28 Februari 2012

Belajar Menjadi Pohon

Oleh: Syamsudin Kadir

“Menjadi pohon memang bukan pilihan yang mesti, namun jika kita ingin hidup lama melebihi umur fisik kita, maka jadilah orang seperti pohon : tumbuh dan berbuah dalam segala situasi.”

ALHAMDULILLAH Anda termasuk di antara manusia yang diberi kesempatan untuk membaca tulisan ini. Saya tidak tahu apa jadinya tulisan ini jika Anda tidak berkesempatan untuk membacanya. Saya tidak bermaksud mengajak Anda mengkultuskan tulisan ini, saya hanya mengapresiasi Anda yang mau membaca dan mengambil manfaat terbaik darinya. Saya layak memberi ucapan terima kasih untuk Anda. Mudah-mudahan Anda mengambil manfaat, dan saya pun mendapat balasan terbaik dari Sang Kuasa!

Ya, setiap peristiwa dan kejadian yang terjadi di dunia ini pasti memiliki pesan dan pelajaran berharga bagi siapapun, termasuk Anda. Bergantinya siang dan malam, musim hujan dan kemarau, hidup dan mati, sukses dan gagal dan seterusnya adalah di antara rentetan peristiwa dan kejadian yang mengandung pelajaran gratis yang Allah Swt. sediakan bagi siapapun, termasuk bagi Anda.
Ribuan buku yang ditulis oleh para penulis mengenai semangat, motivasi, impian, manajemen dan sejenisnya. Semua itu menurut saya memberi Anda ilmu, pengetahuan, pengalaman dan motivasi secara gratis. Jika dibandingkan dengan manfaat yang Anda peroleh dari apa yang Anda baca, maka seberapa pun besar uang yang Anda pakai untuk membeli buku-buku tersebut itu belum sebanding. Manfaat buku-buku tersebut terlalu naïf jika hanya dibandingkan dengan uang yang Anda miliki.
Ribuan motivator juga memberi Anda motivasi, membagi pengalaman, menginfakkan tips bagaimana seharusnya Anda melakoni kehidupan. Semuanya terbuka lebar dan gratis untuk Anda. Lagi-lagi, apa yang mereka suguhkan untuk Anda adalah jutaan manfaat, dan tentu saja tidak sebanding dengan uang yang Anda bayarkan kepada mereka ketika mengikuti seminar yang menghadirkan mereka, misalnya.

“Dalam diri Anda bahkan terdapat banyak keunikan yang mungkin jarang Anda renungi lebih jauh. Anda sendiri bahkan sumber motivasi, guru gratis bagi Anda juga tempat terdekat bagi Anda untuk mendapatkan jutaan manfaat dan pengalaman. Bukan kah diri Anda selalu bersama dengan Anda setiap saat di mana pun Anda berada?”

Lalu, apa respon Anda terhadap berbagai peristiwa, buku dan motivator tersebut? Apakah Anda berubah dari orang yang malas berubah menjadi pelaku utama perubahan? Apakah Anda termotivasi untuk menghargai potensi diri Anda dengan menuntaskan berbagai aktivitas yang bisa Anda tunaikan? Apakah Anda menjadi orang yang tertampar untuk selalu bangun dari kegagalan dan kekalahan yang pernah Anda alami selama ini?
 Secara umum dalam menghadapi kehidupan yang serba dinamis ini, orang memilih untuk :
Pertama, menyerah begitu saja tanpa sedikitpun upaya mengambil manfaat dan hikmah. Sehingga apa yang terjadi di sekelilingnya berlalu begitu saja. Yang mereka kenang dari berbagai peristiwa hanya satu : bahwa peristiwa itu telah terjadi, kemudian selesai. Manusia seperti ini layak ditolong, sebab bisa jadi mereka seperti itu karena tidak tahu atau belum paham bagaimana seharusnya menjalani kehidupan.

Kedua, selalu mengambil manfaat, hikmah dan pelajaran dari semua peristiwa dan kejadian. Apapun itu, termasuk keunikan-keunikan yang terjadi pada ciptaan Allah di sekelilingnya. Mereka juga tidak meremehkan begitu saja motivasi dan pengalaman dari mereka yang gagal atau sukses dalam meniti kehidupan. Orang-orang seperti ini layak dijadikan sumber inspirasi atau tempat mengambil hikmah.

Pertanyaannya :
Anda berada pada posisi yang mana? Apapun jawaban Anda, yang pasti Anda-lah yang lebih layak memberikan jawab. Sebab Anda-lah yang menjalani kehidupan Anda, dan Anda jugalah yang merasakan manfaat dari setiap peristiwa, kejadian dan pengalaman dari mereka yang pernah mengalami kegagalan juga kesuksesan.
Anda tentu tahu dan pernah melihat pohon. Apa yang Anda pahami dari keberadaan dan filosofi pohon? Bagaimana pohon menjalani kehidupan? Bagaimana pohon menghadapi musim kemarau dan musim hujan? Bagaimana pohon menghadapi angin kencang? Bagaimana juga pohon menghadapi manusia yang sering berbuat zolim kepadanya?
Pohon memiliki akar, dan dari situlah dia memulai segalanya. Apapun kendala yang menghambatnya untuk tumbuh dan apapun kondisi yang selalu dialaminya, dia tetap berpijak di situ, dia tetap berpijak pada akar. Musim kemarau tak membuatnya cengeng untuk meminta hujan agar segera datang. Ulah manusia yang melebihi batas kewajaran tak membuatnya hilang rasa kasih sayang dan memberi manfaat. Begitulah pohon memberi ribuan bahkan jutaan hikmah.

Visi bagi manusia, seperti akar bagi pohon. Semakin kuat visi kita, maka kita pun akan semakin kuat menghadapi berbagai tantangan hidup yang kita lalui. Musim kemarau dan musim hujan idealnya bukanlah kendala utama yang membuat kita berhenti hidup, bahkan semua itu justru membuat kita semakin tumbuh menjadi pohon yang kuat, dan kelak menjadi pohon yang berbuah.

Orang yang tidak berpijak pada akar akan dengan mudah goyah dalam menghadapi berbagai terpaan angin kehidupan yang semakin kencang. Mereka selalu membuat alasan untuk jatuh dan tak bangun lagi. Sebaliknya, orang yang berpijak pada akar adalah orang yang selalu melihat segala yang ia lalui dari sudut visi kehidupan ideal : memberi manfaat bagi yang lain. Ia terus tumbuh, walau hambatan selalu ada. Selebihnya, ia akan berbuah atau memberi manfaat dan membiarkan potensi kebaikannya dinikmati oleh siapapun di sekitarnya.
Dalam melakoni kehidupan yang kaya problematika ini, kita perlu memahami kembali dan bertahan pada satu filosofi kehidupan : menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Apakah kita mendapat balasan atau tidak, mendapat penghargaan atau tidak, itu tidak penting. Sebab, kita adalah pohon rindang nan indah yang kaya akan buah. Biarlah buah atau manfaat kita dinikmati oleh orang di sekitar kita. Kelak mereka akan tahu bahwa kita adalah orang yang layak mereka hargai. Berilah manfaat sebanyak-banyaknya kepada mereka. Kelak kita-lah yang menikmati hasil akhirnya, bukan saja di dunia tapi juga di akhirat. Itulah yang membuat umur kita panjang. Jadi, apakah Anda siap bersama dengan orang-orang di sekitar Anda?

“Ada banyak orang yang telah melakoni peran mulia ini dalam sejarah peradaban manusia, atau pada sejarah hidup orang-orang sukses. Mereka tulus membagi pengalaman kepada siapapun, mereka begitu ikhlas memberi manfaat kepada siapapun di sekitar mereka. Tak sedikitpun harapan dari orang yang mereka beri manfaat, selain kesuksesan. Yang ada dalam kamus kehidupan mereka adalah manfaat apa yang diberikan bukan sesuatu atau apa yang didapatkan.”

Saya belajar untuk melakukan hal yang sama. Saya belajar dari mereka semua, bukan saja tentang bagaimana melakoni kehidupan, tapi juga bagaimana menjadi manusia sosial yang hidup bersama dengan manusia lain. Mereka seperti pohon yang tak lelah memberi saya buah berupa pengalaman dan tips juga motivasi yang membuat saya terus semangat.
Bagi saya, buah yang mereka miliki benar-benar menjadi “makanan” gratis bagi saya, dan mungkin juga Anda. Karenanya saya berbagi, termasuk kepada Anda yang tak lelah mengambil hikmah dari siapapun dan peristiwa apapun dalam kehidupan yang Anda lalui.
Hidup ini adalah misteri. Yang mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada setiap diri hanyalah Sang Kuasa. Adapun setiap diri atau orang lain di sekitar hanya diberi kemampuan “merencanakan” dan “memprediksi”. Adapun hasil dan kepastiannya tetap saja dalam hitungan Sang Kuasa. Menjadi pohon memang bukan pilihan yang mesti, namun jika kita ingin hidup lama melebihi umur fisik kita, maka jadilah orang seperti pohon : tumbuh dan berbuah dalam segala situasi. []

Tidak ada komentar: