BAB
I
PENDAHULUAN
A
. Latar Belakang
Kurikulum suatu lembaga pendidikan
tertentu pada dasarnya telah ada atau telah di persiapkan untuk dilaksanakan
oleh para staf sekolah atau lembaga pendidikan, terutama guru sebagai pelaksana
kurikulum. Demikian pula perangkat yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
kurikulum seperti buku pelajaran, perlengkapan sekolah, panduan-panduan atau
buku pedoman pelaksanaan kurikulum telah disusun bebarengan dengan penyusunan
kurikulum.
Tugas
pelaksana kurikulum tinggal mengoprasionalkannya berdasarkan ketentuan dan
petunjukyang ada dalam kurikulum. Oleh sebab itu tugas guru dan pelaksana
kurikulum lainnya tinggal membina pelaksanaan. Sehubungan dengan itu, timbul
pertanyaan bagaimana cara melakukan pembinaan kurikulum. Maka, dalam makalah
ini akan di bahas mengenai hakikat pembinaan kurikulum di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar
belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat
pembinaan kurikulum di sekolah ?
2. Apa saja
ruang lingkup pembinaan kurikulum ?
3. Bagaimana
guru dan upaya pembinaan kurikulum ?
4. Bagaimana
peran kepala sekolah dalam pembinaan kurulum ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui hakikat pembinaan kurikulum
di sekolah ?
2. Untuk
mengetahui ruang lingkup pembinaan kurikulum ?
3. Untuk
mengetahui bagaimana guru dan upaya pembinaan kurikulum ?
4. Untuk
mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam pembinaan kurulum ?
D. Metode Penulisan
Adapun
metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi
dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian
informasi dengan melalui jalur internet .
E. Sistematika Penulisan
Adapun
sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
D. Metode
Penulisan
E. Sistematika
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Hakikat
pembinaan kurikulum di sekolah ?
2. Rruang
lingkup pembinaan kurikulum ?
3. Guru dan
upaya pembinaan kurikulum ?
4. Peran kepala
sekolah dalam pembinaan kurulum ?
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pembinaan Kurikulum di Sekolah
Pembinaan
kurikulum adalah upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan
mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana mestinya. Staf sekolah
yang dimaksud meliputi Kepala Sekolah, guru, tenaga bukan guru (pembimbing dan
lain-lain). Sedangkan kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum potensial, yakni
semua program pendidikan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dengan
demikian pembinaan kurikulum seperti yang di jelaskan diatas tidak lain
mengusahakan kurikulum sesuai dengan program dan ketentuan yang telah
ditetapkan (kurikulum potensial). Adapun kendala dalam melaksanakan kurikulum,
misalnya kemampuan guru, terbatasnya fasilitas belajar, lemahnya pengelolaan
sekolah, belum efektifnya bimbingan penyuluhan dan laim-lain.
Sejalan
dengan makna pembinaan diatas maka tujuan pembinaan kurikulum adalah
diperolehnya pelaksanaan kurikulum yang mantap, serta memperkecil atau
meniadakan kesenjangan antara apa yang harus dilaksanakan dengan apa yang dapat
dilaksanakan. Contohnya, menurut ketentuan yang digariskan dalam kurikulum satu
semester sekurang-kurangnya terdiri atas 18 pertemuan tatap muka di kelas.
Mengingat banyaknya hambatan, kenyataan hanya bisa dilakukan 12 pertemuan. Ini
beratri ada kesenjangan 6 pertemuan. Kasun ini termasuk pelaksanaan kurikulum
tidak mantap. Pembinaan harus dilakukan, yakni menambah pertemuan tatap muka
sebanyak 6 kali lagi sebelum diberikan ujian. Apabila dipaksakan memberikan
ujian padahal baru 12 pertemuan dan materi belum selesai mengakibatkan kualitas
siwa menjadi turun atau rendah, sebab mereka tidak mencapai apa yang seharusnya
dicapai.
Menjaga
dan mempertahankan pelaksanaan kurikulum agar sesuai dengan tuntutan dan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum potensial menjadi tugas dan
tanggung jawab semua aparat pendidikan, seperti para pengawas, kepala sekolah,
guru dan tenaga kependidikan lainnya. Namun demikian, upaya pembinaan kurikulum
serta kepala sekolah dengan guru ada perbedaan yang sesuai dengan posisi,
peranan dan tugasnya masing-masing, sekalipun dalam hal-hal tertentu ada yang
bersamaan. Oleh karena itu, lingkup pembinaan kurikulum bagi para kepala
sekolah dan bagi para guru harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum
melakukan upaya pembinaan kurikulum.
B.
Ruang Lingkup Pembinaan Kurikulum
Ruang
lingkup pembinaan kurikulum di lembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua
komponen kurikulum terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan
posisi yang berbeda antara Kepala Sekolah den guru, maka ruang lingkup dapat
dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu pembinaan oleh Kepala Sekolah dan pembinaan
oleh guru.
1.
Lingkup Pembinaan oleh Kepala Sekolah
Kepala
Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan kurikulum di sekolah yang
dipimpinnya. Selain itu Kepala Sekolah juga berperan sebagai koordinator
pembinaan kurikulum.
Lingkup
pembinaan yang menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah antara lain:
a. Pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah
Arah pembinaan tujuan lembaga pendidikan
telah ada dalam kurikulum (apa yang seharusnya dicapai). Dengan melihat dan
mengkaji hasil yang dicapai anak didik pada akhir tahun, dapat diketahui
seberapa jauh pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Berapa banyak siswa yang mengalami kegagalan
belajar pada akhir tahun, misalnya tidak naik kelas, atau naik dengan
pertimbangan, berapa banyak siswa yang dapat menamatkan sekolahnya, ke sekolah
mana mereka melanjutkan, berapa banyak yang diterima di sekolah negeri dengan
prestasi nilai tinggi, itu semua dapat dijadikan ukuran keberhasilan sekolah
yang dipimpinnya. Sebagai pelengkap keberhasilan tujuan lembaga
pendidikan/sekolah, dapat pula dilihat prestasi-prestasi lain yang ditunjukkan
oleh sekolahnya, misalnya dalam kegiatan kesenian, olah raga, pramuka dan
kegiatan lainnya.
b. Efektifitas
dan efesiensi starategi pelaksanaan kurikulum
Ada 4 aspek utama yang harus mendapat perhatian
Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kurikulum di sekolahnya, yaitu antara lain:
(1) Efektifitas
dan efesiensi proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru
(2) Efektifias
dan efesiensi pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dapat dilihat dari
banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing/wali kelas, seperti
penanganan kasus-kasus para siswa, bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan kesulitan pribadi, pelengkapan data pribadi siswa di
sekolah, dan lain-lain.
(3) Pelaksanaan
administrasi kelas oleh para guru
(4) Pelaksanaan
penilaian, seperti penyusunan soal-soal, jadwal ulangan, dan lain sebagainya.
c. Efektifitas
dan efesiensi penggunaan sarana kurikuler
Saran kurikuler mencakup sarana fisik, saran
pengajaran, sarana ketenagaan. Fisik seperti ruang kelas, labolaturium, harus
di upayakan optimal agar menunjang pelaksanaan kurikulum
d. Menilai
keberhasilan upaya pembinaan kurikulum, yang dilaksanakan staf
Kepala
Sekolah sebagai pembina dan koordinator pembinaan kurikulum berkewajiban
menilai keberhasilan pelaksanaan dan pembinaan kurikulum yang dilakukan oleh
guru dan staf sekolahnya.
2.
Lingkup Pembinaan Kurikulum oleh Para Guru
Ruang
lingkup pembinaan yang dilakukan oleh guru, mencakup:
a. Pembinaan
proses belajar mengajar atau hasil belajar
Pembinaan proses belajar mengajar dilakukan
oleh setiap guru. Aspek pembinaan mencakup penyusunan satuan pelajaran,
pengadaan bahan-bahan pengajaran, strategi belajar mengajar, penilaian hasil
belajar siswa, berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam kurikulum potensial.
b. Pelaksanaan
bimbingan penyuluhan
Pembinan ini menjadai tugas dan tanggung
jawab guru pembimbing. Aspek pembinaan menakup penyusunan program BP,
pengumpulan berbagai informasi, pendataan pribadi siswa, pembinaan informasi
dan orientasi, penempatan penyaluran dan bantuan kesulitan belajar. Kriteria
keberhasilan pembinaan dilihat dari berkembangnya kemampuan siswa secara
optimal dan kemampuan siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya.
c. Pembinaan
administrasi sekolah
Sebagai pengajar, guru berkewajiban melaksanakan
tugas-tugas administrasi terutama berkenaan dengan administrasi pengajaran dan
penilaian, administrasi kesiswaan.
d. Pembinaan
pribadi
Pembinaan diri artinya upaya-upaya yang
dilakukan guru itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas tugas profesinya.
C.
Guru dan Upaya Pembinaan Kurikulum
Upaya
pembinaan kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkan kualitas prose
pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Aspek binaanya mencakup proses
belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan,
administrai guru dan pembinaan profesi profesional guru itu sendiri.
Beberapa
upaya pembinaaan kurikulum yang bisa dilakukan oleh para guru di sekolah,
anatara lain:
(1) Pembinaan
Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar adalah
operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar program pengajaran
(GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang dilakukan supaya pelaksanan proses
belajar mengajar sesuai dengan rambu yang ada dalam GBPP, adalah:
a. Menelaah
GBPP
Dalam
GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub
pokok bahasan, bahasan pengajaran dari penyebaran pokok bahasan berdasarkan
kelas/semester.
Telaahan
Guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan:
1. Berapa
banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya
2. Materi
apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan isi pokok bahasan
yang ada dalam GBPP
3. Jenis
alat peraga dan saran belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan
tersebut
4. Pertanyaan-pertanyaan
sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan
tersebut
b. Menyusun
satuan pelajaran
Berdasarkan
GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu semester.
Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat
menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar dan penilaian.
c. Penyediaan
sumber (alat) fasilitas belajar
Sumber-sumber
belajar dalam proses pengajaran terdiri atas manusia, bahan tertulis, media dan
alat peraga, dan pengalaman belajar siswa itu sendiri. Pendayagunaan
sumber-sumber belajar secara efektif dan efisien akan menunjang berhasilnya
proses dan hasil belajar.
d. Penilaian
hasil belajar
Hasil belajar yang
dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dan keberhasilan
proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam perubahan intelektual
terutama mengenai pemahaman konsep, prnsip, hukum, dan lain sebagainya, serta
sikap dan tingkah laku yang dinyatakan oleh para siswa setelah menempuh pengalaman
belajarnya.
(b)
Pembinaan bimbingan penyuluhan
Kegiatan
bimbingan penyuluhan di sekolah ditangani oleh petugas bimbingan atau wali
kelas yang ditunjuk, bahkan juga bisa oleh guru bidang studi yang ada di
sekolah. Tujuannya adalah membantu siswa agar siswa dapat memecahkan masalahnya
sendiri, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran secara
optimal.
(c)
Pembinaan administrasi guru
Ada
tiga bidang kegiatan administrasi yang paling utama, yaitu administrasi
pengajaran, peralatan dan kesiswaan. Kegiatan adminitrasi fungsinya untuk
menunjang kelancaran dan ketertiban pelaksanaan kurikulum di sekolah.
D.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pembinaan Kurikulum
Peranan
Kepala Sekolah dalam pembinaan kurikulum sangat menentukan keberhasilan
penyelanggaraan pendidikan di sekolahnya. Bahkan dikatakan bertanggung jawab
penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pendidikan dikatakan
berjalan, apabila kurikulum potensial dilaksanakan d sekolah oleh semua staf,
dan siswa yang terlibat didalamnya.
Dalam
upaya pengembangan kurikulum ada sejumlah tugas dan tanggung jawab Kepala
Sekolah. Tugas dan tanggung jawab itu antara lain:
1. Pembinaan
Ketenagaan
Prioritas pembinaan di berikan kepada para
pelaksana kurikulum, yaitu tenaga guru, konselor, dan wali kelas. Upaya-upaya
Kepala Sekolah dalam pembinaan antara lain:
a. Mendorong
dan memberi kesempatan kepada guru untuk menambah pengetahuan dan kemampuan
profesionalnya
b. Menyediakan
sumber-sumber belajar bagi guru
c. Menyelenggarakan
diskusi bersama di kalangan para guru
d. Mengundang
para ahli untuk memberikan penjelasan dan pengarahan
2. Pembinaan
Kesiswaan
Pembinaan kesiswaan ditujukkan kepada
pengembangan minat, bakat dan kreatifitas para siswa. Upaya yang dapat
dilakukan, antara lain;
a. Menyediakan
sarana pengembangan kreatifitas
b. Membentuk
kelompok-kelompok studi siswa
c. Menyediakan
dan membentuk tim pembimbing siswa
d. Menjalin
kerjasama dengan pihak luar
e. Menyelenggarakan
ceramah berkala bagi para siswa
3. Pembinaan
sistem pengajaran
Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pendidikan yang dicapai para siswa. Prosedur yang di tempuh
adalah mencari dan mengembangkan model
dan sistem pengajaran yang lebih produktif, efektif dan efisien dalam
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
4. Pembinaan
sarana instruksional
Tujuan utama saran instruksional di sekolah
adalah efisiensi, efektivitas dan produktivitas belajar para siswa. Untuk itu
Kepala Sekolah perlu melengkapi sarana instruksional, seperti perpustakaan
sekolah, alat peraga, alat labolatorium, dan lain-lain. Pengadaan sarana instruksional
dapat dilaksanakan dengan bekerjasama antara guru, siswa, staf sekolah, atau
melalui usaha kerjasama dengan berbagai pihak yag relevan. Misalnya kejasama
dan minta bantuan dari penerbit, penulis buku instansi, dan lainnya.
5. Pembinaan
lingkungan
Pembinaan lingkungan pendidikan bertujuan
mengatur dan mengkondisikan lingkungan sekolah, agar dapat memberikan suasana
belajar yang kondusif, menyenangkan, aman, terib, bersih, rapih, estetis dan
mendukung kekayaan sumber balajar. Pembinaan lingkungan bisa dipadukan dengan
pembinaan kesiswaan. Artinya pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah yang
dilakukan oleh para siswa seiring dengan kegiatan pembinaan kesiswaan. Misalnya
kegiatan kelompok studi lingkungan melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah,
kelompok studi kepramukaan diminta menata kebersihan ruangan, dan lain
sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembinaan
kurikulum adalah upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan
mempertahankan agar kurikulum tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Ruang
lingkup pembinaan kurikulum dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Lingkup
Pembinaan oleh Kepala Sekolah
2. Lingkup
Pembinaan Kurikulum oleh Para Guru
Upaya
pembinaan kurikulum yang bisa dilakukan oleh guru di sekolah:
1. Pembinaan
proses belajar mengajar
2. Pembinaan
bimbingan penyuluhan
3. Pembinaan
administrasi guru
Tugas
dan tanggung jawab Kepala Sekolah dalam upaya pembinaan kurikulum, yaitu:
1. Pembinaan
ketenagaan
2. Pembinaan
kesiswaan
3. Pembinaan
sistem pengajaran
4. Pembinaan
sarana instruksional
5. Pembinaan
lingkungan
B.
Saran
Sebagai
Kepala Sekolah, guru dan staf lainnya sebaiknya dalam merencanakan suatu
pembelajaran agar peserta didiknya berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran,
maka perlunya kerjasama yang kompak dalam menentukan perencanaan yang akan di
sampaikan. Khususnya dalam kurikulum pendidikan, harus tetap terjaga supaya
berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudjana, Nana. 1991. Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV Sinar Baru.
Hamalik,
Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar