24 Mei 2011

Wahai Pemuda, BERGERAKLAH !!

Oleh : Syamsudin Kadir

“Akal besar memiliki target,
sedang akal kerdil mempunyai angan-angan.
Jika engkau ingin menjadi sampah maka diam dan berdiam dirilah dengan kesampaanmu itu.
Jika engkau ingin hidup lama, maka bergeraklah di atas kerja besar dan nyatamu, sekarang!”
 
SUATU ketika seorang teman menulis surat untukku. Dia memang seorang teman yang selalu mengingatkanku selama ini. Ia selalu mengingatkanku dalam setiap kesempatan. Di kala aku berjalan di atas jalan yang membahayakan, ia tak lelah mengingatkanku. Ia memang sahabat setiaku. Berikut aku kutipkan pesannya suatu ketika:

Bangsa ini adalah warisan pemuda
Negeri ini adalah titipan pemuda
Agama ini diturunkan pertama kali kepada pemuda
Islam ini dibela pertama kali oleh pemuda
Lalu, apa yang membuatmu berdiam diri?
Mengapa engkau tak sadar bahwa engkau adalah pemuda yang mesti bertanggung jawan terhadap kemajuan negara dan kejayaan agamamu?
Wahai pemuda, sekarang adalah saatnya engkau berdiri tegak di hadapan kehidupan.
Dan katakan kepada dunia bahwa engkau siap menjadi yang terbaik untuk zaman terbaik di masa kini dan masa depan.”


Kata-kata itu terngiang terus dalam benakku, bahkan hingga kini. Ini adalah ungkapan yang sangat dalam dan perlu aku pahami. Ini adalah potret manusia yang tak kenal lelah membangkitkan semangat pemuda di kala mereka diam dan tak melakukan apa-apa. Ya ini adalah ungkapan yang menjadi spirit bagi impianku untuk terus memberi yang terbaik dan melakukan yang terbaik bagi negara dan agamaku.

Pemuda. sebuah komunitas yang paling unik di antara komunitas manusia. Mereka adalah generasi yang paling populer dalam catatan sejarah kemanusiaan. Baik dalam lingkup nasional maupun dalam lingkup internasional. Mereka sangat berbeda dengan komunitas manusia selain mereka.
Tak ada yang memungkiri bahwa pemuda adalah sebuah komunitas manusia yang memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan yang lain. Baik yang masih anak-anak maupun yang sudah tua. Baik yang sudah tiada maupun yang masih ada. Baik yang sudah meninggal maupun yang masih ada.

Hari ini aku tak cukup menyempatkan diri untuk melukiskan defenisi pemuda dan keunggulannya. Aku juga tak cukup berkesempatan untuk melukiskan beberapa penalaran seputar pemuda yang mesti aku jelaskan di sini. Karena aku percaya kalau orang lain selainku lebih cerdas dan piawai untuk menjelaskan semuanya.

Aku hanya ingin mengatakan bahwa pemuda adalah generasi yang tak nyaman dengan realitas stagnan. Mereka adalah manusia yang tak bahagia menerima kondisi yang tak maju. Mereka suka menabrak realita yang memang perlu ditabrak. Lintas generasi telah memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka memang unik dan asing bagi dunia lain, dunia anak-anak dan dunia tua.

Mungkin bagi anak-anak, mereka (pemuda) dikenal sebagai kakak yang menyemangati ketika malas dan lemah, yang menyenangkan ketika susah dan gelisah. Selanjutnya, bagi orang tua, mereka (pemuda) adalah generasi yang kadang melawan kebiasaan orang tua itu.

Pemuda memang unik dan aneh. Bahkan kadang pemuda sulit dikendalikan. Apa yang ingin dilakukan bahkan yang mereka lakukan kadang di luar jangkauan komunitas lain di luar komunitas mereka. Di sinilah peran mereka dalam membuat orangtua kadang marah bahkan sumpah serapah.

Pemuda adalah generasi yang dadanya bergejolak saat kesucian agamanya dihina. Hatinya meleleh dan bersedih dengan setiap kelemahan jiwa padahal ia masih bisa bernafas. Aku kehabisan kata-kata untuk menjelaskan pemuda, dan karena itu, biarkan aku mendefenisikan mereka—pemuda—itu dengan defenisi berikut:

Generasi yang tidak menyia-nyiakan usianya begitu saja, namun mengubahnya menjadi kekuatan dahsyat untuk sebuah karya.
Generasi yang pantang menyerah, mampu bekerja secara komprhensif dan inegral.
Generasi yang bergerak mewujudkan nilai-nilai kehidupan, keadilan dan keseimbangan.
Generasi pelopor dan pembangunan.
Generasi yang memiliki karakter dan jati diri.
Generasi yang percaya bahwa kemajuan itu bukan soal cepat atau lambatnya melainkan sistem dan orientasinya.

Wahai pemuda,
Jika yang kalian inginkan adalah target dan bukan angan-angan, maka mari bersama-sama mempersipakan diri untuk zaman di mana seharusnya kita berkontribusi. Mari merancang diri menjadi generasi pemenang. Sesungguhnya, setiap perubahan dan setiap kemenangan, pemuda adalah pejuangnya.
Siapapun dirimu, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu untukmu:

Bangun dan bangkitklah.
Negeri ini, umat ini menunggu peranmu.
Lawan stagnasi, dan biarkan sejarah langit dan bumi yang mencatat kalau kau memang pemuda.
Jika tidak, maka lebih baik bagimu untuk mati sekarang.
Dan biarkan aku sendiri yang bergerak.
Atau kalau kau masih betekad untuk bangkit,
Hayo bangkitlah! []


Geger Kalong; Kamis, 5 Agustus 2010
Pukul 17.30-17.15 WIB

Tidak ada komentar: