Proposal Penelitian Tindakan
Kelas
UPAYA MENGATASI KESULITAN MEMBACA
DENGAN METODE PERMAINAN KARTU UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 1
MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis)
Oleh :
NPM. 08.07.0128
A. Latar Belakang Masalah
Proses
pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang didalamnya
terdapat interaksi edukatif antara siswa dan guru merupakan interaksi
unsur-unsur kemanusiaan, yang bertujuan mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan yaitu kemampuan siswa membaca lancar dan fasih. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut, maka guru harus mampu mengatur lingkungan belajar
agar siswa bergairah dan aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu usaha
yang sangat penting agar proses pembelajaran membaca dapat mengantarkan siswa
kepada kemampuan siswa untuk membaca lancar dan fasih, maka pemilihan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran harus diperhatikan
oleh guru.
Melalui metode
pembelajaran diharapkan tumbuhnya berbagai kegiatan proses pembelajaran yang
dinamis dan siswa menjadi aktif belajar, sehingga akan mengantarkan kepada
tercapainya prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Pembelajaran membaca
di kelas rendah pada sekolah dasar cenderung menggunakan metode konvensional
yang monoton, dimana guru menjelaskan nama-nama huruf, mengeja huruf menjadi
kata dan menyambung kata menjadi kalimat dengan menulisnya di papan tulis.
Metode konvensional
tersebut kurang mengikutsertakan aktifitas siswa dalam pembelajaran membaca,
akibatnya siswa menjadi jenuh dan bosan dalam pembelajaran membaca. Karena
kejenuhan dan kebosanan tersebut, maka siswa belajar asal-asalan yang
mengakibatkan sebagian siswa mengalami kesulitan dalam membaca.
Untuk mengatasi
kesulitan membaca pada kelas rendah, maka guru hendaknya mempunyai terobosan
baru dalam penggunaan metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang
diharpkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam membaca dan mengantarkan
pencapaian prestasi belajar yang baik yaitu dengan metode permainan kartu.
Selain itu metode
permainan kartu ini diharapkan mengurangi kejenuhan dan kebosanan siswa dalam
belajar dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Sebagaimana diketahui tujuan pembelajaran dapat
tercapai jika siswa aktif dalam belajar, baik secara segi fisik maupun segi
kejiwaan.
Tugas guru harus
mampu mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga
pengajaran yang dilaksankan oleh guru mampu membelajarkan siswa secara fisik
dan kejiwaan. Salah satu cara membelajarkan siswa kelas rendah yaitu dengan
menggunakan metode permainan kartu. Metode permainan kartu di desain untuk siswa
kelas rendah, mengingat siswa kelas rendah menurut ilmu jiwa masih tergolong
anak kecil sehingga cenderung menyukai permainan dan anak kecil banyak
bergerak/beraktivitas.
Untuk mengatasi
kesulitan membaca dan peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia, aspek membaca inilah maka perlu dilakukan terobosan baru
dalam penggunaan metode pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian tindakan untuk
mengatasi permasalahan ini dengan judul : UPAYA MENGATASI KESULITAN MEMBACA
DENGAN METODE PERMAINAN KARTU UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka identifikasi dalam PTK ini adalah tentang
ketidakefektivan penggunaan metode pembelajaran pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek membaca, sehingga siswa kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis mengalami kesulitan dalam membaca lancar dan fasih yang
menyebabkan prestasi belajar siswa menurun.
Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut, maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Apa
penyebab kesulitan siswa kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis dalam membaca lancar dan fasih?
2.
Apakah
penerapan metode pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia aspek
membaca di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis?
3.
Apakah
perlu diterapkan metode permainan kartu untuk mengatasi kesulitan siswa di
kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia aspek membaca?
4.
Bagaimana
implementasi metode permainan kartu pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek
membaca di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis?
5.
Apakah
dengan menggunakan metode permainan kartu aktivitas siswa di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca menjadi lebih baik?
6.
Apakah
dengan menggunakan metode permaina kartu kesulitan siswa di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca teratasi?
7.
Apakah
prestasi belajar siswa di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca dengan menggunakan
metode permainan kartu lebih meningkat?
Mengacu
pada pembahasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1.
Apakah
dengan menggunakan metode permainan kartu aktivitas siswa di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca menjadi lebih baik?
2.
Apakah
dengan menggunakan metode permainan kartu kesulitan siswa di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca teratasi?
3.
Apakah
prestasi belajar siswa di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca dengan menggunakan
metode permainan kartu lebih meningkat?
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Tujuan PTK ini
adalah :
1.
Upaya
meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia
aspek membaca dengan menggunakan metode permainan kartu.
2.
Upaya
mengatasi kesulitan membaca siswa di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis dengan mengunakan metode permainan kartu.
3.
Upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa pad mata pelajaran bahasa Indonesia aspek
membaca dengan menggunakan metode permainan kartu.
Kegunaan
penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru yang mengajar bahasa Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
1.
Guru
akan memiliki gambaran penggunaan metode permainan kartu pada mata pelajaran
bahasa Indonesia aspek membaca.
2.
Dapat
mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi
permasalahannya.
3.
Dipergunakan
untuk menyusun program peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia aspek membaca.
D.
Landasan Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
A) Landasan Teori
1. Metode Permainan Kartu
a.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqoh artinya langkah-langkah strategis
yang dipersiapkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Jika dihubungkan dengan
pendidikan, maka metode tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam
upaya mengembangkan kepribadian siswa untuk menerima materi pelajaran dengan
mudah, menyenangkan, efektif dan efisien (Ramayulis, 2005 : 3).
Jadi yang dimaksud
dengan metode pembelajaran adalah tekhnik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
secara individual atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat
dipahami oleh siswa (Slameto, 203 : 65).
Pengertian yang
senada mengenai metode pembelajaran ialah “cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran” (Sudjana, 2005 :
76).
Dengan demikian
metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam mengadakan
interaksi pendidikan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan sebelumnya.
b.
Permainan Kartu Merupakan Metode
Pembelajaran
Permaianan kartu
dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca merupakan
sebuah metode pembelajaran. Pembelajaran bahasa dengan menggunakan permainan
memang bukanlah hal yang baru khususnya di negara maju.
Penggunaan metode
permainan kartu ini, dilakukan untuk mengatasi kesulitan membaca pada siswa
kelas 1. Sebagaimana diketahui tingkat perkembangan anak kelas 1 yang rata-rata
berusia 6 – 7 tahun masih tergolong anak kecil sehingga proses pembelajaran
harus berbentuk permainan agar anak dapat beraktifitas belajar dan senang untuk
belajar. Selain itu proses pembelajaran anak kelas 1 perlu menggunakan alat
bantu seperti kartu untuk menghindari sifat verbalisme.
2. Prestasi Belajar
a.
Pengertian dan Tipe-Tipe Prestasi Belajar
Prestasi belajar
adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran
selama periode tertentu. Siswa dikatakan berprestasi, jika telah mengikuti
proses pembelajaran selama periode tertentu yang kemudian dievaluasi oleh guru
untuk menentukan hasil belajar siswa tersebut (Ahmadi dan Supriyono, 2004 :
12).
Pencapaian
prestasi belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Oleh karena itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi
indikator prestasi belajar. Ketiga aspek itu tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki.
a)
Tipe
Prestasi Belajar Bidang Kognitif
Menurut Nana
Sudjana (2005 : 50) tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup :
1.
Tipe
prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
2.
Tipe
prestasi belajar pemahaman (comprehention)
3.
Tipe
prestasi belajar penerapan (aplikasi)
4.
Tipe
prestasi belajar analisis
5.
Tipe
prestasi belajar sintesis
6.
Tipe
prestasi belajar evaluasi
Pengetahuan
hafalan merupakan terjemahan dari kata “knowledge” meminjam istilah Bloom.
Pengetahuna ini mencakup aspek-aspek faktual dan ingatan, seperti batasan,
peristilahan, pasal, hukum, ayat, rumus dan lain-lain (Sudjana, 2005 : 50).
Tipe prestai belajar “pemahaman” lebih tinggi satu tingkat dari prestasi
belajar “pengetahuan hafalan”. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna
atau arti dari suatu konsep.
Menurut Sudjana
(2005 : 51) ada tiga macam tipe belajar pemahaman, yaitu :
a.
Pemahaman
terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya,
misalnya memahami kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan
Al-Qur’an)
b.
Pemahaman
penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda
c.
Pemahaman
ekstrapolasi, yaitu kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan
tesurat, meramalkan sesuatu dan memperluas wawasan.
Tipe prestasi
belajar penerapan (aplikasi) merupakan kesanggupan menerapkan dan
mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dan situasi yang baru
(Sudjana, 2005 : 51).
Tipe prestasi
belajar analisis merupakan kesanggupan memecahkan, menguraikan suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan
tipe prestasi belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar
sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Tipe prestasi belajar
analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah menengah apalagi Perguruan
Tinggi (Sudjana, 2005 : 52 ).
Sintesis merupakan lawan analisis. Analisis
tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian
yang bermakna, sedangkan pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau
bagian-bagian menjadi satu integritas. Sintesis juga memerlukan hafalan,
aplikasi, analisis dan sintesis. (Sudjana, 2005 : 52).
Tipe prestasi
belajar evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai
sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya.
Tipe prestasi belajar ini dikategorikan paling tinggi diantara prestasi belajar
yang lain sehingga mencakup semua tipe prestasi belajar yang telah disebut di
atas.
b)
Tipe
Prestasi Belajar Bidang Afektif
Bidang afektif berkenaan
dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahnnya,
apabila sesorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Ada
kecendrungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian
dari guru. Para guru cenderung lebih memperhatikan atau tekanan pada bidang
kognitif semata.
Tipe prestasi
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi
atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, moti belajar, menghargai guru dan
teman, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisikan
bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan
trsebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang
dicapai.
Menurut Sudjana
(2005 : 53-54) tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar
mencakup :
1.
Receiving
atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar
yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala.
2.
Responding
atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang
datang dari luar.
3.
Valuing
(penilaian), yakni berkenan dengan penilaian dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus.
4.
Organisasi,
yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan
hubungan suatu nilai dengan nilai-nilai dan kmantapan, prioritas nilai yang
telah dimilikinya.
5.
Karakteristik
dan internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan prilakunya.
c)
Tipe
Prestasi Belajar Bidang Psikomotor
Menurut Sudjana
(2005 : 54-55) tipe prestasi belajar bidang psikomotor tanpa dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan
keterampilan itu meliputi :
1.
Gerakan
refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak disadari karena sudah
merupakan kebiasaan
2.
Keterampilan
pada gerakan-gerakan dasar
3.
Kemampuan
perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik
dan lain-lain.
4.
Kemampuan
di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan dan ketetapan.
5.
Gerakan-gerkan
yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
6.
Kemampuan
yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Tipe-tipe prestasi
belajar seperti di kemukakan di atas, tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
berhubungan satu sama lain. Seseorang (siswa) yang berubah tingkat kognisinya,
sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya. Carl
Rogers dalam Sudjana (1991) menyatakan bahwa seseorang yang telah menguasai
tingkat kognitif, maka prilaku orang tersebut sudah bisa diramalkan.
b. Ukuran Prestasi Belajar
Menurut Tohirin (2007 : 67) terdapat beberapa alternatif norma
pengukuran prestasi belajar sebagai indikasi keberhasilan belajar siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma ukuran tersebut adalah:
1.
Norma
skala angka dari 0 sampai 10
2.
Norma
skala angka dari 0 sampai 100
3.
Norma
skala dari 0,0-4,0
4.
Norma
skala huruf A sampai E
Angka terendah
yang menyatakan ketulusan atau keberhasilan belajar skala 0-10 adalah 5 atau 6,
sedang untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60, untuk skala 0,0-4,0 adalah 1,0 atau
1,2 dan untuk skala huruf adalah D. Menggunakan simbol huruf-huruf seperti A,
B, C, D dan E dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol-simbol
angka-angka.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmad Ali
dan Prasetya (2007 : 105-112) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu :
a)
Faktor
Lingkungan
Lingkungan terbagi
menjadi dua, yaitu :
1.
Lingkungan
Fisik/alami meliputi gedung sekolah, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat
belajar, keadaan suhu, waktu belajar dan sebagainya. Sekolah yang bersih, tidak
rusak, jauh dari keramaian, maka proses pembelajaran di sekolah akan berjalan
dengan lancar
2.
Lingkungan
sosial berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar siswa. Lingkungan
sosial yang mempengaruhi efektivitas belajar yaitu lingkungan sosial sekolah
dan lingkungan sosial keluarga siswa.
b)
Faktor
Instrumental
Faktor
instrumental adalah faktor yang keberadaanya dan penggunaanya dirancangkan
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan, sehingga berfungsi sebagai ssarana
dalam mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan sebelumnya. Faktor
instrumental diantaranya kurikulum, program pelajaran, sarana dan fasilitas.
c)
Faktor
Psikologis/kejiwaan
Faktor
psikologis yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar diantaranya minat,
intelegensi, bakat dan motivasi.
3.
Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
a.
Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia adalah salah satu mata pelajaran di SD yang terdiri atas empat aspek
yaitu aspek membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Bahasa Indonesia termasuk
ke dalam kelompok mata pelajaran estetika bersamaan dengan muatan seni dan
budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan (Anonimous, 2007 : 4).
b.
Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tujuan mata
pelajaran bahasa Indonesia yaitu :
1.
Berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan dan
tulisan.
2.
Menghargai
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
3.
Memahami
bahasa Indosesia dan mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan
c.
Pengertian dan Manfaat Membaca
Membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh para pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis. (Tarigan, 2008 : 7).
Menurut Henry
Guntur Tarigan (2008 : 9-10) manfaat membaca adalah :
·
Membaca
untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh
tokoh-tokoh.
·
Membaca
untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang menarik, masalah yang
terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh dan
lain-lain.
·
Membaca
untuk mengetahui atau menemukan apa yang terjadi pada setip bagian cerita.
d. Tujuan
Membaca
Menurut Farida
Rahmi (2008 : 11) tujuan membaca yaitu :
·
Membaca
sebagai kesenangan
·
Menyempurnakan
membaca nyaring
·
Menggunakan
strategi tertentu
·
Memperbaharui
pengetahuan tentang suatu topik
·
Mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah dikaitkan
e. Proses Pembelajaran Bahasa
Indonesia Aspek Membaca dengan Menggunakan
Metode Permainan Kartu
Langkah-langkah
metode permainan kartu :
1.
Pendahuluan
a.
Guru
merencanakan dan mempersiapkan materi membaca yang akan diajarkan sesuai dengan
tema
b.
Guru
mempersiapkan bahan ajar berupa kartu bergambar
c.
Guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa dari pentingnya belajar membaca
bagi kehidupam
d.
Guru
melakukan pengenalan huruf melalui pengejaan
2.
Inti
a.
Setelah
mengenalkan huruf dan kata-kata melalui pengejaan kemudian melakukan
pembelajaran menggunakan kata huruf dan kartu bergambar
b.
Guru selanjutnya memperlihatkan dan
menempelkan kartu huruf dan kartu bergambar di papan tulis, kemudian guru
memperkenalkan huruf-hurf dan mengeja kata-kata yang ada di kartu tersebut
c.
Guru
selanjutnya menyuruh siswa untuk menyebutkan nama huruf yang di tunjukkan oleh
guru
d.
Setelah
dianggap cukup, guru kemudian menyuruh siswa untuk membaca kata-kata yang ada
di kartu bergambar melalui pengejaan
e.
Selanjutnya
guru mengacak-acak kartu huruf kemudian siswa disuruh menunjukkan huruf yang
dipinta guru
f.
Guru
kemudian memperlihatkan kartu bergambar dan siswa di suruh merangkaikan kata
yang ada dalam kartu bergambar tersebut, kemudian menyuruh siswa untuk
merangkaikan kata-kata dengan menggunakan kartu
huruf atau menuliskan kata tersebut pada buku tulis
3.
Penutup
a.
Guru
memeriksa hasil pekerjaan siswa
b.
Guru
menugaskan siswa untuk mnghafalkan huruf dan kata yang telah dipelajarinya
f. Evaluasi Pembelajaran
Bahasa
Menilai
pembelajaran bahasa berarti mengumpulkan, menganalisis, meringkaskan dan menginterprestasikan
data untuk menilai atau menghargai unjuk kerja dan prestasi belajar mereka.
Penilaian bukanlah sekedar mendapatkan nilai hasil tes, tetapi juga memfokuskan
pada pengalaman bahasa yang bermakna.
B) Kerangka Pemikiran
Siswa
adalah sebagai subjek dan objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti
proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai
suatu tujuan pembelajaran telah dirumuskan sebelumnya.
Proses pembelajaran
membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat interaksi
edukatif antara siswa dan guru merupakan interaksi unsur-unsur kemanusiaan yang
bertujuan mencapai tuuan pembelajaran yang telah direncanakan yaitu kemampuan
siswa belajar membaca lancar dsan fasih.
Salah satu upaya
yang sangat penting agar proses pembelajaran membaca dapat mengantarkan siswa
kepada kemampuan siswa untuk membaca lancar dan fasih, maka pemilihan metode
pembelajran yang tepat dan sesuai dengan materi. Salah satu metode tersebut
adalah metode kartu. Berdasarkan kajian pustaka tersebut maka kerangka
pemikiran dalam penelitian in adalah :
Siswa Kesulitan Membaca
|
Proses Pembelajaran Membaca dengan Metode
Permainan Kartu
|
Prestasi Belajar Siswa pada Aspek Membaca
|
C) Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat
dipandang sebagai konklusi. Konklusi sifatnya sementara. Sebagai konklusi
hipotesis tidak dibuat dengan sembarangan, melainkan atas dasar
pengetahun-pengetahuan tertentu.
Hipotesis dalam
PTK ini adalah :
1.
Aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis akan meningkatkan melalui
penerapan metode permainan kartu.
2.
Kesulitan
siswa dalam membaca di kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis akan teratasi melalui penerapan metode permainan kartu.
3.
Prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca di kelas 1 MIS
Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis akan meningkat melalui penerapan
metode permainan kartu.
E.
Prosedur Penelitian
1)
Metode
Metode yang
digunakan dalam menangani masalah aspek membaca dalam pelajaran bahasa
Indonesia di MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis adalah dengan
menggunakan metode kartu. Sebagaimana diketahui bahwa anak kelas 1 masih
tergolong anak kecil sehingga proses pembelajaran harus berbentuk permainan
agar anak daspat beraktivitas belajar, juga dengan metode ini dapat menghindari
sifat verbalisme, mengingat siswa masih belum mengetahui lebih banyak
pembendaharaan huruf dan kata-kata dalam memorinya.
2)
B)
Populasi dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
penelitian adalah seluruh peserta didik kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis, yang berjumlah 29 orang.
Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penentuan sampel penelitian ini
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut : untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan
pengertian sampel dari Arikunto di atas, maka penelitian ini mengambil sampel
sebanyak 100 %.
3)
C)
Instrumen Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melalui
catatan observasi dan tes. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui
peningkatan aktifitas siswa, sedangkan tes dilakukan untuk melihat kemampuan
siswa dalam membaca dan mengukur peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca.
4)
D)
Tekhnik Pengumpulan Data
Secara garis besar
tekhnik pengumpulan data dalam penelitian dapt dilihat pada tabel berikut :
NO
|
Sumber Data
|
Jenis Data
|
Tekhnik Pengumpulan Data
|
Instrumen Data
|
1
|
Siswa
|
Prestasi membaca
|
Tes formatif pada siklus I, siklus II, siklus III dan
post tes
|
Perangkat tes (lembar soal dan lembar jawaban)
|
2
|
Siswa
|
Aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam KBM melalui
metode pembelajaran kartu
|
Observasi
|
Lembar evaluasi aktifitas dan kemampuan membaca siswa
|
5)
E)
Tekhnik Analisis Data
Analisis data
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisis hasil observasi dan
analisis tes. Analisis hasil observasi digunakan untuk menjawab perumusan
masalah nomor 1 dan 2, yakni untuk melihat aktivitas dan kemampuan membaca
siswa kelas 1 MIS Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dalam proses
pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui metode
pembelajaran permainan kartu. Sedangkan analisis tes digunakan untuk menjawab
perumusan masalah nomor 3 yakni untuk mengetahui prestasi membaca siswa kelas 1
dengan menggunakan kriteria belajar tuntas.
6)
F)
Jadwal Penelitian
Waktu pelaksanaan
PTK ini selama 3 bulan Maret sampai bulan Mei 2011, dengan jadwal kegiatan
secara terinci berikut ini :
No
|
Kegiatan
|
Bulan/Minggu ke
|
|||||||||||
Maret
|
April
|
Mei
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Penyusunan dan seminar Proposal penelitian
|
√
|
|||||||||||
2
|
Menyiapkan kelas dan alat
|
√
|
|||||||||||
3
|
Melakukan Tindakan Siklus I
|
√
|
√
|
||||||||||
4
|
Melakukan Tindakan Siklus II
|
√
|
√
|
||||||||||
5
|
Melakukan Tindakan III
|
√
|
√
|
||||||||||
6
|
Menyusun konsep laporan
|
√
|
√
|
||||||||||
7
|
Pelaporan hasil PTK
|
√
|
|||||||||||
8
|
Penggandaan dan pengiriman hasil PTK
|
√
|
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu
dan Prasetyo, JokoTri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka
Setia
Ahmadi, Abu
dan Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara
Anonimous.
2006. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD. Jakarta: BSNP
Dinas Pendidikan Nasional
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Rahim, Farida.
2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana.
2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar