28 Mei 2011

Sabar : Catatn Kecil Kuliah Hari Jum'at

Sungguh hari jum’at selalu menjadi hari yang menyenangkan, hari yang selalu menghadirkan inspirasi, hari yang sarat dengan makna. Mengapa ? alasannya hanya karena seorang dosen yang selalu ‘memprovokasi’ kami (para mahasiswa) untuk berpikir dan bahkan seringkali ia telak ‘mempermalukan’ kami  dengan fakta sejarah Islam yang sering ia sampaikan pada kami, dan dalam hal ini kami samasekali tidak bias berkutik jika kami dikatakan ‘buta sejarah’. Walaupun sebenarnya beliau bukan seorang dosen mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam atau Sejarah Peradaban Islam, beliau adalah Dosen Mata Kuliah Hadits bernama Drs. H. Abdul Fatah.

Jum’at (27 Mei 2011) kali ini beliau menghadirkan sebuah teks haits di papan tulis yang ditulis oleh salahsatu mahasiswa tanpa syakal, dan tentu dapat diduga bahwa pasti kami akan menjadi ‘objek penderita’ lagi. Dan tentu saja, ia menunjuka salah seorang mahasiswa untuk membacakan hadits tersebut, dan sangat tepat mahasiswa yang diamantkan untuk membaca ia balelo. Dosen pn berkata “Awas, jangan diturut apa yang disampaikannya. Itu Sesat dan menyesatkan.” Diiringi tawa riuh seluruh kelas. Perlakuan ini belum berakhir, setelah membaca teks hadits tersebut kemudian kami diperintahkan lagi untuk menerjemahkan hadits tersebut. Bleb, kami terdiam dan hanya ada 1, 2 dan tidak lebih dari 5 orang yang bias meraba terjemah dari hadits tersebut.


Hadits yang dibahas kali ini adalah tentang Sabar, berikut adalah terjemah hadits tersebut :

      Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu ia berkata: "Rasulullah saw. melewati seorang perempuan yang sedang menangis di atas kuburan, maka beliau saw. bersabda: bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, maka perempuan itu menjawab: tinggalkanlah aku sendiri, karena engkau tidak tertimpa suatu musibah seperti musibahku, dan engkau tidak mengetahuinya, maka di katakan kepadanya: sesungguhnya dia adalah seorang Nabi, maka ia mendatangi pintu Rasulullah saw. maka ia tidak mendapati di sisinya penjaga pintu, maka ia berkata: saya tidak mengetahui baginda, maka Rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya sabar itu di awal kejadian".1. Muttafaqun 'alaihi.
Makna yang terkandung didalam hadits tersebut adalah bagaimana kita menyikapi suatu musibah dengan cara yang baik dan mendapat ridla Allah Swt. Dan cara itu adalah sabar. Kesabaran merupakan salahsatu kunci atau tiket untuk meraih surga Allah Swt. Kesabaran akan menjadi kifarat (penggugur) atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuat dan kesabaranlah yang akan menjadikan hidup manis dalam duka, dan tersenyum indah ketiak ditimpa bencana.


Sabar secara garis besar dikategorikan kedalam 4  hal, yaitu :
  1.    Sabar ketika mendapat mushibah

Hal ini mungkin sudah lazim dan banyak orang memahaminya. Persis yang digambarkan pada redaksi hadits diatas. Orang yang sabar ketika mendapat musibah yang pertamakali akan diucapkannya adalah “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un”, dari Alllah kembali kepada Allah, bukannya menggerutu apalagi mencaci maki dengan keadaan yang menimpanya. Kesedihan adalah manusiawi, tapi jika dilakukan secara berlebihan hal ini akan berdampak terhadap penentangan terhadap takdir Allah.
  1. 2.       Sabar ketika mendapat nikmat

Jarang sekali orang yang menyadari tentang ujian kenikmatan. Dosen kami memberikan sebuah penjelasan yang diambil dari sebiah hadits dalam Kitab Riyadus Shalihin. Bahwa dalam kisah tersebut terdapat 3 orang yang memiliki kekurang fisik. Pertama adalah si Gundul, kedua adalah si Kudis dan yang ketiga adalah si Buta. Melalui perantaraan Malaikat, Allah Swt. Menghilangkan segala kekurangan mereka bahkan mereka diberikan kehidupan yang berkecukupan. Namun, pada akhirnya ketika hari ujian tiba, hanya 1 orang yang LULUS dari ujian kenikmatan tersebut, yaitu si Buta.
  1. 3.       Sabar ketika ditantang untuk bermakshiyat

Makshiyat adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan bahkan menyilaukan, dan hanya oang-orang yang sabarlah yang mampu keluar sebagai pemenang dari nafsu makshiyat ini. Bukankah Rasul Saw. Telah menjelaskan kepada kita bahwa kelak pada Qiyamat terdapat 7 (tujuh) golongan yang akan mendapatka perlindungan (pertolongan) dari Allah dimana pada waktu itu tidak ada satupun perlindungan kecuali perlindungan Allah semata. Salahsatunya adalah jika seseorang diajak untyuk melakukan makshiyat, maka ia akan berkata “inni akhasfullah” ‘Sungguh aku takut kepada Allah”.
  1. 4.       Sabar ketika melaksanakan ibadah atau keta’atan kepada Allah.

Adakah suatu amalan ibadah yang menyenangkan secara nafsu manusia ? sungguh, tak ada satupun ibadah yang menyenangkan untuk diperbuat kecuali ia telah berbalut keimanan, kecuali ia telah berselendang keyakinan dan telah berselimut ketaqwaan. Mungkin kita akan heran, betapa ada orang yang mampu mengangkat beban hingga 100 kilogram, akan tetapi belum tentu ia mampu mengangkat selimut ketika adzan shubuh berkumandang.

Demikian beliau menyampaikan uraian hadits yang subhanallah sangat sarat dengan makna dan begitu indah jika bisa menjadi realita dikalangan kita, dan tak heran jika seorang Shahabat Nabi Saw. Pernah berkata “jika aku sabar dan syukur adalah 2 buah tunggangan, aku tidak peduli lagi mana yang akan menjadi tungganganku.

Pelajaran belum usai, dan belum berada pada titik klimaks. Terakhir beliau menceritakan sebuah kisah tentang Ashabul Ukhdud. Ketika ditanyakan kepada kami, kami kembali terdiam dan menjadi pusat ‘ejekan’ untuk yang terakhir kalinya. Meski begitu, beliau tetap menceritakannya. Meski singkat dan terkesan terburu-buru, tapi tetap membekas, hingga ini menjadi catatan pribadi saya. Dan kisah yang diangkat dari Al-Qur’an yang terdapat dalam Surat Al-Buruj ini adalah salahsatu gambaran tentang kesabaran hamba-Nya dikala mendapat musibah, kesabaran yang harus ditebus dengan kematian, kesabaran untuk mempertahankan sebuah keyakinan dan kesabaran atas derita dan siksa yang diterima. Sungguh kisah yang menyentuh, mencerdaskan dan membangkitkan. Untuk membaca cerita tentang Ashabul Ukhdud yang menggetarkan ini silahkan klik disini.

Tidak ada komentar: