16 Juni 2011

Pandangan Itu …

كُلُّ الحَوَادِثِ مَبْـدَاهَا مِن النَّظَرِ
 وَمُعْظَمُ النَّارِ مِنْ مُسْتَصْغَرِ الشَّرَرِ
كَمْ نَظْرَةً بَلَغَتْ مِنْ قَلْبِ صَاحِبِها
 كَمَبْلَغِ السَّهْمِ بَيْنَ القَوْسِ وَالوَبَرِ
وَالعَبْدُ مَا دَامَ ذَا طَرَفٍ يُقَلِّبُـه
 فِيْ أَعْيُنِ الغَيْرِ مَوْقُوْفٌ عَلىَ الخَطَرِ
يَسُرّ مُقْلَتَـه مَا ضَرَّ مِهْجَتَـه
 لاَ مَرْحَبـًا بِسُرُوْرٍ عَادَ بِالضَّرَرِ

Setiap petaka bermula dari lirikan
laksana kobaran api berasal dari bunganya  yang kecil.
Betapa banyak lirikan menembus hati tuannya
seperti anak panah mengenai sasaran, melesat dari busur dan senarnya.
Seorang hamba, selama dia masih mempunyai kelopak mata yang mengedip orang lain
maka dia berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
(Dia memandang hal-hal yang) menyenangkan matanya, tapi membahayakan jiwanya
maka janganlah kau sambut kesenangan yang membawa petaka.



وَكُنْتَ مَتَى أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا
 لَقَلْبُـكَ يَوْمًا أَتْعَبَـتْكَ المَنَاظِرُ
رَأَيْتَ الذِيْ لاَ كُلَّـهُ أَنْتَ قَادِرُ
 عَلَيْهِ وَلاَ عَنْ بَعْضِـهِ أَنْتَ صَابِرُ

Bila -suatu hari– engkau lepaskan pandangan matamu menuntun hatimu
niscaya apa yang dipandangnya akan melelahkan (menyiksa) dirimu sendiri.
 Engkau melihat sesuatu yang engkau tidak mampu mewujudkannya secara keseluruhan
dan engkau juga tak kuasa menahan diri untuk tidak melihat (walau hanya) sebagian saja.

يَا نَاظِرًا مَا أَقْلَعَت لَحَظَاتُـه @ حَتَّى تَشَحَّطَ بَيْنَهُنَّ قَتِيْـلاً

Wahai orang yang suka melirik, matamu tak akan usai jelalatan
Hingga engkau jatuh bersimbah darah di antara lirikan matamu.

مَلَّ السَّلاَمَةَ فَاغْتَدَتْ لَحَظَاتُـهُ @ وَقْفًا عَلَى طَلَلٍ يَظُنُّ جَمِيْلاً
مَا زَالَ يَتْبَـعُ إِثْرَه لَحَـظَاتِـه @ حَتَّى تَشَحَّطَ بَيْنَهُـنَّ قَتِيْلاً

Jemu sudah dia selamat, lalu ia biarkan matanya jelalat,
Berdiri di tempat tinggi menyaksikan segala yang diduganya indah.
Begitulah, dia terus larut, lirikan demi lirikan
hingga akhirnya jatuh bersimbah darah terbunuh di antara lirikan matanya.

يَا رَامِيًا سِهَامَ اللَّحَـظِ مُجْتَهِـدًا
أَنْتَ الْقَتِيْـلُ بِمَا تَرْمِيْ فَلاَ تُصِبِ
وَبَاعِثَ الطَّرْفِ يَرْتَادُ الشِّفَاءَ لَـهُ
احْبِسْ رَسُوْلَكَ لاَ يَأْتِيْكَ بِالْعَطَبِ

Wahai orang yang sungguh-sungguh melepas anak panah lirikannya,
engkaulah sebenarnya yang terbunuh oleh anak panah yang engkau lepaskan, ia tidak mengenai sasaran yang engkau tuju.
Orang yang melepas pandangan akan kehilangan kesehatannya.
tahanlah pandanganmu, agar tidak mendatangkan petaka bagimu.

مَا زِلْتَ تُتْبِعُ نَظْـرَةً فِي نَظْـرَةٍ @ فِي إِثْرِ كُـلِّ مَلِيْحَـةٍ وَمَلِيْـحٍ
وَتَظُنُّ ذَاكَ دَوَاءَ جُرْحِكَ وَهْوَ فِي الـ@تَّحْقِيْقِ تَجْرِيْحٌ عَلىَ تَجْرِيْحٍ
فَذَبَحْتَ طَرْفَكَ بِاللِّحَاظِ وَبِالْبُكَاءِ @ فَالقَلْبُ مِنْكَ ذَبِيْـحٌ أَيُّ ذَبِيْحٍ

Kau senantiasa melirik satu demi satu,
menguntit (wanita) cantik dan (pria) tampan.
Kau kira dapat menawar luka (syahwat)mu,
Sesungguhnya engkau menoreh luka di atas luka.
Kau sembelih matamu dengan (pisau) lirikan dan tangisan,
 hatimu juga tersembelih sejadinya.

Tidak ada komentar: