6 November 2011

Gundah …


Entah perasaan apa yang menyelimutiku ketika kau hendak menjauh. Bukan menjauh dari perasaanku, bukan menjauh dari hatiku, bukan pula menjauh dari cinta dan kasih saying yang telah ditautkan. Engkau menjauh dari peredaran hidupku dalam keseharaian.

Sebenarnya, ini sangat berat bagiku. Untuk ku alami yang ketiga kalinya, setelah masa lalu aku tak berhasil mempertahankan segala obsesiku tentang seseorang yang kucintai engan sepenuh hati. Entah trauma atau hanya ketakutan yang wajar, tapi ini membuatku merasa gundah, teramat gundah, karena aku tak ingin terperosok kedalam lubang yang sama untuk yang ketiga kalinya. Karena aku tak ingin mengulang sejarah menyakitkan yang sama tentang cinta yang kandas karena jarak dan terbatasnya waktu.


Hingga saat ini aku masih tetap memendam keresahan ini, apakah engkau harus tahu atau tidak, semakin membuatku resah. 

Sayang, seandainya aku memiliki kekuatan yang lebih untuk menahanmu tidak menjauh dariku, pasti akan kulakukan. Aku ingin mengikatmu dengan kepastian, namun ternyata aku masih terbelenggu dengan alas an klasik yang sama pada masa silam, dan entah sampai kapan ini berlaku, hanya aku yang patut memastikan atas sebuah keputusan mahas besar ini.

Sekali lagi aku katakana, bahwa aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hati, menyayangimu dengan sepenuh jiwa. Semoga saja ruang dan waktu yang menyekat perjalan kita mampu tertembus pada saat yang telah ditentukan, yaitu ketika aku pasti meminangmu dengan kalung kebahagiaan dan kuselipkan cincin keabadian.

Ini hanya catatan kecilku. Ini hanya kegundahanku yang melampaui keterbatasanku. Semoga kau mengerti, bahwa ini memang berat tapi aku tetap dalam keadaan tak berdaya, dan dengan dalih yang sama, yaitu untuk kebaikanmu. Untuk kebaikan masa depan kita, katamu. Semoga …

Tidak ada komentar: