15 April 2011

Observasi DTA Manarul Huda Benteng-Ciamis

Observator : Tanto Al-Jauhari Tanthowie

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah Islam di Indonesia memperlihatkan bahwa pendidikan keagamaan di sini tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat Muslim. Selama kurun waktu yang panjang, pendidikan keagamaan Islam berjalan secara tradisi, berupa pengajian al-Qur’an dan pengajian kitab, dengan metode yang dikenalkan (terutama di Jawa) dengan nama sorogan, bandongan dan halaqah. Tempat belajar yang digunakan umumnya adalah ruang-ruang masjid atau tempat-tempat shalat “umum” yang dalam istilah setempat disebut: surau, dayah, meunasah, langgar, rangkang, atau mungkin nama lainnya. Meskipun sulit untuk memastikan kapan madrasah didirikan dan madrasah mana yang pertama kali berdiri, namun Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) mengakui bahwa setelah Indonesia merdeka sebagian besar sekolah agama berpola madrasah diniyahlah yang berkembang menjadi madrasah-madrasah formal (Asrohah 1999:193). Meskipun demikian tercatat masih banyak pula madrasah diniyah yang mempertahankan ciri khasnya yang semula, meskipun dengan status sebagai pendidikan keagamaan luar sekolah. Pada masa selanjutnya, mengacu pada

Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1964, tumbuh pula madrasah-madrasah diniyah tipe baru, sebagai pendidikan tambahan berjenjang bagi murid-murid sekolah umum. Madrasah diniyah itu diatur mengikuti tingkat-tingkat pendidikan sekolah umum, yaitu Madrasah Diniyah Awwaliyah untuk murid Sekolah Dasar, Wustha untuk murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan ‘ Ulya untuk murid Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Madrasah diniyah dalam hal itu dipandang sebagai lembaga pendidikan keagamaan klasikal jalur luar sekolah bagi murid-murid sekolah umum.
Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan Pemerintah. Madrasah Diniyah adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi hasrat masyarakat tentang pendidikan agama. Madrasah Diniyah termasuk ke dalam pendidikan yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam penguasaan terhadap pengetahuan agama Islam. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang ditindaklanjuti dengan disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama dan keagamaan di Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari keanekaragaman model dan bentuk pendidikan yang ada di bumi nusantara ini.
Diniyah Takmiliyah Manarul Huda adalah madrasah yang didirikian oleh Ust. Yuyun Sofyan pada tahun 1986, terletak di RT. 03 RW. 01 Lingkungan Desa Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Beliau seorang alumni Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Diniyah Takmiliyah ini merupakan salah satu wahana bagi pengamalan ilmu beliau pada dunia pendidikan yang lebih nyata.
Latar belakang pendirian diniyah ini adalah sebagai salah satu upaya untuk menghidupkan syi’ar agama Islam di lingkungan sekitar diniyah serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan agama bagi anak-anak mereka yang ada di sekitar Diniyah ini .
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Ciamis No. : Kd.10.07/2/PP.00.8/1652/2007  tanggal 12 Desember 2007, Diniyah Takmiliyah Awaliyah Manarul Huda terdaftar secara resmi di Kantor Departemen Agama dengan Nomor Statistik Madrasah Diniyah Awaliyah (NSMDA) 4 123 209 192 785.
Diniyah Takmiliyah sejak berdirinya sampai sekarang telah mengalami perkembangan, baik dari segi fisik bangunan maupun dari kurikulum pembelajaran.
Untuk mengakomodasi anak di bawah usia Diniyah, kemudian Diniyah ini mengembangkan pendidikannya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak Al Quran, Taman Pendidikan Al Quran sebagai wahana pendidikan bagi anak-anak yang di bawah usia diniyah dan terus berjalan sampai sekarang.


B.     Visi dan Misi
Visi Diniyah Takmiliyah Manarul Huda adalah membentuk generasi yang saleh (syahsiyah toyyibah) berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah.
Adapun misi yang diemban :
1.      Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada para santri sehingga dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tuntutan agama.
2.      Membekali para santri dengan berbagai disiplin ilmu agama sebagai pegangan dalam mengarungi kehidupan.
3.      Membimbing para santri dalam mengamalkan ilmu yang telah diraih dalam kehidupan sehari-hari.

C.    Identitas, Susunan Komite dan Data Santri
1.      Nama Diniyah Takmiliyah     : Manarul Huda
2.      NSMDA                                : 4 123 209 192 785
3.      Alamat                                   : Jalan  Awilega No. 43 Benteng Ciamis
4.      Lembaga Penyelenggara        : Yayasan Manarul Huda
5.      Struktur Organisasi                : terlampir.
6.      Keadaan Santri                      :
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Keterangan
1
I
4
7
11

2
II
4
6
10

3
III
3
8
11

4
IV
-
9
9

JUMLAH
41


7.      Tenaga Pengajar                     :
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Lulusan                       + PP
Mata Pelajaran
Jml Mengajar
Yuyun Sofyan Ts
Ciamis, 3/13/1953
SD+PP10
SKI
4
Agus Dodi Heryadi
Ciamis, 8/27/1971
SLTA
Fiqih Ibadah
8
Elah Siti N
Ciamis, 7/7/1979
SD+PP3
Quran Hadits
4
Iim Rohimah
Ciamis, 2/16/1983
SLTA
Quran Hadits
4
Iis Miftahussaadah
Ciamis, 3/16/1981
SLTA+PP4
SKI
4
Lela Laelatun N
Ciamis, 3/10/1976
S1+PP5
Bahasa Arab
8
Yuyu Yuliati
Ciamis, 5/29/1966
SLTA
Akidah Akh
8

8.      Komite Madrasah                  : Telampir
9.      Sarana Belajar                        :
a.       Ruang Kelas                     : 3 Ruang
b.      Ruang Kantor                  : 1 Ruang
c.       Toilet                                : 1 Ruang
d.      Masjid                              : 1 Bangunan
10.  Pendanaan Diniyah                :
Pendanaan Diniyah Takmiliyah Manarul Huda sangat tergantung dari Uang Syahriyyah santri yang dipungut sebesar Rp. 5000,-/ bulan/ santri. Walaupun demikian dalam pelaksanaannya masih ada santri yang belum membayar secara penuh setiap bulan. Di samping dana bulanan santri Diniyah Takmiliyah pernah mendapat bantuan dari pemerintah pada tahun 2008 sebesar Rp. 2000.000,- yang dialokasikan untuk operasional Diniyah Takmiliyah.
11.  Prestasi
Pada saat ini Diniyah Takmiliyah baru 1 kali meluluskan santri Diniyah dalam program Kurikulum Departemen Agama. Adapun sebelumnya Diniyah menggunakan Kurikulum Pesantren sehingga tidak ada batas yang tentu dalam proses pembelajaran.
Selama rentang waktu yang cukup panjang santri Diniyah Takmiliyah telah meraih beberapa prestasi diantaranya :
1.      Juara 1 Cerdas Cermat antar Diniyah se-Kecamatan Ciamis dalam rangka menyambut tahun baru hijriah 1432 H.
2.      Juara 1 Cerdas Cermat dalam rangka SIMPAIDITA (Silaturahmi, Musabaqah, Pentas dan Amal Insan Diniyah Takmiliyah) tingkat Kecamatan Ciamis tahun 2009.
3.      Juara 1 Pildacil dalam rangka partisipasi dalam kegiatan FASI (Festival Anak Shaleh Indonesia) tingkat Kecamatan tahun 2010.
4.      Juara 2 Murattal dalam rangka partisipasi dalam kegiatan FASI (Festival Anak Shaleh Indonesia) tingkat Kecamatan tahun 2010.
5.      Juara 1 Pildacil dalam rangka Menyambut Muharram tingkat Kelurahan  tahun 2008.

D.    Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah
1.      Mampu membaca Al Quran dengan fasih dan benar.
2.      Memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan beribadah sesuai dengan Al Quran dan Sunnah.
3.      Memiliki wawasan keislaman yang baik.
4.      Memiliki kepribadian yang baik dan beraklakul karimah, yang diwujudkan dengan sikap disiplin, sopan santun, semangat belajar dan lain-lain.

   
BAB II
PROSES PEMBELAJARAN

A.    Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda  pada awal berdirinya adalah Kurikulum Pesantren Miftahul Huda. Namun dalam perkembangan lima tahun terakhir pihak pengelola mencoba menggabungkan antara Kurikulum Pesantren dengan Kurikulum Departemen Agama dengan menambah alokasi waktu pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan pada masing-masing kurikulum, serta ingin melestarikan ciri khas pesantren salafi di Diniyah tersebut.
Adapun untuk kegiatan pembelajaran membaca Al Quran, Diniyah Takmiliyah Manarul Huda menggunakan metode Iqro karya Asad Humam.
Berikut daftar pelajaran yang disampaikan berdasarkan kurikulum di atas :
KURIKULUM PESANTREN
KURIKULUM DEPAG
Tauhid (Tijan, Majmuatul Aqidah)
Quran Hadits
Fiqih (Safinah & Riyadlul Badi’ah)
Akidah Akhlak
Akhlak (Akhlakul lilbanin)
Sejarah Kebudayaan Islam
Tarikh (Khulasoh Nurul Yaqin)
Fiqih Ibadah
Hapalan Juz ‘Amma
Bahasa Arab
Tajwid
Hapalan Do’a-do’a

B.     Waktu Pembelajaran
Pembelajaran di Madrasah Manarul Huda dilakukan di sore hari dari mulai pukul 14.00 – 15.15 dengan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum Departemen Agama, kemudian dilanjutkan setelah shalat ashar sampai pukul 16.30 dengan materi belajar membaca Al Quran, yaitu Iqra dan Al Quran bagi yang tamat Iqra. Adapun kurikulum pesantren disampaikan pada malam hari, mulai setelah shalat magrib sampai pukul 19.30.


C.    Metode
Pembelajaran disampaikan secara klasikal dan Individual. Adapun metode yang sering digunakan adalah ceramah, unjuk kerja, dan hafalan serta metode lain yang sifatnya insidentil.

D.    Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan berbentuk ulangan harian, ujian akhir semester dan ujian akhir madrasah. Ulangan harian dilakukan setiap akhir bab, masalah teknisnya diserahkan kepada guru  terkait, sementara Ujian Akhir Semester dan Ujian Akhir Madrasah dilaksanakan  sesuai dengan kalender pendidikan Diniyah Takmiliyah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama dengan berkas soal dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Ciamis.

E.     Manajemen Keuangan
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa untuk mendukung operasional Madrasah setiap santri dipungut biaya sebesar Rp. 5000,-/ orang/ santri, walaupun dalam kenyataanya masih ada santri yang belum aktif dalam pembayaran uang syahriyyah tersebut. Uang tersebut dikelola secara mandiri, dan sepenuhnya dialokasikan untuk biaya operasional Madrasah. 
Adapun untuk kegiatan peringatan hari besar Islam dan Pentas kreasi seni santri pada akhir tahun ajaran, pihak madrasah bekerja sama dengan orang tua santri untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

F.     Tata Tertib
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program belajar mengajar di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda disusun tata tertib yang berlaku serta mengikat kepada semua elemen yang ada di Madarasah Diniyah, yang meliputi :
1.      Santri hadir di Madrasah 5 menit sebelum pembelajaran dimulai.
2.      Setiap santri harus bersikap sopan serta santun kepada guru dan sesama santri baik di Madrasah maupun di luar Madrasah.
3.      Santri memakai pakaian yang sopan dan Islami selama proses pembelajaran.
4.      Santri yang berhalangan hadir karena alasan tertentu harus mendapat izin dari guru terkait.
5.      Hendaknya santri mengikuti pembelajaran dengan penuh disiplin dan sungguh-sungguh.
6.      Setiap santri harus mengikuti shalat berjamaah Ashar, Maghrib dan Isya di masjid.

 BAB III
ANALISIS SWOT DAN INOVASI YANG PERLU DILAKUKAN
DI DINIYAH TAKMILIYAH MANARUL HUDA

Setelah melakukan observasi dan mencoba menganalisa terhadap Diniyah Takmiliyah Manarul Huda, Peneliti menemukan beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi Diniyah Takmiliyah Manarul Huda sebagai berikut :

A.    Strength (Kekuatan)
1.      Bangunan
Diniyah Takmiliyah Manarul Huda memiliki bangunan sendiri yang memadai walau tidak bisa dikatan sempurna. Bangunan tersebut terdiri dari 3 ruang belajar dan 1 ruang kantor.
2.      Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik merupakan urat nadi bagi kehidupan diniyah takmiliyah. Tenaga pendidik yang ada di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda sebagian besar lulusan SLTA dan setengahnya pernah mengenyam pendidikan pesantren. Keberadaan tenaga pendidik dengan kualifikasi di atas diharapkan menjadi kekuatan bagi tercapainya keberhasilan pendidikan di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda.
3.      Lokasi mudah di jangkau
Letak Diniyah Takmiliyah Manarul Huda yang berada di tengah-tengah wilayah RW. 01 Lingkungan Desa Kelurahan Benteng merupakan satu kekuatan bagi madrasah tersebut untuk meraih simpati anak didik dan orang tua, karena selain lokasi yang cukup dekat dan mudah dijangkau, juga semua jalan ke arah madrasah tersebut sudah beraspal.

B.     Weakness (Kelemahan)
1.      Seiring dengan adanya kemajuan teknologi informasi, kesadaran orang tua santri pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya, akan peran penting Diniyah Takmiliyah dinilai semakin berkurang.
2.      Kurangnya kesadaran orang tua dalam melaksanakan kewajiban membayar syahriyah setiap bulan.
3.      Administrasi pendidikan yang hanya baru dilengkapi dengan Absen dan Daftar Nilai saja, sehingga administrasi yang lain seperti Silabus, RPP tidak bisa dilakukan.
4.      Proses pembelajaran yang cenderung monoton berupa ceramah bisa membuat anak menjadi bosan dalam belajar.
5.      Ada beberapa orang tenaga pendidik yang belum bisa maksimal dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan mencari nafkah bagi keluarga.

C.    Opportunity (Peluang)
Di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda ada beberapa peluang yang kaitannya dengan keberhasilan santri, diantaranya :
1.      Pengembangan manajemen Diniyah Takmiliyah Manarul Huda, baik yang berhubungan dengan SDM maupun pengadministrasian dapat mendorong madrasah ini menjadi madrasah yang mendapat kepercayaan masyarakat mengingat madrasah ini didukung oleh lokasi yang strategis dan bangunan milik sendiri.
2.      Membangun kerjasama yang intens dengan lembaga pendidikan formal (sekolah) sehingga tercipta saling pengertian antara kedua lembaga ini, dimana madrasah mendukung terhadap pencapaian siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dan sekolah mendukung terhadap kelancaran pendidikan Diniyah dengan mendorong anak didiknya untuk masuk ke Diniyah Takmiliyah.
3.      Dengan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada dengan melakukan pembinaan dan pelatihan, khususnya yang berhubungan dengan pembelajaran dan kemampuan guru, Madrsah Diniyah ini mampu menjadi madrasah yang mendapat kepercayaan masyarakat.
D.    Threat (Ancaman)
Ada beberapa ancaman yang dihadapi oleh Diniyah Takmiliyah Manarul Huda, diantaranya :
1.      Kemajuan teknologi informasi merupakan salah satu hambatan serius bagi terselenggaranya pendidikan di Diniyah Takmiliyah Manarul Huda, terutama acara televisi yang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan syariat Islam, karena disamping televisi menjadi acuan anak dalam berperilaku, juga anak yang sudah kecanduan acara televisi biasanya tidak mau ketinggalan mengikuti acara tersebut sehingga enggan untuk pergi ke madrasah.
2.      Kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan agama yang semakin memudar, sehingga dorongan orang tua terhadap anak untuk mengikuti pelajaran diniyah sedikit berkurang, terutama santri yang kedua orang tuanya bekerja di luar rumah.

E.     Inovasi yang Perlu Dilakukan
Memperhatikan analisis SWOT di atas, maka peneliti mencoba merumuskan beberapa inovasi bagi pengembangan Diniyah Takmiliyah Manarul Huda, diantaranya :
1.      Pepatah mengatakan “Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir”. Oleh karena itu penting untuk melakukan pembenahan dalam masalah manajemen baik yang berhubungan dengan administrasi maupun sumber daya manusia.
2.      Membangun komunikasi yang erat dengan orang tua sehingga orang tua bisa mendukung penuh terhadap kegiatan belajar mengajar, dan bisa membatasi anaknya dalam menonton acara televisi khususnya pada waktu-waktu pengajian. Komunikasi tersebut bisa dibangun melalui adanya musyawarah dengan orang tua yang dimediasi oleh komite madrasah yang membahas tentang bagaimana menangani problem-problem madrasah saat ini.
3.      Melakukan pembinaan kepada tenaga pendidik khususnya yang berhubungan dengan administrasi, media dan metode pembelajaran.
4.      Membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan formal di daerah tersebut.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Diniyah Takmiliyah merupakan salah satu lembaga yang terus berusaha untuk memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat sekitar khususnya dalam bidang pendidikan agama.
Dalam eksistensinya Diniyah Takmiliyah Manarul Huda memiliki beberapa kekuatan seperti memiliki bangunan sendiri, sumber daya manusia yang rata-rata SLTA, serta lokasi yang mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar, namun demikian Diniyah ini masih memiliki kelemahan dalam pengadimistrasian pembelajaran, proses pembelajaran yang monoton dan kesadaran orang tua yang semakin menurun akan pentingnya pendidikan diniyah.
Dari hasil pengamatan penulis, diniyah ini memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi diniyah yang handal jika mampu memaksimalkan manajemen madrasah khususnya yang berhubungan dengan administrasi dan sumber daya manusia. Diniyah juga harus bisa membangun komunikasi dengan orang tua khususnya dalam mendukung proses pembelajaran bagi anak-anaknya dengan melakukan pembatasan bagi anak dalam melihat tayangan televisi.

B.     Saran-saran
Madrasah Diniyah memiliki kontribusi yang penting bagi pembentukan moral dan kemampuan agama anak. Agar usaha ini dapat terus berkesinambungan maka dipandang sangat pantas sekali jika pemerintah memberikan perhatian khusus kepada Madrasah Diniyah sehingga dalam pelakasanaannya bisa lebih maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi praktisi-praktisi pendidikan agar rela kiranya berbagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran dengan guru-guru diniyah yang sebagian besar lulusan SLTA, sehingga pengetahuan mereka tentang pembelajaran yang baik lebih meningkat.

2 komentar:

wsc biolo import china mengatakan...

diniyah lebih inti daripada pemdidikan formal

shujindakara mengatakan...

terima kasih sudah menulis tentang manarul huda, pesantren almamater saya saat masih kecil, tahun 1983-1987.