11 Maret 2012

Saat ini ...

Saat ini ...

Mungkin aku hanya bisa mencintaimu dalam diam, dalam serpihan rindu yang terpendam dan pula melalui tulisan yang melukiskan betapa keindahan itu tak mesti terekspresikan melalui ‘perbuatan’, dan aku berusaha melukiskan keindahanmu melalui tulisan. Meski sederhana dan terdata cacat disetiap kata dan kalimatnya. Berharap kau memakluminya.
Begitupun dengan cinta. Cinta adalah genta yang harus didentangkan, ia adalah lagu yang harus didendangkan dan ia harus diungkapkan. Cinta bukan untuk dipendam tapi cinta untuk dipersembahkan.

Buktikan jika kita memang cinta. Cinta pada ibunda, cinta kepada sang ayah, cinta kepada kakak dan adik, cinta kepada tetangga, cinta kepada sahabat dan cinta kepada siapapun yang ingin kita cintai. Meskipun cinta yang kita persembahkan begitu sederhana, namun ketulusan akan mengubahny menjadi Sesutu yang mewah. Meski cinta yang kita persembahkan kepada mereka tak sebesar dengan pemberian mereka, namun setidaknya kita telah mencoba untuk mencintai mereka.

Membalas cinta dengan balasan yang sepadan belum tentu mampu kita lakukan, namun begitu mereka yang telah membesarkan kita dengan cinta, yang telah menemani hari-hari kita dengan penuh tulus sesungguhnya tak pernah mengharap balas dan jasa, mereka hanya ingin menginginkan kita bahagia.

Adapun, jika kita belum sempat membalas kebaikan yang telah diberikan oleh orang-orang yang mencintai kita maka alihkanlah rasa cinta dan ketulusan itu kepada orang lain. Agar semangat cinta dan ketulusan yang dirasakan memapu menular kepada setiap hati dan hinggap pada segenap jiwa manusia. Karena, masih banyak manusia yang belum tersentuh oleh cinta dan mereka sangat membutuhkannya. Diantara mereka ada yang menunggu dalam ruang yang gelap, ada yang berjalan dengan tertatih, ada yang menengadahkan tangan dan diantara mereka ada pula yang telah menempuh perjalanan jau, kehausan dan mengharapkan seseorang menghilangkan dahaga yang ia rasakan.

Jalan yang mulus tak akan menghasilkan pengemudi yang hebat. Laut yang tak bergelombang tak akan menghasilkan nahkoda yang handal dan langit yang tak beawan tak akan menghasilkan pilot yang tangguh. Semua ada dan tercipta untuk membentuk sebuah kualitas diri, untuk memperteguh eksistensi kita dan menjadikan diri kita begitu berharga dibanding yang lainnya. 


Begitupun cinta, ia diuji dengan berbagai tantangan yang kadang membuat penggenggamnya menjadi panik dan terus dalam kegusaran, bahkan kepedihan selalu melanda. Namun, bukankah cinta yang dibasuh air mata akan tetap murni dan suci alami. Cinta yang dibilas dengan darah dan keriangat akan mengalirkan sungai keagungan dan saksi yang menjadi kunci bahwa cinta yang terurai adalah buah dari pengorbanan

Setiap kita adalah penyanyi, hanya saja apakah kita bisa atau tidak menyenandungkan lagu yang ada pada diri kita. Dalam diri kita terdapat buku, hanya saja apakah kita mampu menuliskannya atau tidak ? Inilah pertanyaan yang harus kita jawab dan harus dibuktikan tentunya. Bahwa kita mampu menuntaskan setiap rencana yang kita buat dan mampu menggapai setiap keinginan itu dengan memunculkan raksasa yang ada dalam diri kita. Dan Cinta, menjadi jembatan menuju pencapaian sebuah harapan, menjadi rantai yang menyambungkan kita pada gunung menjulang dan sayap yang akan membawa kita melintasi langit nan luas.


Mencintai dan dicintai adalah fitrah, dan semoga kita mampu mengindahkan fitrah itu dan menjadikannya lebih indah dari apa yang kita bayangkan.

Tidak ada komentar: