24 Februari 2012

CAHAYA ITU BERNAMA HIDAYAH


“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nur [24]: 35)

Pernahkan kita berada di sebuah ruang gelap, tak ada sedikitpun cahaya, meski setitik. Tak ada. Padahal, barangkali ruang yang ada disebelah kita begitu terang, bertabur cahaya dan semua benda disekitarnya begitu nyata. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar mendapatkan cahaya itu, agar ruang yang kita tempati menjadi sedikit benderang ? Ya, kita harus membuka pintu yang terkunci atau jendela yang tertututup itu.

Cahaya tidak akan pernah sampai pada pintu yang terkunci, dan cahaya tak akan menembus ruang kita jika jendela dalam keadaan tertutup.

Ini hanya gambaran sederhana tentang hati kita, hati yang mungkin tengah dilanda galau dan rentan emosi. Ketika jiwa kita dirundung batu pilu, seolah kita berada pada sebuah labirin yang terus membingungkan, semakin kita berjalan semakin terperosok pula kita pada putarannya yang tak tentu arah, yang tak kita ketahui dimana semuanya akan berujung dan semua jalan yang kita lalui berujung pada kebuntuan.

Sebenarnya, kegalauan yang menyelimuti, kegelisahan yang menghantui, kekalutan yang mengerubungi dan setiap guncangan resah yang menimpa adalah buah dari perbuatan kita, jangan sampai menyalahkan orang lain yang ada disekitar kita, selalulah berkaca bahwa semua bermula dan berakhir dari kita, oleh kita dan untuk kita. Karena kitalah yang telah membuatnya, maka sudah semestinya kitalah yang mengakhirinya. Kembali kepada track yang kita inginkan, agar lebih baik.

Sering-seringlah melihat sekitar, karena mungkin kita akan menemukan sebentuk hati yang bening. Berjalanlah dengan mata yang menatap, agar tak ada satupun cerita yang terlewatkan dari pandangan kita. Karena dari pandanganlah semua bermula, kita merasa tertarik pada sesuatu, kita merasa terpikat akan suatu hal dan kita mengikutinya dengan penuh kesadaran.

Jadi, mulailah buka pintu hati kita yang selama ini mungkin terkunci rapat agar cahaya itu masuk. Cahaya terus mengetuk dengan lembut, namun  seringkali kita acuh terhadapnya. Marilah kita mulai buka jendela jiwa kita, agar binar mentari menyapa dalam setiap rung sempit kita, menyadarkan kita yang tengah terlelap dalam ketidak pastian. Cahaya itu dekat, teramat dekat. Dan dibutuhkan keberanian dari hati dan jiwa kita untuk membuka sedikit saja pintu hati dan jendela jiwa yang selama ini kita tutup.

Cahaya itu ada dimana-mana, sejauh mata kita memandang, sesayup kita mendengar dan selama kita mendengkur. Ia berkali-kali mengetuk dan menunggu sahutan kita, menanti jawab salam dan mempersilakannya masuk. Dan cahaya itu adalah hidayah. Hidayah yang dikaruniakan-Nya kepada kita untuk kita nikmati dan kita maknai dalam setiap langkah.

Tak usah malu saudaraku, karena ia tak akan mempermalukan kita. Ia tak akan mengungkit kesalahan kita dimasa lampau, justru ia memberikan harapan baru di masa mendatang serta menjanjikan pengampunan dari-Nya. Tak perlu khawatir ia akan menyilaukan kita, karena ketulusannya akan mengubah kita menjadi menusia bijak dan berbelas kasih. Hidayah diperuntukan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan hidayah jatuh dimana saja dan kepada siapa saja yang mau menggamitnya, memeluknya dengan erat hingga akhir hayat. Sebagaimana Allah berfirmanCahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Semoga kita termaktub dalam golongan yang Dia kehendaki, yang diberikan titisan cahaya keindahan hidup, yang diberikan hak untuk menikmati ketenangan jiwa dan dijanjikan keistimewaan surga-Nya kelak dengan kendaraan hidayah-Nya yang Maha Agung.

Rabbana ...
Tunjukanlah jalan Mu yang lurus
Jalan yang bukan Engkau murkai
Tunjukanlah kami kepada hidayah Mu
Terangilah dengan cahaya Mu yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Tidak ada komentar: