada saat itu juga beliau menjabat sebagai Kepala SDN 2 Nagarajaya dan beliau juga sebagai Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas dan Ketua DKM Masjid Jami’ Nurul Huda.
Adapun yang melatarbelakangi didirikannya DTA ini adalah banyaknya anak-anak usia SD yang sering mengaji di Masjid Al-Ikhlas pada waktu maghrib, dan melihat kondisi anak-anak tersebut yang tidak mempunyai aktivitas selepasnya pulang sekolah, maka didirikanlah DTA ini untuk memfasilitasi dan menyalurkan kegiatan anak-anak melalui DTA untuk memperdalam ilmu agama.
Kondisi tersebut ditambah dengan adanya seorang Ustadz alumni pesantren Al-Qur’an yang bersedia untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak dan beliaupun menjadi imam tetap di Masjid Al-Ikhlas, sehingga tidak heran jika dalam pengembangannya DTA Al-Ikhlas ini memiliki pelajaran khas dan cukup menonjol dibidang hafalan atau tahfidz Qur’an.
Pada mulanya proses belajar mengajar ini dilaksanakan di Masjid selepas shalat Berjama’ah Maghrib, namun setelah memiliki bangunan sendiri diatas tanah wakaf seluas  453 m2 (Bangunan DTA : 250 M2 dan Bangunan Masjid 203 M2) dari Saudara Asep Dani pada tahun ini (2002) maka proses pembelajaran DTA Al-Ikhlas resmi pindah, dan untuk wakaf bangunan adalah dari H. Omon Kusnadi.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Ciamis No. : Kd.10.07/2/PP.00.8/1500/2009  tanggal 30 Nopember 2009, Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Ikhlas terdaftar secara resmi di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Ciamis dengan Nomor Statistik Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (NSDTA) : 3 1 1 2 3 2 0 7 2 5 8 1.
DTA Al-Ikhlas sejak berdirinya hingga saat ini telah mengalami perkembangan, baik dari segi fisik bangunan, keadaan dan jumlah santri maupun dari segi kurikulum pembelajaran.
Untuk mengakomodasi anak di bawah usia Diniyah, kemudian Diniyah ini mengembangkan pendidikannya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Al Quran, Taman Pendidikan Al Quran sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak yang di bawah usia diniyah, TK Al-Qur’an dan TP Al-Qur’an ini berjalan sampai sekarang.
B.   Visi, Misi, Motto dan Tujuan DTA Al-Ikhlas
1.  Visi
Visi Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas adalah “Terbentuknya generasi Islam yang tangguh mental, berwawasan Qur’an dan berakhlak rabbani.”

2.  Misi
Misi didirikannya Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas adalah :
a)    Salimul ‘Aqidah, menanamkan tauhid dan aqidah kepada para santri agar mereka memiliki aqidah yang mantap dan keimanan yang teguh.
b)    Shahihul Ibadah, mengajarkan ibadah yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at dan mendorong para santri untuk melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
c)    Matinul Khuluq, memberikan bimbingan kepada para santri tentang akhlak yang mulia sehingga mereka mampu menjadi pribadi yang shalih dan berakhlak mulia.
d)    Mutsaqoful Fikri wa Qowiyyul Jismi, Membekali para santri dengan berbagai disiplin ilmu agama sebagai pegangan dalam mengarungi kehidupan, terutama ilmu Al-Qur’an. Dan senantiasa memberikan bimbingan fisik untuk membina kekuatan dan ketahanan tubuh mereka.
e)    Munadzdzam fii Syu’unihi, mengupayakan para santri untuk belajar mengatur kehidupannya sendiri secara mandiri sehingga ia terhindar dari sifat ketergantungan kepada orang lain sedini mungkin.

3.  Motto
“Berilmu amaliah, Beramal Imiah, Tafaqquh fiddin.”

4.  Tujuan
a)     Menyiapkan generasi Qurani.
b)     Mencetak kader-kader Islam yang berakhlaqul karimah, cerdas, beriman dan bertaqwa.
c)     Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menimba dan memperdalam Ilmu Agama Islam.
d)     Memberikan dan memperluas wahana ibadah kepada masyarakat.

C.   Profil DTA Al-Ikhlas
1. Identitas DTA
a)    Nama DTA                         : DTA AL-IKHLAS
b)   Nomor Statistik (NSDTA)            : 3 1 1 2 3 2 0 7 2 5 8 1
c)    Nama Kepala                    : Drs. E. ZAENAL MUTTAQIN
d)    Alamat                                : Dusun Sindang RT 07/02 Desa Nagarajaya
  Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis
e)    Susunan Orgnisasi         : Terlampir
f)     Lembaga Penyelenggara : DKM Al-Ikhlas
g)    Waktu Penyelenggaraan            : Pkl. 13.00 – 15.00 WIB.
h)   Banyak Ruang Belajar    : 4 Ruang

2.    Keadaan Santri
Siswa DTA AL-IKHLAS tahun pelajaran 2010/2011 adalah:
No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Keterangan
L
P

1
2
3
4

I
II
III
IV


13
11
10
9

15
17
5
8

28
28
15
17

Jumlah
43
45
88


3.    Keadaan Tenaga Pengajar
No
Nama
Mulai Bertugas
Jabatan
Ket.

1
2
3
4
5
6
7

Drs.E.Zaenal Muttaqin
Sofyan Fauzi, S.Pd.i
Siti Solihat
U. Carman
Lina Herlina
Ust. Jamaludin
Ustz. Empat Siti Fatonah

14 Juli 2008
14 Juli 2008
14 JUli 2008
14 JUli 2008
14 JUli 2008
14 JUli 2008
14 JUli 2008


    Kepala DTA
Guru Bidang
Guru
Guru
Guru
Guru Bidang
Guru


4.    Susunan Komite DTA       : Terlampir
5.    Sarana Pembelajaran DTA
No
Jenis Sarana
Jumlah
Kondisi
Ket.

1
2
3
4


Kelas/Ruang Belajar
Ruang Guru
Masjid
Toilet

3
1
1
1

Baik
Baik
Baik
Baik



6.    Pendanaan DTA
Pendanaan Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas sangat tergantung dari Uang Syahriyyah santri yang dipungut sebesar Rp. 5000,-/ bulan/ santri. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya masih ada santri yang belum membayar secara penuh setiap bulan dan masih rendahnya kesadaran orang tua santri untuk membayar uang syahriah ini.
Disamping dana tersebut, DTA Al-Ikhlas pernah mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Ciamis sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) dan keuangan tersebut dipergunakan untuk biaya operasional diniyah.
7.    Prestasi DTA Al-Ikhlas
Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh DTA Al-Ikhlas diantaranya adalah :
a.    Juara II LCC keagamaan Antar MDA se-Desa Nagarajaya Tahun 2008.
b.    Juara I Praktek Shalat Putera antar MDA se-Kecamatan Panawangan Tahun 2009.
c.    Juara III Lomba Pildacil Antar MDA se-Kecamatan Panawangan tahun 2009.
d.    Juara II LCC antar MDA se-Kecamatan Panawangan Tahun 2009.
e.    Juara I Lomba Tahfidz Qur’an Putera antar MDA se-Kecamatan Panawangan tahun 2010.
f.     Juara II Lomba Tahfidz Qur’an Puteri antar MDA se-Kecamatan Panawangan.
g.    Juara I Lomba Futsal Junior antar DTA se-Desa Nagarajaya Tahun 2011.
h.    Juara III Lomba Futsal Senior antar DTA se-Desa Nagarajaya Tahun 2011.
i.      Prestasi lain yang tidak tercatatkan adalah santri DTA Al-Ikhlas pernah mewakili SD dimana santri itu sekolah baik tingkat Kecamatan ataupun Kabupaten Ciamis.

D.   Kompetensi Lulusan
1.    Mampu membaca Al Quran dengan fasih dan benar.
2.    Mampu menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an bahkan terdapat beberapa santri yang hafal Juz ‘Amma.
3.    Memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan beribadah dengan baik dan benar.
4.    Memiliki fisik yang sehat dan kuat sebagai penunjang aktivitas kehiduapn dan pembelajaran.
5.    Memiliki kepribadian yang baik dan beraklakul karimah, yang diwujudkan dengan sikap disiplin, sopan santun, semangat belajar dan lain-lain.
  
BAB II
PROSES PEMBELAJARAN

A.   Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas  pada awal berdirinya adalah Kurikulum Pesantren yang berbasiskan Al-Qur’an. Namun dalam perkembangannya, pihak pengelola mencoba mengkolaborasikan antara Kurikulum Pesantren dengan Kurikulum Kementrian Agama dengan menambah alokasi waktu pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan pada masing-masing kurikulum, serta sebagai upaya melestarikan ciri khas pesantren Qur’an di Diniyah tersebut.
Adapun untuk kegiatan pembelajaran membaca Al Quran, Diniyah Takmiliyah Manarul Huda menggunakan metode Iqro karya Asad Humam.
Berikut daftar pelajaran yang disampaikan berdasarkan kurikulum pada penjelasan di atas :
KURIKULUM PESANTREN
KURIKULUM PESANTREN
Hafalan Qur’an dan Juz ‘Amma
Quran Hadits
Hafalan Ayat-ayt Khusus
Akidah Akhlak
Kitab Safinah
Sejarah Kebudayaan Islam
Kitab Tijan
Fiqih Ibadah
Tajwid
Bahasa Arab
Muhadhoroh
Hafalan Do’a-do’a

B.   Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran di Madrasah Manarul Huda dilakukan siang hari dari mulai Pukul 13.00-15.00 WIB. dengan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum Kementrian Agama, setelah itu santri diajak untuk melaksanakan shalat ashar berjama’ah di masjid.
Adapun kurikulum pesantren dan program tahfidz Qur’an bagi santri yang memiliki program khusus tahfidz Qur’an dilanjutkan pada pukul 17.00 WIB. Dan dilanjutkan selepas shalat Maghrib berjama’ah.

C.   Metode Pembelajaran
Pembelajaran disampaikan secara klasikal dan Individual. Adapun metode yang sering digunakan adalah ceramah, unjuk kerja, serta hafalan. Adapun metode khas untuk Tahfidzul Qur’an adalah :
1.    Talaqqi; Santri dibimbing oleh guru untuk memperbagus dan menambah hafalan Al-Qur’an.
2.    Muhafadzah; Santri menghafal beberapa ayat dirumahnya masing-masing.
3.    Muraja’ah; Santri melakukan pengulangan hafalan Al-Qur’an yang sudah distorkan kepada Ustadz.

D.   Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi yang dilakukan bersifat sumatif dan formatif. Dimana evaluasi tersebut berbentuk ulangan harian, ujian akhir semester dan ujian akhir madrasah. Ulangan harian dilakukan setiap akhir bab, masalah teknisnya diserahkan kepada guru  terkait, sementara Ujian Akhir Semester dan Ujian Akhir Madrasah dilaksanakan  sesuai dengan kalender pendidikan Diniyah Takmiliyah yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama dengan berkas soal dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Ciamis. Khusus untuk evaluasi program tahfidz Qur’an, maka hal tersebut diserahkan kepada ustadz pembimbing.
E.   Manajemen Keuangan
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa untuk mendukung operasional DTA Al-Ikhlas setiap santri dipungut biaya sebesar Rp. 5000,-/ orang/ santri, walaupun dalam kenyataanya masih ada santri yang belum aktif dalam pembayaran uang syahriyyah tersebut. Uang tersebut dikelola secara mandiri, dan sepenuhnya dialokasikan untuk biaya operasional Madrasah.
Adapun untuk kegiatan peringatan hari besar Islam, Ujian Madrasah dan Pentas kreasi seni santri pada akhir tahun pelajaran, pihak madrasah bekerja sama dengan orang tua santri untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut dengan mengomunikasikannya melalui Komite DTA.
F.    Tata Tertib Santri
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program belajar mengajar di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda disusun tata tertib yang berlaku serta mengikat kepada semua elemen yang ada di Madarasah Diniyah, yang meliputi :
1.    Santri hadir di Madrasah 5 menit sebelum pembelajaran dimulai.
2.    Setiap santri harus bersikap sopan serta santun kepada guru dan sesama santri baik di Madrasah maupun di luar Madrasah.
3.    Setiap santri dilarang berkata-kata kasar dan tdak sopan selama proses pembelajaran berlangsung, baik kepada guru ataupun kepada sesama.
4.    Santri memakai pakaian yang sopan dan Islami selama proses pembelajaran.
5.    Santri yang berhalangan hadir karena alasan tertentu harus mendapat izin dari guru terkait.
6.    Hendaknya santri mengikuti pembelajaran dengan penuh disiplin dan sungguh-sungguh.
7.    Setiap santri harus mengikuti shalat berjamaah Ashar, Maghrib dan Isya di masjid.



  BAB III
ANALISIS SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPORTUNITY & TREAT)
SERTA INOVASI PEMBELAJARAN

Setelah melakukan observasi dan mencoba menganalisa terhadap Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Ikhlas, Peneliti menemukan beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Ikhlas sebagai berikut :
A.   Strength (Kekuatan)
1.    Kondisi Fisik / Bangunan
Diniyah Takmiliyah Awaliyah Al-Ikhlas telah memiliki bangunan sendiri yang cukup memadai dipergunakan proses belajar mengajar walaupun masih diperlukan beberapa tambahan ruangan dan fasilitas untuk mendukung aktivitas KBM. Bangunan tersebut terdiri dari 3 ruang belajar dan 1 ruang kantor guru.
2.    Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik yang merupakan ruh dari aktivitas kegiatan belajar mengajar di DTA Al-Ikhlas sebagian besar adalah lulusan SMA dan secara mayoritas pernah mengenyam pendidikan pesantren, baik pesantren Al-Qur’an maupun pesantren salafi.
Berikut adalah deskripsi tenega pendidik di DTA Al-Ikhlas :
1.    Sarjana dan alumni pesantren Qu’an: 1 orang
2.    Mahasiswa; 2 orang
3.    Lulusan SMA; 1 orang
4.    Lulusan SD + Alumni Pesantren Salaf; 2 orang
3.    Peserta Didik / Santri
Dilihat dari segi kuantitas, maka santri yang berjumlah 88 orang merupakan kekuatan dan menunjukan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat sekitar tentang kebutuhan pendidikan agama sejak dini. Dan hal tersebut pula perlu ditindak lanjuti dengan pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan penyaluran bakat serta minat santri sesuai dengan potensi yang dimilikinya guna menunjang kehidupannya pada masa yang akan. Kemudian, potensi santri tersebut perlu dikembangkan agar mereka mampu meraih prestasi yang maksimal.
4.    Lokasi mudah di jangkau
Meskipun lokasi DTA Al-Ikhlas tidak berada ditengah-tengah lingkungan Dusun Sindang, namun DTA Al-Ikhlas terletak disamping jalan raya yang telah di aspal. Hal ini memudahkan setiap orang untuk menjangkaunya dan papan DTA yang terpampang disamping jalan menjadikan DTA tersebut lebih mudah dikenal oleh masyarakat setempat.

B.   Weakness (Kelemahan)
Tak ada gading yang tak retak, itu adalah ungkapan yang bijak untuk menggambarkan kesempurnaan makhluk Allah Swt. Demikian pula yang dimilki oleh DTA Al-Ikhlas, dengan berbagar kelebihan yang melekat maka didalamnya pula terdapat kelemahan serta kekurangan, dianatara kelemahan dan kekurangan tersebut adalah :
1.    Kondisi pendidik yang kurang maksimal, hal ini dimungkinkan karena pendidik mempunyai aktivitas lain sehingga ketika melakukan KBM terlaksana tidak secara totalitas.
2.    Dengan melihat jumlah santri yang cukup banyak, hal ini tidak diimbangi oleh jumlah dan mutu pendidik.
3.    Kurangnya kesadaran orang tua dalam melaksanakan kewajiban membayar syahriyah setiap bulan.
4.    Sistem pengadministrasian yang terdapat di DTA belum sepenuhnya lengkap, untuk melengkapi administrasi dan pembukuan hanya dilaksanakan jika akan melaksanakan Ujian Akhir atau jika ada pendataan.
5.    Proses pembelajaran yang tidak variatif, dan kebanyakan menggunakan metode ceramah sehingga membuat anak bosan dan jenuh dalam belajar.

C.   Oportunity (Peluang dan Kesempatan)
Sebagai uapaya pengembangan di DTA Al-Ikhlas ada beberapa peluang yang dapat mendukung keberhasilan santri dan lembaga, diantaranya :
1.    Pengembangan manajemen DTA Al-Ikhlas, baik yang berhubungan dengan SDM maupun pengadministrasian dapat mendorong madrasah ini menjadi madrasah yang mendapat kepercayaan masyarakat mengingat madrasah ini didukung oleh lokasi yang strategis dan bangunan milik sendiri.
2.    Senantiasa mengoptimalkan pembinaan santri yang jumlahnya cukup banyak, sehingga hal ini bisa membuat para orang tua bertambah kesadarannya terhadap anak-anaknya dan kepada lembaga pendidikan.
3.    Kompetensi Pendidik yang dimiliki DTA Al-Ikhlas terutama dalam pelajaran tahfidz Qur’an merupakan peluang untuk menjadikan DTA Al-Ikhlas sebagai lembaga pendidikan Islam yang memupuni, dan didukung oleh adanya beberapa pendidik yang berstatus mahasiswa adalah peluang untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih variatif.
4.    Dengan jumlah santri yang cukup banyak, maka DTA Al-Ikhlas bisa menjadi lembaga pendidikan yang besar jika penyaluran bakat dan minat para santri bisa diekspresikan secara maksimal dan mendapat apresiasi yang lebih dari madrasah.

D.   Treat (Tantangan dan Ancaman)
Adapun beberapa tantangan dan ancaman yang dihadapi serta perlu disiasati oleh Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas, diantaranya :
1.    Kemajuan teknologi informasi dan komuniaski yang merupakan salah satu tantangan serius bagi terselenggaranya pendidikan di lembaga pendidikan Islam khususnya DTA Al-Ikhlas, terutama acara televisi yang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan syariat Islam, dan berimplikasi pada prilaku anak yang latah terhadap berbagai prilaku yang ia saksikan melalui tayangan-tayangan yang tidak bersifat mendidik tersebut.
2.    Kesadaran serta perhatian orang tua dan masyarakat terhadap keberadaan DTA Al-Ikhlas yang menganggap bahwa madrasah sebagai tempat untuk mendidik dan menuntut hasil yang maksimal setelah lulus, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa madrasah sebagai tempat penitipan anak dan tanggungjawab serta peran orang tua dalam mendidik anaknya berkurang karena telah dititipkan kepada madrasah.
3.    Lokasi DTA yang berada tepat disamping jalan protocol merupakan tantangan yang cukup serius bagi keselamatan peserta didik, karena peserta didik cenderung sering bermain dan perlu pengawasan yang cukup ketat bagi mereka.

E.   Inovasi yang Perlu Dilakukan
Dengan memperhatikan dan berpegang pada analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity & Treat) di atas, maka peneliti mencoba merumuskan beberapa inovasi bagi pengembangan Diniyah Takmiliyah Al-Ikhlas. Inovasi ini terbagi kedalam inovasi pada manajemen lembaga pendidikan dan inovasi pada proses pembelajaran. Diantara inovasi-inovasi tersebut adalah :
1.     Pepatah mengatakan “Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir”. Oleh karena itu penting untuk melakukan pembenahan dalam masalah manajemen organisasi dan lembaga pendidikan, karena manajemen lembaga serta organisasi yang baik adalah pondasi untuk mencapai keberhasilan terhadap target dan tujuan madrasah.
2.     Kondisi keuangan yang hanya mengandalkan iuran syahriah, maka perlu system manajerial yang baik, sehingga dapat ditentukan skala prioritas dalam penggunaan keuangan tersebut. Serta perlu mencari donatur untuk menutup kekurangan biaya operasional Diniyah.
3.     Perlunya membangun komunikasi yang intens dengan masyarakat melalui optimalisasi peran komite madrasah, hal ini bisa disiasati dengan mengadakan pengajian rutin serta diadakannya kencleng untuk infak guna menunjang opersionalisasi madrasah.
4.     Membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan formal di wilayah tersebut terutama guru PAI, karena keberadaan diniyah sangat menunjang efektifitas pembelajaran PAI di sekolah.
5.     Perlu adanya pendidikan dan pelatihan khusus bagi tenaga pendidik, hal ini untuk menunjang dan merangsang kreativitas pendidik dalam proses belajar mengajar di diniyah. khususnya pelatihan ini dibidang administrasi, media dan metode pembelajaran.
6.     Peningkatan peran orang tua terhadap anak-anaknya, dengan cara memberikan penugasan kepada peserta didik yang melibatkan orang tua dalam pelaksanaan tugas rumah tersebut.



BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pendidikan merupakan aspek sangat vital dalam kehidupan manusia terutama bagi umat Islam yang menjadika Al-Qur’an dan Sunnah nabi sebagai pedoman. Karena betapa pentingnya pendidikan ini, Nabi Saw. Memberikan motivasi kepada ummatnya untuk tidak kenal lelah dalam menuntut ilmu.
Diniyah Takmiliyah Awaliyah merupakan salahsatu lembaga pendidikan Islam yang berupaya untuk memberikan bimbingan dan pendidikan kepada generasi Islam sejak dini, hal ini dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan keagamaan dan sebagai langkah nyata mengejawantahkan titah Nabi.
Dalam keadaan dan perkembangannya DTA Al-Ikhlas cukup mendapat perhatian dari masyarakat terbukti dengan banyaknya santri yang mengaji di Diniyah tersebut. Namun, perlu disikapi pula dengan penetrasi budaya yang sulit terbendung perlu upaya-upaya dan tindakan maksimal dalam rangka membina peserta didik agar mereka mampu mengamalkan apa yang telah mereka pelajari.
DTA Al-Ikhlas perlu melakukan inovasi-inovasi baik dalam manajemen lemabaga dan organisasi, pengembangan sumber daya manusia, pemahaman dan kreativitas tentang tekhnik dan metode pembelajaran serta mengasah potensi santri agar dapat dikembangkan dan senantasai mengapresiasi setiap prestasi yang telah diraih.
Sebuah lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari hambatan serta tantangan, dan tantangan yang dihadapi oleh DTA Al-Ikhlas perlu disiasati dengan upaya fokus kepada kelebihan dan bukannya fokus kepada kekurangan yang ada. Karena keberhasilan personal dan sebuah lembaga pendidikan adalah bagaimana dapat mengembangkan apa yang telah dimiliki dengan cara meningkatkan kreatifitas yang istimror dan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Tekhnologi informasi dan komunikasi yang semakin menyebar dan mengglobal seharusnya dapat digunakan sebagai sarana untuk peningkatan kualitas madrasah diniyah bukan sebaliknya, karena sebagaimana yang diungkapkan Imam As-Syahid Hasan Al-Banna “bahwa kita tidak dapat menaklukan segala sesuatu, yang seharusnya kita lakukan adalah menggunakan sesuatu tersebut untuk menaklukan yang lainnya, dan hal ini adalah asas keberhasilan dalam perjuangan dakwah ini.”

B.   Saran-saran
Madrasah Diniyah yang merupakan asset peradaban Islam perlu diupayakan dan sangat perlu mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik itu pemerintah, masyarakat dan kalangan akademisi. Karena madrasah diniyah dapat dijadikan sebagai proses tahapan pendidikan dan pembelajaran agama pada diri seorang anak.
Oleh karena itu perlu beberapa hal yang peneliti sarankan gunan menunjang dan sebagai bentuk apresiasi terhadap perkembangan madrasah diniyah secara global, diantaranya adalah :
Pertama, mulailah dari saat ini untuk membantu madrasah diniyah dengan cara apapun. Karena sekecil apapun kerja kita dan keikhlasan yang telah kita lakukan akan berbuah pahala dihadapan Allah Swt.
Kedua, perlu adanya taman baca atau perpustakaan untuk menunjang dan mengembangkan pengetahuan pendidik dan peserta didik. Karena melihat kenyataan hamper tidak ada madrasah diniyah memiliki perpustakaan pribadi, dan kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Ketiga, mari kita upayakan membina kesadaran yang lebih tinggi kepada para orang tua untuk lebih memberikan perhatian kepada pendidikan anaknya terutama pendidikan agama.
Dari beberapa saran diatas, semoga bisa mengetuk hati kita semua agar kita senantiasa tanpa lelah mengoptimalkan apa yang kita miliki saat ini untuk kemajuan peradaban Islam, dan salahsatunya bermula dari pendidikan dan melalui madrasah diniyah sebagai lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia.
Semoga segala usaha kita dalam membina dan mengembangkan khazanah keislaman dalam realitas peradaban Islam menjadi wasilah untuk mendapatkan surga Allah Swt.
Billahi fii sabilil haqq, walaa takunanna minal mumtariin ...

Tidak ada komentar: