Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang menganugerahkanku usia hingga dapat menikmati
Ramadhan kali ini. Syukur terlantun tak henti, karebna tak semua orang bias
bersantap sahur dengan tenang dan melaksanakn ibadah shaum dengan tenang pula.
Namun,
dibalik semua kekhidmatan Ramadhan kali ini ada setitik haru menyeruak dalam
hati. Ya, kesedihan yang tak dapat terpupuskan dari hati. Tahun ini, meski
seperti tahun-tahun sebelumnya aku tak bias bersama keluarga tercinta.
Tahun
ini, semua keluarga tercinta melaksanakan sahur di tempat yang berbeda dan
berjauhan;
ü Mamah
dan Bapak sahur berdua di Garut,
ü
Aku sahur pertama di Kwarcab Pramuka Ciamis,
ü
Adik pertamaku, ‘Dede’ Yuda Nugraha adalah
yang paling jauh dari seluruh keluarga. Dia harus melaksanakan sahurnya di
negeri perantauan, Brunei Darussalam. Rencananya selama sebulan Ramadhan akan
menjalani ibadahnya di negeri perantauan,
ü
Adik keduaku, Sony “Andri” Lestiana sahur di
Sukajadi Bandung. Karena ia telah bekerja dan tinggal disana,
ü Terakhir,
si Bungsu ‘Ade’ Muhammad Amtsal Karim yang biasa dipanggil ‘Oki’ harus sahur di
Pesantren Multazam, Padasuka Bandung.
Ya,
kami sekeluarga berjauhan tempat dan waktu. Kami harus menjalani semuanya
dengan kerinduan yang terpendam, dengan kesabaran yang terus bertahan dan
dengan keharuan yang semakin mendalam.
Allah
… Aku hanya minta pada Mu untuk menjaga seluruh keluargaku dimanapun mereka
berada. Jadikan kami keluarga yang senantiasa dinaungi hidayah Mu, keluarga
yang diliputi bahagi dari Mu, keluarga yang diselimuti harapan bersama Mu dan
jauhkan kami dari yang Engkau murkai.
Dengan
penuh harap, semoga Ramadhan kali ini –meski tak bersama keluarga tercinta-
menyiratkan beribu hikmah dan berjuta berkah yang Engkau janjikan kepada
hamba-hamba yang totalitas dalam beribadaha. Dan aku beserta keluargaku kelak,
saling bergandeng tangan dapat berjalan di gerbang Mu, Ar-Rayan.
Allahumma
Aammiin …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar