BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam, yang mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat diketahui dasar¬dasar dan perundang-undangannya melalui Al-Quran. Al-Quran adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam. Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli dalam ayat-ayat Al-Quran. Allah berfirman,
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan kepada jalan yang lebih lurus." (QS 17:9)
Secara istilah Al-Qur’an ialah Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, dan tentunya untuk menyempurnakan ibadah itu haruslah dilaksanakan dengan tatacara yang baik dan benar. Dalam hal ini, membaca Al-Qur’an mempunyai aturan dan tata tertib, dan aturannya itu adalah dengan menggunakan Tajwid. Ketika seseorang membaca Al-Qur’an tanpa menggunakan kaidah-kaidah yang baik dan benar maka tentunya ini akan berakibat fatal terutama dalam makna.
Tak ada satu pun kitab suci selain Al-Qur’an yang memiliki aturan yang seperti ini, hal itu membuktikan bahwa A-Qur’an adalah Kitab yang sekomprehensif Al-Qur’an. Oleh karen itu, dalam makalah ini penyusun akan menjelaskan sedikitnya tentang ilmu tajwid dan tilawah Al-Qur’an. Semoga makalah singkat ini bisa menjadi pencerahan dan memberikan manfaat untuk kita semuanya dan semoga Allah memberikan anugerah kepada klita untuk senantiasa istiqomah dijalan Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
TAJWID DAN TILAWAH
1. PENGANTAR SINGKAT ILMU TAJWID
Dalam pengantar singkat ilmu tajwid ini, akan kita bahas beberapa hal antara lain : Pengertian Tajwid, Keutamaan Tajwid, Hukum Tajwid serta Objek Pembahasan Ilmu Tajwid.
a. Pengertian Tajwid & Ilmu Tajwid
Tajwid secara bahasa artinya at-tahsiin wal ijaadah : baik dan membaguskan. Secara Istilah Tajwid berarti :
التجويد هو إعطاء الحروف حقوقها و ترتيبها , و رد الحرف إلى مخرجه و أصله, و تلطيف النطق به على كمال هيئة من غير إسراف ولا تعسف ولا إفراط ولا تكلف.
Tajwid adalah : Memberikan setiap huruf hak-haknya dan susunannya, mengembalikan huruf pada makhrojnya dan asalnya, menghaluskan pelafalan pada kondisi yang sempurna, tanpa berlebihan dan pembebanan.
Sedangkan ilmu tajwid diartikan sebagai : ilmu yang menjelaskan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang harus dijaga pada saat membaca Al-Quran, sesuai dengan apa yang dipraktekkan kaum muslimin, dari generasi ke generasi , dari Rasulullah SAW.
b. Keutamaan Tajwid
Allah SWt berfirman :
"الله نزل أحسن الحديث كتاباً متشابهاً مثاني تقشعر منه جُلودُ الذين يخشون ربهم، ثم تلين جُلودهم وقُلوبهم إلى ذكر الله"
Artinya : Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. (QS. Az-Zumar : 23)
Pada ayat di atas diisyaratkan bahwasanya Al-Quran idealnya dibaca dengan benar, baik agar bisa mempengaruhi hati mereka yang mendengarnya. Sebaliknya, jika al-quran dibaca dengan seenaknya, maka tidak akan berpengaruh apapun bagi hati yang mendengarnya.
Rasulullah SAW bersabda : " seorang yang pandai membaca Al-Quran akan bersama malaikat yang mulia, sedangkan yang membaca Quran dengan terbata-terbata dan kesusahan, maka baginya ada dua pahala " (HR Bukhori & Muslim)
c. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Para ulama Tajwid bersepakat bahwa setiap muslim dituntut untuk mempelajari hukum-hukum tilawah, dan memperhatikannnya ketika sedang membaca al-quran. Sedangkan lalai dalam masalah ini – tanpa udzur syar'I yang bisa diterima- adalah berdosa.
d. Objek Pembahasan Ilmu Tajwid
Objek pembahasan dalam Ilmu Tajwid, secara garis besar meliputi :
• Hukum-hukum berkaitan dengan Nun ( Ahkamu an-Nuun)
• Hukum-hukum berkaitan dengan Hamzah ( ahkaamu alhamzah)
• Tata Cara Berhenti ( Kaifiyah Al-Waqf )
• Makhorijul Huruf ( Tempat Keluar Huruf)
• Sifat-sifat Huruf
• Ahkamul Mad ( Panjang Pendek Harokah)
2. KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PRAKTEK TAJWID
Kesalahan dalam praktek tajwid , secara umum bisa dibagi menjadi dua bagian besar :
a. Kesalahan Al-Lahn ( Kekurangan dalam pelafalan /tanpa tajwid)
Kesalahan al-lahn dibagi menjadi dua bagian ;
• yang pertama adalah kesalahan Al-Jaliyy (yang Jelas) yaitu kesalahan pelafalan / tajwid yang diketahui oleh banyak orang awam secara umum. Misalnya adalah : salah dalam harokat ( I'rob), atau salah dalam tashrif.
• Yang kedua adalah kesalahan Al-Khofiyy (tersembunyi), yang tidak diketahui kecuali oleh mereka yang bergelut lama di ilmu tajwid atau pakar di bidang Qiro'at. Seperti dalam masalah makhorijul huruf dan sifat-sifatnya.
b. Berlebihan dalam Tajwid ( Mubalaghoh wa Ifrooth)
Berlebihan dalam pengucapan dan pelafalan Al-Quran juga sama bahayanya dengan meninggalkan tajwid. Berikut contoh-contoh kesalahan yang berhubungan dengan berlebihan dalam pengucapan al-Quran :
• At-Tar'iid : pembacaan al-quran dengan bergetar secara berlebihan, bagaikan orang yang menggigil kedinginan atau menahan sakit.
• At-Tarqish : berhenti dan diam pada tempat berhenti, untuk kemudian melanjutkan harokah dengan cepat seperti lari dari musuh atau terkejut.
• At-Tathriib : pembacaan seperti musik, khususnya memanjangkan secara berlebihan pada huruf mad
• At-Tahziin : membaca al-Quran dengan nada sedih yang berlebihan dan hampir-hampir menangis berlebihan
• At-Tardiid : pengulangan ayat terakhir yang dibaca seorang qori' oleh sekumpulan orang yang mendengarkannya.
3. KEUTAMAAN TILAWAH
Tilawah Al-Quran adalah ibadah sunnah yang mempunyai banyak keutamaan, diantaranya yang digambarkan dalam hadits sebagai :
a) Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda : " Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang, yaitu seorang yang diberikan Allah harta lalu ia menginfakkannya siang dan malam, dan seorang yang diberikan Allah al-quran, lalu ia membacanya siang dan malam " (HR Bukhori dan Muslim)
b) Dari Ibnu Mas'ud , Rasulullah SAW bersabda : " Barang siapa yang membaca satu huruf dai kitabullah maka baginya satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya " (HR Tirmidzi)
c) Dari Abu Umamah, Rasulullah SAW bersabda : " Bacalah Al-Quran , karena ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi pembacanya " (HR Muslim)
4. ADAB TILAWAH
Dianjurkan bagi orang yang membaca Quran memperhatikan hal-hal berikut :
a) Hendaknya membaca Quran dalam keadaan berwudlu, karena ia termasuk dzikir yang paling utama, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadast.
b) Membacanya hanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan Al-Quran.
c) Membacanya dengan khusyuk, tenang dan bersahaja.
d) Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membaca.
e) Membaca taáwwudz (audzu billahi minasysyaitanir rajim) pada permulaannya, berdasarkan firman Allah SWT :
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
" dan jika engkau membaca Al-Quran maka berlindunglah kepada Allah dari syaitan yang terkutuk " (QS An-Nahl : 98)
f) Membaca basmalah pada permulaan setiap surah, kecuali surah Al-Baraáh.
g) Membacanya dengan tartil yaitu dengan pelan dan terang serta memberikan setiap huruf haknya (betul makhrajul hurf dan tajwidnya), seperti panjangnya, idgamnya, dsb. Allah SWT berfirman :
وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا
" Dan bacalah Al-Quran secara tartil " (QS. Al-Muzammil : 4)
Karena itulah dalam beberapa haditsnya, Rasulullah membatasi keinginan sahabat yang ingin mengkhatamkan Al-Quran dengan cepat. Dari Ibnu Umar, ia bertanya pada Rasulullah SAW : Ya Rasulullah, berapa lama aku seharusnya mengkhatamkan Al-Quran ? .Rasulullah menjawab : dalam satu bulan. Ia berkata : aku kuat kurang dari itu, maka terus saja Abu Musa minta lebih kurang dari itu, hingga Rasulullah SAW menjawab : bacalah dalam tujuh hari. Ia menjawab : aku kuat kurang dari itu . Maka Rasulullah SAW bersabda : " Tidak akan paham (Al-Quran), orang yang mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari " ( HR Abu Daud)
h) Memikirkan dan mentadabburi ayat‐ayat yang dibacanya. Sesuai perintah Allah dalam firmannya :
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
"Apakah mereka tidak mentadabburi al-Quran ataukah pada hati mereka ada gembok-gemboknya ? " (QS. Muhammad : 24)
i) Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Quran yang berhubungan dengan janji dan ancaman.
j) Membaguskan suara karena itu akan lebih berasa di hati . Rasulullah SAW bersabda : Hiasilah Al-Quran dengan suaramu (HR. Ibnu Hibban )
k) Mengeraskan bacaan jika dianggap lebih baik dan tidak menimbulkan riya.
5. PAHALA DAN HADIAN BAGI ORANG YANG MEMBACA AL-QUR’AN
Nabi Muhammad tidak pernah menyia-nyiakan upaya dan keinginan masyarakat dalam mempelajari Kalamullah:
- 'Uthman bin 'Affan melaporkan bahwa Nabi Muhammad pernah ber-sabda, "Yang terbaik di antara kamu sekalian ada]ah yang mempelajari Al-Qur'an kemudian mengajarkan pada orang lain." Kata-kata yang sama juga dilaporkan oleh `Ali bin Abi.Talib.
- Menurut Ibn Mas'ud Nabi Muhammad memberi komentar, "Siapa yang membaca satu huruf Kitab Allah la akan diberi imbalan amal saleh, dan satu amal saleh akan mendapat pahala sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf."
- Di antara pahala seketika bagi yang mempelajari Al-Qur'an adalah peng-hargaan umat Islam agar bertindak sebagai imam shalat, suatu kedudukan penting yang secara khas diberikan di awal permulaan Islam. 'A'isha clan Abu Mas'ud al-Ansari melaporkan sabda Nabi Muhammad, "Seorang yang be]ajar yang memiliki hafalan terbanyak hendaknya menjadi imam sha]at.1 Amir bin Salima al-Jarmi bercerita bahwa orang-orang dari suku bangsanya menemui Nabi Muhammad menyatakan diri hendak masuk Islam. Sebelum berangkat mereka bertanya, "Siapa yang akan mengimami shalat kita?" Beliau menjawab, "Orang yang menghafal Qur'an, atau mempelajarinya lebih banyak." Pada detik-detik akhir kehidupan Rasulullah, kedudukan imam shalat diberikan pada Abu Bakr setiap hari. Hal ini merupakan penghormatan agung saat penentuan khalifah umat Islam.
- Segi positif lainnya adalah penyebab kemungkinan para Malaikat ber-sama kita. Usaid bin Hudair sedang membaca Al-Qur'an bagian terakhir di satu malam di mana seekor kudanya melompat-lompat ketakutan. Saat ia berhenti, seekor kuda All pun terdiam, dan saat membaca, kuda itu me-lompat-lompat kembali. Kemudian ia berhenti karena khawatir anaknya terinjak. Saat ia berdiri dekat kuda, ia melihat sesuatu seperti tenda meng-gantung di awang-awang penuh lampu-lampu bersinar menjulang ke langit dan kemudian menghilang. Hari berikutnya, la pergi menemui Nabi Muhammad menceritakan kejadian malam itu. la memberitahukan agar terus-menerus membacanya dan Usaid bin Hudair menjawab bahwa ia berhenti karena demi keselamatan anaknya, Yahya. Kemudian Nabi Muhammad berkata, 'Mereka adalah para Malaikat sedang mendengar dan mestinya anda terus membacanya, sebenarnya orang lain bisa melihat di pagi hari karena tidak akan bersembunyi dari mereka."
- Ibn ‘Umar meriwayatkan, "Kecemburuan hanya dibenarkan dalam dua hal: seorang yang telah menerima ilmu Al-Qur an dan membacanya di siang dan malam hari dan orang yang diberi karunia kekayaan Allah serta membantu orang lain di malam dan siang hari."
- f. ‘Umar bin al-Khattab menjelaskan bahwa Nabi Muhammad bersabda, "Melalui Kitab ini, Allah meninggikan beberapa orang dan merendahkan yang lain diantara kita."
- Yang lebih tua di antara orang buta huruf menghafal Al-Qur'an dengan susah payah di mana pikiran dan jiwanya merasa lemah. Mereka tidak tertolak mendapat keberkahan apa pun jua karena pahala besar dijanjikan bagi mereka yang mendengar Al-Qur'an saat dibacakan. Ibn ‘Abbas pernah berkata bahwa siapa yang mendengar satu ayat Al-Qur'an akan mendapat cahaya di Hari Kiamat.
- Adalah sangat memungkinkan bahwa seseorang yang tidak mampu menghafal dengan balk untuk membaca dari hafalannya bisa jadi terasa sedikit malas dalam mencari naskah tertulis. Untuk itu Nabi Muhammad menjelaskan, "Bacaan seseorang tanpa bantuan mushaf, berhakmendapat pahala sebanyak seribu tingkat sedang bacaan dengan menggunakan mushafakan mendapat pahala dua kali lipat menjadi dua ribu."
- Dalam menjelaskan tentang kebaikan orang-orang yang menghafal ‘Abdullah bin ‘Amr memberitahu bahwa Nabi Muhammad berkata, "Seseorang yang mencurahkan hidupnya untuk Al-Qur'an akan diminta di hari kiamat naik ke atas untuk membaca dengan hati-hati seperti yang ia lakukan selama di dunia di mana ia akan masuk surga lamanya setelah bacaan ayat terakhir.
- Bagi yang bermalas-malasan melihat kepentingan ini, Nabi Muhammad menentangnya dengan sebuah peringatan. Ibn ‘Abbas menceritakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda, "Seorang yang tak berminat terhadap AI-Qur'an laksana rumah yang telah hancur. Dan beliau mencela penghafal Al-Qur'an lalu melupakan dianggap dosa besar dan menasihati agar selalu mengulanginya. Abu Musa al-Ash'ari mem¬beritahukan bahwa Nabi Muhammad bersabda, "Segarkan pengetahuan anda tentang Al-Qur'an dan saya bersumpah dengan Nama Allah di mana nyawa Muhammad ada di tangan-Nya bahwa hal ini lebih penting untuk menghindari seekor binatang unta yang kakinya diikat."
BAB III
P E N U T U P
A. SARAN
Adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta sesuai dengan kaidah dan hukum yang telah ditetapkan yang ada dalam ilmu tajwid, karena ketika kita membaca Al-Qurana berarti kita sedang berinteraksi dengan Allah dan Allah amat menyangi dan mencintai orang yang mendawamkan tilawah
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah marilah kita bersungguh-sungguh untuk mempelajari dan senantiasa membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an akan menjadi penyelamat kita di hari qiyamat kelak sebagaimana sabda Rasulullah Saw. “Bacalah olehmu Al-Qur’an, maka ia akan datang pada hari qiyamat kelak dengan syafa’at bagi para pembacanya.” Subhanaalh betapa luar biasa keutamaan yang diberikan oleh Allah bagi para pembaca Al-Qur’an.
Untuk meningkatkan semangat dan motivasi kita dalam membaca dan mentadabburi Al-Quran salahsatunya dengan senantiasa menyadari diri bahwa apakah kita lebih baik bacaannya daripada orang yang berada dibawah usia kita. Contoh sederhana adalah yang ditunjukan oleh seorang Doktor Kecil Asala Iran yang bernama M. Sayyid At-Thabathaba’i yang sudah hafal Al-Qur’an (hafidz) pada usia 6 tahun, dan bukan hanya hafal ia mampu menterjemahkannya dalam bahasa ibunya serta mampu membacakannya dengan terbalik yakni ia mulai membaca dari surat An-Nas sampai Al-Fatihah, luar biasa.
Harus menjadi keyakinan bgai kita semua, dalam sebuah proses dan perjuangan menuntut ilmu dan mencari ridhonya tentu akan banyak halangan yang menyertai, kita seringkali merasa malas bahkan hanya sekedar untuk membaca Al-Qur’an hanya satu lembar perhari, tetapi kita bisa membaca koran beberapa halaman, ini ironis dan perlu menjadi bahan renungan kita bersama.
Semoga Allah menjadikan hati kita mencintai Al-Qur’an dan mudah-mudahan Allah menjadikan Al-Quran ada dihati kita selamanya hingga ajal menjemput kita. Karena Rasulullah Saw. Mewashiyatkan kepada ummatnya du pusaka untuk dicintai dan dipegang teguh untuk jalan keselamatan dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, dua pusaka itu adalah Al-Qur’an dan Sunnah.
B. KESIMPULAN
Al-Harith bin al-A'war menceritakan apa yang terjadi setelah Nabi Muhammad wafat. "Sewaktu melewati masjid, secara tak sengaja saya melihat orang¬orang terlibat pembicaraan bisik-bisik. Kemudian saya menemui 'Ali menceritakan hal itu. Beliau bertanya apakah itu benar dan saya memberi konfirmasi. Kemudian ia berkata, 'Saya mendengar penjelasan Nabi Muhammad yang menyebut, Perselisihan pasti akan terjadi.' Saya ber¬tanya pada beliau bagaimana cara menghindari hal itu. Beliau menjawab, "Kitab Allah adalah satu-satunya cara karena ia mencakup apa-apa yang terjadi sebelum kamu, berita masa depan setelah ini serta keputusan tentang masalah-masalah yang mungkin terjadi di antara kamu sekalian. la merupakan pemisah dan bukan bahan lelucon. Jika terdapat orang yang memiliki kekuasaan sengaja meninggalkan ajarannya, Allah akan mem¬buat perpecahan, dan siapa yang mencari petunjuk dari sumber lain, Allah akan mengantarkan ke jalan kesesatan. Kitab suci Al-Qur'an me¬rupakan tali pengikat dari Allah yang tahan uji, peringatan bijak, jalan lurus di mana dengannya keinginan tak mungkin meleset pada kesesatan, lidah tak akan menjadi galau, dan kaum cendekiawan pun tak akan mampu memahami secara sempurna. Al-Qur'an tidak akan pernah usang karena diulang-ulang dan tak akan seorang yang rakus ilmu akan berhenti mengkajinya. la adalah sesuatu yang makhluk jin tidak segan mengeluar¬kan kata pujian saat mendengarnya, 'Kami telah mendengar bacaan indah yang memberi petunjuk pada yang benar dan kami percaya terhadapnya,' bagi orang yang membaca akan selalu berkata yang benar dan bagi yang bertindak menurut ajarannya akan menuai keberkahan hidup, seorang penegak hukum menurut ajarannya akan berbuat adil, dan siapa yang mengajak orang lain, ia akan memanggil ke jalan yang lurus."
Dari hadits diatasn dapat disimpulkan bahwa betapa penting dan betapa besar pahala membaca Al-Quran, semakin kita meningkatkan intensitas kita untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an maka semakin Allah mencintai kita dan semakin banyak pula keberkahan yang akan diaraih dan diperoleh. Betapa agungnya Al-Quran sehingga keagungan itu tak dapat dibandingkan nilainya dengan dunia dan isinya bahkan dengan seluruh jagat raya ini.
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an dengan intensif akan meningkatkan jiwa yang bersih dan suci sehingga lahir pribadi-pribadi muslim yang sholih dan tentunya Al-Qur’an bukan hanya Kitab yang dijadikan bacaan, karen Allah akan melaknat bagi orang-orang yang membaca Al-Qur’an akan tetapi dia tidak mengamalkan Al-Quran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar