10 November 2011

Makalah: KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN AGAMA



BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya manusia itu sendiri ingin berbuat yang terbaik, tetapi dalam kehidupannya yang serba maju dimana anak-anak kita sudah banyak terpengaruh budaya luar, sehingga banyak anak usia sekolah yang mengalami perubahan akhlak baik sekolah umum maupun sekolah agama.
Guru agama adalah motor penggerak pendidikan agama karena itu ia adalah pribadi berakhlak yang dicerminkan dalam dirinya. Berdisiplin tinggi, berwibawa, menguasai metode dan memiliki kepemimpinan. Ia harus tekun bekerja memeriksa semua penugasan kepada murid sekaligus memberikan bimbingan dan sangsi.
Orang tua memegang peranan penting dalam melaksanakan pendidikan agama dirumah. Namun yang lebih penting orang tua diharapkan dapat menjadi teladan dalam segala hal.
Karena kita tahu bahwa anak-anak adalah harapan kita semua sebagai generasi penerus Bangsa. Apabila akhlak anak-anak kita rusak, apa yang kita harapkan dari mereka melainkan kehancuran. Oleh sebab itulah untuk menghindarkan hal-hal yang tidak kita inginkan, maka mulai usia dini perlu kita tanamkan pengisian akhlak kepada anak-anak agar mereka menjadi pemimpin Bangsa yang beriman.
Akhlak tidak akan tumbuh tanpa diajarkan dan dibiasakan oleh karena itu ajaran agama diajarkan secara bertahap, juga harus diikuti secara terus menerus bentuk pengalamannya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Keberhasilan pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab guru agama, tetapi semuanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Agar akhlak anak sebagai pemimpin bangsa nantinya akan berhasil membangun tanah airnya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB II
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN AGAMA

  1. Pengertian Perkembangan Agama
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif yaitu meliputi perkembangan segi fungsi-fungsi kepribdian manusia misalnya fungsi perhatian, pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, pemikiran, perasaan dan kemauan setiap fungsi yang disebutkan daiats dapat mengalami perubahan. Perubahan ini tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan melainkan perkembangan. Oleh karena itu perkembangan menyangkut berbagai fungsi baik jasmaniah maupun rohaniah maka aka salah apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalah semata-mata sebagai pertumbuhan atau proses psikologis perkembangan adalah semata-mata sebagai pertumbuhan atau proses psikologis.
Perkembangan jiwa beragama pada anak mengikuti pada aspek perkembangan jiwa yang lainnya. Pada umumnya, pembahasan tentang perkembangan jiwa terbagi menjadi tiga bagian, pembagian tersebut amat disederhanakan, sehingga membutuhkan pejelasan tersendiri.
1.      Menurut Zakiah Darajat
Klasifikasi yang ditampilkan misal amat luas. Sebagai contoh adalah perkembangan jiwa pada masa anak-anak, termasuk di dalamnya perkembangan pada masa sebelumnya, masa anak-anak awal, sehingga rentang untuk anak-anak dimulai dari umur 2-12 tahun, yang jelas jauh beragam dan terpadu.
Zakiah Darajat menjelaskan bahwa dalam diri manusia, selain mempunyai kebutuhan jasmani juga mempunyai kebutuhan rohin. Terdapat enam unsur kebutuhan yaitu:
a.       Kebutuhan akan kasih sayang
b.      Kebutuhan akan rasa aman
c.       Kebutuhan akan rasa harga diri
d.      Kebutuhan akan rasa bebas
e.       Kebutuhan akan rasa sukses dan
f.       Kebutuhan akan rasa ingin tau.
Gabungan dari keenam kebutuhan itu menyebabkan orang membutuhkan agama.
2.      Menurut Bernard Spikal, Walter Houstan Clark, Leiws Sherril, dan sebagainya dalam penjelasannya diuraikan tentang perkembangan religius selama tahap-tahap besar dalam kehidupan. Mereka mencoba mengungkap sumber jiwa beragama pada diri seseoarang.
3.      Thomas mengungkapkan teori The Four Wishes (1969) menyatakan terdapat empat macam keinginan dasar yang ada pada dalam jiwa, dan inilah yang menjadi sumber jiwa beragama, yaitu:
a.       Keinginan untuk keselamatan
b.      Keinginan untuk mendapat penghargaan
c.       Keinginan ditanggapi dan
d.      Keinginan akan pengetahuan (pengalaman) yang baru.
4.      G.M. Straton (1993) mengemukakan teori konflik. Jiwa beragama,menurutnya adalah bersumber pada adanya konflik dalam kejiwaan manusia.jika konflik itu mulai mencekam manusia akanmempengaruhi keadaan jiwanya, manusia akan berusaha mencari pertolongan pada kekuasaan yang tertinggi. Thomas Van Aquino berpendapat bahwa sumber jiwa agama adalah berpikir. Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berpikirnya. Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berpikirnya.

  1. Perkembangan Agama Pada Masa Anak-anak
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,pengalaman dan latihan-latihan yang dimulai pada masa kecilnya dulu yang didapatkan dari keluarga, pendidikan sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Apabila seorang pada masa kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka kelak dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan anak yang waktu kecilnya mempunyai pendidikan dan pengalaman agam, mislanya ibu dan bapaknya orang tua beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama. Maka orang itu dengan sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama, dan dapat merasakan betapa nikmat hidup dalam beragama.
Bagaimana timbulnya kepercayaan agama pada anak-anak, jika anak-anak dibiarkan saja tanpa didikan agama, dan hidup dalam lingkungan tidak beragama, maka ia akan menjadi dewasa tanpa agama.
Yang dimaksud dengan masa anak-anak adalah sebelum berumur 12 tahun. Jika mengikuti periodesasi yang dirumuskan Elizabeth B. Hurlock, dalam masa ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
a.       0-2 tahun (masa vital)
b.      2-6 tahun (masa anak-anak)
c.       6-12 tahun (masa sekolah)
Seperti teori four wisher yang dikemukakan oleh thomas, bahwa manusia dilahirkan kedunia ini memiliki empat keinginan, yaitu:
a.       Keinginan untuk selamat
b.      Keinginan untuk mendapat pengalaman baru,
c.       Keinginan untuk mendapatkan tanggapan baru, dan
d.      Keinginan untuk dikenal
Sementara Woodwort berpendapat bahwa bayi dilahirkan telah memiliki beberapa insting, diantaranya insting keagamaan.

  1. Pembinaan Agama Pada Anak
Perkembangan agama pada anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama dan semakin banyak unsur agama maka sikap, tindakan, kelakuan, dan caranya menghadapi akan sesuai dengan ajaran agama, diantara masalah yang perlu diketahui oleh para guru agama adalah pembinaan pribadi anak.
Setiap orang tua dan guru ingin membawa anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji semua dapat disahakan melalui pendidikan baik yang formal (disekolah) maupun informal (dirumah oleh orang tua) setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui penglihatanm, pendengaran maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadi anak.
Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Sikap anak terhadap orang tua, agama dan pendidikan agama sangatlah dipengaruhi oleh sikap orang tuanya dimana fungsi orang tua terhadap anaknya dapat digambarkan berdasarkan firman Allah SWT Surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR 
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S.At-Tahrim : 6)
Dari kutipan dalil diatas fungsi orang tua terhadap anaknya adalahsebagai pendidik uatama dalam pembinaan pribadi anak, pembinaan ini melalui latihan-latihan, perbuatan misalnya kebiasaan makan, minum, buang air mandi dan sebagainya.
Hubungan orang tua dengan anak dilaksanakan dengan penuh pengertian dan kasih sayang dapat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak, yang akan membawa kepada pembinaan pribadi anak yang tenang, terbuka dan muda di didik karena ia mendapat kesempatan yang capak dan baik untuk tumbuh dan berkembang.
Masa pendidikan disekolah dasar, merupakan kesempatan pertama yang sangat baik untuk membina pribadi anak setelah orang tua. Disekolah dasar memiliki persyaratan kepribadia dan kemampuan untuk membina pribadi anak, maka anak yang tadinya sudah mulai tumbuh kearah yang kurang baik dapat segera diperbaiki.


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwa:
1.      Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif yaitu meliputi perkembangan segi fungsi-fungsi kepribdian manusia.
2.      Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,pengalaman dan latihan-latihan yang dimulai pada masa kecilnya dulu yang didapatkan dari keluarga, pendidikan sekolah dan lingkungan sekitarnya.
3.      Perkembangan agama pada anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama dan semakin banyak unsur agama maka sikap, tindakan, kelakuan, dan caranya menghadapi akan sesuai dengan ajaran agama.
4.      Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam kehidupan anak.


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, 1991. Perkembangan anak. Erlangga, jakarta.
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, 2004, Psikologi Remaja (Perkembangan Peseta didik), Jakarta; PT. Bumi Aksara.

Tidak ada komentar: